42. Pesan

548 49 19
                                    

Jumpa lagi di part 42 Decemberly genk.
2minggu nggak update ya... Hehe... Lagi banyak tugas negara soalnya.

Oke! Semoga nggak bosen sama cerita dari iskha ye... Janji bakal sampai tamat kok cerita ini...

Sebelum baca
Follow dulu iskha_cmd
Vote coment, kritik & saran
selalu di tunggu.
_______________________________

Now playing
••••
Takkan kemana
By;
The overtunes

Kesalahpahaman kita itu harus diselesaikan dengan saling bicara. Bukan dengan saling diam seperti ini. Karena aku takut kalau tiba-tiba kamu menghilang tanpa alasan.

Happy Reading
|||

Di dalam kardus tersebut ada sebuah kaos putih yang berlumuran darah. Baunya sangat amis. Darah hewan atau manusia, entahlah yang jelas darah itu sangatlah menjijikan sekali.

Arina langsung melempar kardus tersebut. Sama seperti Nada yang terperangah, Arina juga sangat syok.

Siapa orang yang mengirimkan kardus aneh itu, dan apa maksudnya. Kalaupun ada orang iseng, tidaklah mungkin akan seniat itu melakukannya.

Vano berjalan dan mendatangi Nada serta Arina. Awalnya Vano berniat memarahi adiknya karena mengira Nada sengaja tidak menyahut panggilannya. Tapi saat mendekat dan melihat raut wajah Nada yang ketakutan, Vano jadi penasaran apa yang sebenarnya sedang terjadi diantara mereka.

Ketika menoleh ke arah Arina pun, Vano menyaksikan wanita yang seumuran dengan ibunya itu hanya mematung sambil menutup mulutnya.

Terang saja mereka seperti itu. Bagaimana tidak, dari dalam kardus itulah tercium aroma darah yang anyir, darah baru yang benar-benar menyengat indera penciuman mereka.

Vano memberanikan diri mengambil kardus ukuran sedang itu.
"Ini orang kurang ajar banget." ujar Vano, sembari menutup hidung dengan punggung tangannya.

Ketika Vano hendak membuang kardus tersebut, ternyata di dalamnya terselip sebuah amplop dengan bercak darah yang masih basah juga.

Karena tidak ada yang berani membukanya, baik Nada maupun Arina hanya terbungkam menyaksikan Vano.

Vano mengeluarkan isi dari amplop tersebut. Dia mendapati sebuah photo seorang bayi dan juga selembar kertas.

JANGAN BERUSAHA MENGUSIK YANG SUDAH LALU.

Begitulah goresan pena yang tertera di kertas itu. Kalau dari kata-katanya, pesan tersebut merupakan himbauan, atau bisa juga di sebut sebagai ancaman. Hanya saja Vano tidak mengerti surat itu di tujukan untuk siapa. Pasalnya tidak ada catatan baik sang pengirim ataupun sang penerima.

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang