part.7

921 79 2
                                    

Setelah sekian lama aku gak ke kampus, akhirnya aku bisa datang juga kesini. ujian semester emang udah selesai, hanya saja masih banyak hal yang harus di kerjakan di kampus. Sebelum akhirnya kami bisa bener-bener menikmati libur. Apalagi bentar lagi kan kak Dhila nikah, jadi wajar aku jadinya juga ikutan sibuk dan jarang Dateng ke kampus. Tapi untuk hari ini sepertinya aku harus datang, karena aku harus mengantar laporan yang selama ini aku kerjakan di rumah diselingi juga dengan kesibukan membantu acara kak Dhila. 3 hari lagi menjelang pernikahan kak Dhila, dan dia baru cuti. Gila memang, menjadi seorang dokter apa sesulit itu? Meski banyak yang bilang mungkin enak jadi dokter, duitnya banyak tinggal sebut dan masih banyak lagi kata orang. Tapi menurut aku, tidak semudah itu.

Walaupun aku sendiri tidak menjalani, tapi aku tau sesibuk apa kak Dhila sampe dia jarang di rumah. Apalagi dia kan salah satu dokter terbaik lulusan universitas yang ada di Amerika dengan wisudawati sempurna. Atau cumlaude kalau di Indonesia. Kak Dhila memang sempurna, cantik dan juga pintar. Beruntung mas Agra dapetin dia. Dengan perjuangan yang begitu besar, semoga setelah ini mereka bisa hidup bahagia. Setelah banyak rintangan yang menghadang mereka sebelum ini.

Disela perjalananku banyak yang mengucapkan selamanya atas pernikahan kak Dhila. Karena tak sedikit undangan yang aku sebar di sekolah ini. Jangan salah, kak Dhila itu juga sebagai salah satu motivator di kampus. Makanya dia terkenal. Ngomongin terkenal, udah kayak artis aja..

"Selamat ya Hana".

"Selamat ya, semoga lancar".

Semua orang menyapaku dan mengucapkan selamat, seakan yang nikah itu aku.

"Eh tumben Dateng, dari kemarin kayaknya sibuk terus. Selamat ya".

Kurang lebih begitulah ucapan mereka semua, dan tanpa disangka dari kejauhan ada yang memperhatikan dia dari jauh. Entah tatapan bersedih, kecewa, atau yang lain. Itu seperti tatapan yang tak bisa di artikan.

"Hei bos ngelamun aja sih, ngeliatin apa lagi" kano mengikuti tatapan Hans hingga sampai pada seorang gadis. "Cewek itu?" Ucap kano lagi

"Lo kenal?"

"Ya kenal lah, itukan bidadari dari kayangan. Yang cantiknya pake banget, tapi sayang. Dia agak jutek kalo di deketin"

"Dia mau nikah".

"Hah? Yang bener bos?"

"Ngapain juga gue harus bohong. Orang WO nya aja gue?"

"Hei bro, ngapain disini?"

"Dan, bidadari gue mau nikah?"

"Hah, siapa bidadari Lo?"

''noh" tunjuk kano pada seorang gadis dengan gamis panjangnya dan tak lupa jilbab panjang style yang selalu sama. Begitulah ciri khasnya

"Oh itu kan Hana, emang iya dia mau nikah?"

"Nih kata si bos".

Danu melirik sekilas ke Hans yang pandangannya tak henti-hentinya melirik ke gadis itu "Lo suka sama tuh cewek?" Ucap Danu pada Hans

"Menurut Lo? Lagian dia juga udah mau nikah".

"Lo yakin banget dia mau nikah?"

"WO nya gue".

"Emang Lo tau pasti? Setau gue sih ya, yang nikah itu bukan dia. Tapi kakaknya. Nih, undangannya aja baru di sebar. Lo pada gak lupa kan sama kk motivator yang cantik itu".

"Maksud Lo, kk yang dokter itu kan?" Kini kano yang histeris

"Iya lah, yang mana lah".

"Oh iya, gue baru sadar. Pantesan cantiknya sama. Kalo gak salah namanya kak Dhila gitu kan?"

Kutunggu Hijrah Subuhmu (TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang