"hust Syah, kamu apaan sih. Jangan ngomong gitu lah." Hana pun langsung memberi teguran pada Aisyah bahwa jangan lagi berbicara seperti itu. karena omongan seperti itu bisa saja membuat orang salah paham.
"Eh iya iya Na, maaf kelepasan. Gak lagi deh." Duh, emang ni mulut gak bisa di ajak kerja sama. Begitulah Aisyah yang menggerutu dengan dirinya sendiri.
Di tempat lain, Hans justru bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa benar itu semua yang yang dikatakan Aisyah? Jikapun benar, apa sekarang sudah terlambat? Apa ia selama ini yang tak peka. Atau mungkin mereka memang tak berjodoh? Kini Hans mulai mengerti, bahwa mencintai mungkin memang tak harus memiliki. Kini sekarang Hans memang benar-benar menjadi pribadi yang lain semenjak ia mengucapkan dua kalimat syahadat itu. Yang awalnya ia pecicilan dengan teman-temannya, yang awalnya terang-terangan sekali ia mengganggu Hana sampai mungkin Hana pun risih dengan kehadirannya. Tapi sekarang, ia bisa lebih menahan, bisa lebih menjaga apa saja yang ia rasakan. Ia jadi semakin tau, dalam Islam diajarkan untuk saling membatasi.. memiliki aturan-aturan yang membuat kita semakin disiplin lagi.
...
Lama cafe DKI tak dikunjungi oleh trio kacrut. Dan sekarang, disinilah mereka berada di cafe tempat pertama kali mereka bertemu. Dengan cara yang tak biasa, tapi itu membuat mereka akhirnya bisa bersahabat hingga saat ini. Tapi hal yang sangat tak biasa sekarang dalam pertemuan mereka saat ini. Bukan pertemuan seperti orang dewasa biasanya, tapi mereka justru malah main TOD/truth or dare. Pertemanan mereka memang sudah sampai di level yang tak genah seperti ini. Jika bersama taunya hanya gila, tapi bisa mengekspresikan diri kalau depan orang. Mereka kan idola di kampus. Termasuk kedalam jajaran cowok-cowok ganteng yang banyak fans tapi padahal mereka nya juga biasa aja.
"Nah, kena lo kano. Gue nih gue yang mau nanya, sebenarnya Lo suka gak sih sama Aisyah?" Danu memberi pertanyaan yang susah-susah gampang untuk di Jawab.
"Yah pertanyaannya terlalu mudah buat gue jawab. Ya suka lah, gimana sih Dan. Kan Lo tau sendiri kalo gue suka sama dia." Kano menjawab dengan spontan tanpa ragu pertanyaan dari Danu. Ia menjawab apa adanya seperti tak ada yang ia takutkan.
"Ya iya sih, tapi Kenapa sikap Lo sama dia gitu amat sih. Bikin dia kaya kesel gitu kan jadinya."
"Itu dia cara gue mencintai dia. Gue mencintai dengan cara yang berbeda. Berharap suatu saat nanti ada waktu yang pas buat kita. Sekarang mah gini dulu aja gpp." Huwaa, author jadi salting sediri kan nulis bagian Kano. Berasa apaan kan dia itu. Jadi sayang kalo kaya gitu mah.
"Yaudah, ayo lanjut lagi. Gak sabar gue pengen di tanya." Danu langsung ingin memulai permainan setelah dirasa pertanyaan untuk Kano itu sudah cukup.
"Gak ada yang pengen nanya Lo kali Dan. Yang ada gue kasih tantangan nanti joget tiktok di hadapan semua orang. Biar image kegantengan Lo itu menghilang. Kan lumayan, gue nanti jadi bisa naik daun." Kano yang membalas ucapan Danu dengan candaan itu langsung diberi satu tamparan tempat di pipi manisnya. Sedangkan Hans, dari tadi pria itu seperti sedang tak bersemangat sama sekali. Entah apa yang sedang mengganjal pikirannya.
"Hans, Lo ada masalah apa sih? Dari tadi kaya gak semangat gitu? Ada apa? Cerita aja kali sama kita, jangan muka pake di tekuk gini. Jadi gak semangat mainannya kalo lo nya aja kaya gini."
"Gak ada No, ada sedikit yang ngeganjel pikiran gue aja. Tapi gak penting lah, kayaknya gue capek aja ini. Kalo gue balik duluan gpp kan? Mau istirahat deh ini kayaknya. Badan gue kaya gak fit gitu."
"Hmm, gimana Dan? Gpp lah ya. Kasian juga liat muka babang Hans begitu. Balik aja lah sana. Tinggal kita berdua aja yang main gak apa deh. Yang penting gak jomblo aja."
"Lo mah apaan, males ah gue. Kalo Lo mau balik, yaudah sana balik aja Hans. Tapi Gue balik juga lah, males banget nongkrong berdua doang sama Kano kaya gini. Tar dikira homo lagi. Ogah banget gue , masa depan gue masih panjang."
Dan akhirnya mereka pun memutuskan untuk pulang dari cafe. Saat itu, tujuan Hans hanyalah menuju rumahnya. Menenangkan hati dan pikirannya. Mungkin ini saatnya dia mengikhlaskan, Anggap saja semua itu sebuah kenangan. Mungkin mereka hanya ditakdirkan menjadi seorang sahabat, sodara, intinya biar semua itu berjalan seiring dengan waktu. Apapun keputusannya, terima saja dengan hati yang lapang.
...
Next?@ nurhidayah202
Follow Ig. 👆
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutunggu Hijrah Subuhmu (TERBIT)✅
Spiritual"cerita masih lengkap* Spiritual Romance... Penuh inspirasi... Mode hijrah on... . Kewajiban laki-laki untuk sholat di masjid itu sama dengan kewajiban perempuan untuk menutup aurat. . * Saya ingin menjadi seperti Aisyah, meski tak ada lagi lelaki s...