15. Rahasia

775 60 12
                                    

Happy Reading Genk

Harsya mendapati Arina ibunya yang tergeletak di lantai. Harsya berusaha menyadarkan Arina yang masih saja enggan membuka matanya.

"Har, langsung bawa ke rumah sakit saja." kata Nada memberikan saran.

"Iya Nad" jawab Harsya, "Dek tolong ambil kunci mobil segera kita ke rumah sakit" Harsya menyuruh Naomi agar membantunya mengambil kunci mobil.

Pintu mobil berhasil di buka oleh Naomi. Bergegas Harsya membopong Arina ke arah mobil di ikuti Nada yang mengekor di belakangnya.

Akan tetapi ada sosok yang terlihat diam dan beberapa kali berdiri mematung. Raut wajahnya mengambarkan rasa keterkejutan yang sangat hebat. Hatinya bergemuruh sangat hebat. Kaget itu lah yang Nuha rasakan saat melihat Arina.

Harsya menyetir dan di sampingnya ada Naomi. Sedangkan di kursi belakang ada Arina yang tak sadarkan diri yang di apit oleh Nuha dan Nada.

"Hati-hati Har jangan ngebut." Nada mengkhawatirkan Harsya yang sedang menyetir mobil.

Tak kalah paniknya dengan Harsya. Naomi juga begitu khawatir. Terlihat sesekali dia menoleh ke arah belakang hanya untuk memastikan Arina baik-baik saja.

Nada menyeka dahi Arina dengan tissue yang mulai mengeluarkan keringat dingin. Lagi-lagi Nuha melihat Arina dengan tatapan kosong. Namun pikirannya di penuhi dengan ingatan-ingatan masa lalunya. Masa kecilnya yang tidak sebahagia anak-anak lain. Masa kecilnya yang di penuhi dengan rasa kecewa dan kebencian sampai dia dewasa.

Teramat sakit dia rasakan ketika mengingat sosok orang yang harusnya bertanggung jawab atas kebahagiannya. Seperti ada benda asing yang bersarang di rongga dada Nuha. Sesak hingga susah bernafas.

"Kak Nuha baik-baik saja?" tegur Nada karena melihat raut wajah Nuha yang sedikit memucat.

"Nggak apa-apa gue baik-aja." jawab Nuha meyakinkan Nada.

Sesudah memastikan Nuha baik-baik saja, Nadapun kembali fokus dengan keadaan Arina.

Harsya sebisa mungkin berkonsentrasi menyetir mobil tersebut. Berusaha tenang, walaupun sebenarnya ada perasaan takut yang menggelayutinya. Harsya takut jika terjadi apa-apa dengan ibu yang sangat dia cintai.

Nuha masih dengan pikirannya sendiri. Sibuk dengan ingatan-ingatan kekecewaan itu. Sesekali tangannya mengepal ingin memberontak. Tapi dengan sekuat tenaga dia menahannya.

***

Arina mempunyai riwayat anemia. Jadi seperti yang dikatakan dokter kalau darah Arina saat ini sangat rendah. Bahkan sangking rendahnya dia membutuhkan transfusi darah secepatnya.

Di karenakan rumah sakit tidak memiliki stok darah AB, jadi dokter meminta salah satu dari keluarga pasien untuk segera mendonorkan darahnya.

Akhirnya Surya ayah Harsya datang, dan terlihat Surya yang sedang berdiskusi dengan Dokter.

Surya mengatakan kalau dari kedua anaknya yang mempunyai jenis golongan AB itu Naomi, sedangkan Harsya mempunyai golongan darah yang sama dengan dirinya. Tapi tidak mungkin menyuruh Naomi untuk mendonorkan darahnya, karena sebenarnya Naomi juga memiliki anemia juga, sama seperti Arina yaitu disebabkan faktor keturunan.

"Terus gimana ini Pah?" tanya Harsya kepada Surya, terlihat Surya sedang berfikir.

"Ya gimana Har, mau nggak mau kita serahkan semua kepada pihak medis."

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang