1. Kita

3.5K 190 17
                                    


Vote sebelum baca :)

SONA

"Cinta dan persahabatan mana yang akan kau pilih?"


Suara langkah sepatu begitu ramai terdengar di lantai koridor sekolah SMA Mandala. Suara tawa dan canda bergema di koridor. Tertangkap wajah ceria dari seorang gadis dan dua laki-laki yang asik bercanda ria. Langkah mereka terhenti kala seorang gadis menahan langkah mereka.

"Son, lo dipanggil Bu Vina noh," ucap seorang siswi membuat dirinya bingung.

"Ada apa Son?"

"Lo bikin ulah?"

"Nggak, enak aja. Guys, gue ke sana dulu ya, temuin gue nanti di kelas."

Gadis itu berlari pergi meninggalkan kedua laki-laki yang tengah menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sebagian besar orang mengartikan bahwa perempuan dan laki-laki tidak bisa membuat persahabatan. Namun, kedua pemuda dan satu pemudi itu membuktikannya sendiri. Tak melihatnya dari jenis kelamin, dari harta yang mereka punya, ataupun dari gelar yang mereka dapat.

Gadis itu bernama Sona Auristela. Gadis yang duduk di bangku SMA kelas XI ini mempunyai perawakan bak putri kerajaan. Manik matanya berwarna coklat, tinggi yang standar, wajah yang imut, membuat dirinya selalu menjadi incaran cubitan dari kedua sahabatnya. Salah satunya yaitu Manu Mahendra Putra. Agak sedikit tempramental, namun nilai tertinggi pada dirinya ialah, ketampanan mutlak yang ia dapat sejak lahir. Hanya saja, dirinya selalu lemah dalam mengerjakan hal apapun itu yang bersangkutan dengan pelajaran sekolah. Sona selalu menjadi tempat singgahnya ketika ujian menjelang.

"Minggir lo, gue mau duduk," ucap Manu seraya tangannya menyingkirkan cowok berkacamata yang tengah terduduk tenang dengan terus memegangi tasnya.

"I--itu bangku gue."

"Alah, duduk di sana noh. Gue udah PW."

Selanjutnya yaitu, cowok dengan tinggi semampai, berwajah bak aktor Thailand yang digadang-gadang juga menjadi idola masa kini remaja yang menyukai series-seriesnya. Memiliki alis begitu tebal juga senyuman manis, yang membuat siapapun wanita melihatnya bisa tertegun. Dia, Agam Prajasa.

"Man, Sona mana?"

"Susul yok?"

Mereka melangkah pergi dari kelas menuju ruang kantor untuk memastikan bahwa Sona tidak sedang diceramahi oleh Bu Vina.

"Sona, kamu tolong beresin ini ya? Ibu gak bisa masuk, tolong bilang yang lain. Kerjain halaman yang ibu sebut tadi."

"Baik bu."

Sona keluar dari ruang kantor. Matanya masih menatap tajam buku paket yang ada di tangannya.

"Son!" Tarikan seorang Manu membuat Sona terpingkal kaget.

"OMG, Manu! Agam! Sial, ngapain kalian ke sini?"

"Lo abis diapain sama si gendut?" tanya Manu.

"Si gendut?" tanya Agam heran.

"Bu Vina maksud gue."

"Ayo masuk, kita harus ngerjain halaman ini. Gue dikasih mandat buat pimpin kalian semua, ikut gue," ucap Sona seraya merangkul kedua leher dari Manu dan Agam secara bersamaan. Sementara kedua laki-laki itu berusaha memegangi buku paket yang Sona lemparkan pada mereka.


Note :
Teruntuk silent reader. Kami memang menyajikan sebuah cerita untuk kalian. Apa salahnya kalian mengapresiasi karya seseorang?

Tekan bintang di kiri bawah, berikan kesan mendalam.
Semoga kalian suka
thx ❤

SONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang