14. SA (sayang)

956 60 8
                                    

Kebahagiaan bukanlah disaat kita memiliki kesempurnaan, namun ketika kita dapat menerima ketidaksempurnaan dengan tulus dan ikhlas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebahagiaan bukanlah disaat kita memiliki kesempurnaan, namun ketika kita dapat menerima ketidaksempurnaan dengan tulus dan ikhlas.

Happy Reading


"Lo nangis kayak gini pasti gara-gara tuh cewek, iya kan Nad?" Rizka menerka apa penyebab yang membuat Nada menangis. Dan jawabannya memang benar sekali karena Archilla putri.

"Gue..." Nada menggigit bibir bawahnya, Rizka memang benar.

Ada perasaan ragu yang di rasakan Nada saat ini. Nada merasa kalau dia sudah berbahagia di atas sakit hatinya Chilla. Nada merasa menjadi teman yang paling jahat, setidaknya kalau Harsya tidak bisa menerima cinta Chilla, harusnya Nada juga tidak boleh menerima cinta Harsya.

Pemikiran bodoh macam apa yang sedang menguasahi otak Nada. Yang jelas Nada tipe orang yang sangat perasa sekali.

"Jawab Nad" suara Rizka penuh penekanan.

Nada menoleh ke arah Rizka, matanya sedikit memerah dan sembab.

"Tadi Archilla marah-marah Riz soalnya dia tahu kalau gue sama Harsya udah jadian."

"Terus, kenapa dia nggak terima."

"Ya jelas nggak terima lah Riz, lo kan tahu kalau dia tuh suka banget sama Harsya."

"Tuh cewek bener-bener ya!" geram Rizka memukul meja dengan buku yang ada di hadapannya.

"Tadi Chilla meluk Harsya Riz di ruang UKS." Nada menatap lekat ke arah Rizka, berharap Rizka memberi solusi.

Rizka sedikit kaget dengan apa yang dikatakan Nada. Mata mereka saling beradu, dan untuk beberapa detik hening begitu saja.

Rizka merasa kalau Nada kurang tegas dengan sikap Archilla yang kelewatan, sebut saja Nada tidak enak hati.

Sedangkan yang ada dipikiran Nada adalah bagaimana cara mengusir rasa cemburu yang mengganggu hatinya saat ini. Bagaimana tidak, bayangan Chilla memuluk Harsya masih jelas terekam di lensa matanya. Entah apa yang terjadi selanjutnya ketika Nada meninggalkan mereka berdua.

Akhirnya Erizka membuka suaranya.
"Dan lihat cowok lo dipeluk di depan mata sendiri lo diam aja Nad?" tanya Rizka seolah-olah meminta penjelasan.

"Ya gue nggak bisa apa-apa Riz, lo tahu sendiri kan Archilla itu juga temen gue."

"Terus lo nggak enak gitu, dan lo lebih enak kalau lihat Harsya di peluk Chilla, dan misal Harsya gue peluk lo juga bakal seperti itu, alesannya nggak enak karena gue sahabat lo, iya! Pemikiran macam apa itu Nad, nggak ngerti gue sama jalan pikiran lo."

"Maksud lo apa Riz, gue cerita ke lo berharap lo ngerti perasaan gue, bukan malah nyeramahi gue kayak gini."

"Gimana gue bisa ngertiin perasaan lo Nad, sedangkan lo aja nggak bisa ngertiin perasaan lo sendiri. Dan gue nggak bisa ngasih solusi sama orang yang punya hati terlalu lunak." Rizka bangkit dari tempat duduknya dan meninggalkan Nada sendirian.

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang