part.12

538 64 1
                                    

Hari ini aku udah kembali ke aktifitas ku seperti biasa. Ke kampus untuk menyelesaikan beberapa mata kuliah lalu pulang. Dan begitu seterusnya, monoton kan? Palingan yah hal-hal kecil yang gak terduga sih biasanya ada aja gitu mewarnai hari-hariku. Lumayan lah, bisa bikin harinya gak monoton lagi. Aku itu cuman mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, dan rasanya gak ada yang terlalu istimewa dengan jurusan itu. Kebanyakan orang-orang menganggap sebelah mata dengan jurusan ini. Yah kalau ditanya motivasi sih, aku gatau apa motivasi aku masuk jurusan ini. Alasan aku hanya karena aku suka nulis. Itu aja kok gak lebih.

Aku suka nulis, nuangin segala ide-ide yang ada di kepala ku ini kedalam sebuah tulisan. Aku punya satu kelebihan, yaitu menghayal. yang mungkin sebenarnya semua orang juga punya kelebihan itu, tapi gak segila khayalan aku selama ini. Keinginan aku selama ini cuma satu, karyaku bisa dikenal orang banyak. Karyaku bisa ada di Gramedia, dan yang terpenting aku bisa ngapain aja berkat Karya yang aku punya itu.

Dan satu lagi keinginan gila yang aku punya, demi apapun aku pengen banget masuk tv tapi gatau gimana caranya.  Yah salah satunya itu dengan karya-karya yang aku buat, dengan harapan semoga aja salah satu karya yang aku buat ini bisa diangat jadi film seperti punya orang-orang. Aku cuman mau negesin sama orang-orang, kalo jurusan sastra Indonesia itu gak seperti yang orang-orang pikirkan.

Sekian...

Terdengar suara tepuk tangan dari temen-temen sekelas ku. Iya, sekarang aku sedang ada kelas, dan tadi karena aku melamun, aku disuruh maju ke depan dan disuruh bercerita apa aja yang ada di pikiran ku saat ini. Tapi gatau kenapa, aku malah nyeritain itu.

"Wah keren...

"Gila' ya, dia kaya gitu aja keren banget loh"

Dan banyak lagi kalimat-kalimat pujian dari temen-temenku tentang apa yang udah aku ceritakan di depan tadi.

"Apa motifasi kamu bercerita seperti itu?" Itu suara dosenku. Sebenarnya dia baik, aku cukup dekat dengan dia, namanya Bu Silva, kurasa tadi dia sedang mengerjai aku. Sampai menyuruh aku maju seperti ini.

"Ah enggak tau Bu, itu cuman spontan aja melintas dan langsung diceritain deh. Sebenarnya itu lebih ke curhatan aku gitu sih Bu" begitulah ucapku dengan malu-malu. Ya itu memang gak salah, semua itu memang dari lubuk hatiku yang terdalam. "Abisnya ibu nyuruh Hana cerita apa aja, yaudah Hana ceritain itu aja. Soalnya yang terlintas cuman aja."

"Bagus Hana Bagus, kamu memang spesies anak sastra yang sesungguhnya. Karena kebanyakan anak sastra kan cuman sebagai pelarian aja. Biar gak nganggur dan cari kuliah yang gampang. Padahal ketika udah masuk, jurusan ini juga gak segampang itu kan? Tuh contohnya trio abal-abal di belakang" Bu Silva menunjuk ke arah Hans, Danu dan Kano" Mereka contoh orang itu, yang pada akhirnya sering kejar-kejaran dengan tugas.

Ucapan Bu Silva tentu saja dapat mengundang tawa dari semua teman-teman sekelas. Dan yang jadi objek pembicaraan pun hanya bisa diam. Tapi mereka tak pernah punya malu sedikitpun, karena mereka sudah sering diperlakukan seperti ini tapi mereka tidak pernah jera.

"Yaudah Hana, kamu boleh duduk. Ingat ya, jangan ngelamun lagi kalau sedang ada kelas. Baiklah anak-anak kelas cukup sampai disini. Kita lanjutkan lagi Minggu depan. Dan untuk Hans, Danu, dan kano, jangan lupa tugas tambahan untuk kalian" begitulah ucap Bu Silva sebelum benar-benar meninggalkan kelas.

"Nah loh Lo bertiga, sukurin gangguin aja gue terus. Karma kan kalian jadinya" itu Aisyah. Iya, dia memang tidak pernah cocok dengan tiga serangkai itu entah selalu ada saja yang membuat dia semakin tidak suka. Terutama Kano, mereka berdua sangat sering sekali adu mulut seperti saat ini.

"Eh maksud Lo apan ngomong kaya gitu? Biasa aja dong" kano yang usil makin senang saja menggoda Aisyah

"Elo tuh yang biasa aja, makanya Lo tuh jangan sok kegantengan jadi orang. Salah jurusan Lo ya? Ih amit-amit deh siapa aja yang nanti bakalan berjodoh sama lo. Dia pasti bakalan apes banget idupnya" Aisyah berbicara panjang lebar seperti itu dan hanya dibalas senyum termanis Kano yang bagi siapa saja yang melihat senyum itu bisa saja klepek-klepek. Yah, kecuali Asiyah tentunya

Kutunggu Hijrah Subuhmu (TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang