Sejak saat itu, iya sejak saat itu Hans bagai di telan bumi. Tak ada kabar sedikitpun mengenai dimana keberadaanya, alih-alih juga kabarnya. Mereka benar-benar tak bertemu Hans saat itu. Walaupun mereka memaksa pergi ke rumah sakit, tapi nyatanya mereka tak berhasil menemukan sosok itu. Keluarganya pasti lebih dulu membawanya pergi.
Lama Hana menunggu, ia sungguh tak percaya dengan hal ini. Namun inilah yang sebenarnya terjadi. Terima atau tidak, ia tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Yang bisa ia lakukan sekarang hanyalah membiasakan diri dengan keadaan seperti ini. Ia memang terlihat seperti orang yang sangat kuat, tapi bahkan semua orang tau jika ia dalam kondisi yang sangat rapuh.
Kehilangan Hans tanpa kabar seperti ini membuatnya terus berpikir, jika pangeran subuhnya itu tak benar-benar ada. Dulu ia pernah bermimpi, ada di suatu tempat yang sangat asing baginya. Di sana, ia melihat seseorang yang sangat bersinar. Hingga saat ini ia selalu berpikir, jika itu adalah pangeran subuhnya. Bagaimanapun ternyata ia salah, kenapa bisa ia percaya dengan mimpi itu, walaupun bisa saja sebuah mimpi adalah petunjuk. Namun tak jarang juga mimpi itu hanyalah bunga tidur saja.
Kegiatanya saat ini hanya fokus kuliah. Segalanya tampak berbeda ketika Hans taka da. Suasana kelas, bahkan terjadi perubahan juga pada kedua sahabat Hans itu, Kano dan Danu. Mereka juga tampak berbeda, seperti kehilangan sesuatu yang sangat berarti. Hari-hari mereka seperti taka da semangat lagi. Bakan ketika Hana menanyakan tentang Hans, raut wajah mereka langsung berubah. Seakan itu adalah jawaban, bahwa mereka juga sedang menantikan kabar itu.
Beberapa kali Hana juga datang ke toko Hans, tapi sama sekali taka da informasi dari sana. Bunga, orang kepercayaan Hans itupun sama sekali tak mengetahui dimana atau bagaimana keadaan majikanya itu. Untungnya toko itu berjalan seperti biasa, Bunga memang orang yang tepat untuk dijadikan orang kepercayaan. Ia orang yang sangat amanah. Terbukti dengan semua ini, bunga tetap setia pada tanggung jawabnya.
Kata bunga, Hans selalu berpesan, apapun yang terjadi jika saya tak datang kemari lakukan yang menurut kamu itu baik. Hans menyerahkan semuanya ada Bunga. Meski Hans juga berpesan, jika ada masalah harus menghubunginya dulu. Meski begitu, Bunga juga tetap memiliki kewenang itu. Tanggung jawab penuh ada pada Bunga ketika Hans tak ada.
Hans memang pilihan yang tepat. Bunga adalah orang asing sebelumya, tapi ia bisa percayakan begitu saja bisnisnya ini. Seakan ia sangat yakin, jika Bunga adalah orang yang tepat untuk mengurus bisnisnya ini.
Memang benar bukan, first look tak bisa menjamin segalanya. Penampiln Hans tak hanya bisa di bilang kurang rapi, tapi sama sekali tak rapi. Sikapnya juga yang terkadang tak memperdulikan orang lain. Ia selalu memiliki keyakinan yang tinggi atas apa yang akan ia lakukan.
...
"Mbak datang lagi? Tapi maaf mbak. Belum ada informasi apa-apa tentang mas bos." Bunga menyapa kedatangan Hana seperi biasa. Ia sudah hapal sekarang, apa tujuan Hana datang.
"Saya mau beli bunga, bisa kamu pilihkan bunga terbaik untu saya?" Hana akhirnya mengalihkan tujanya. Ketika apa yang dicarinya itu, lagi-lagi tak membuahkan hasil.
Sambil merangkaikan bunga terbaik, Bunga bercerita, "Mbak tau? Pertama melihat mbak datang kemari dan memperkenalkan diri rasanya saya marah dan tidak suka. Saya pernah bilang sama mas bos kalo saya menyukainya. Dia malah menolak saya begitu saja, dia bilang dia akan segera menikah dan memeringatkan saya jangan agar jangan mengganggunya lagi. Dia bilang, toko pasti akan sibuk dengan acaranya. Saya sangat tak menyangka mbak akhirnya bisa seperti ini." Tepat setelah mengatakan itu, Bunga menyelesaikan karanganya.
Hana hanya mendengarkan dengan seksama cerita itu. Maka sekarang, ia semakin merindukan pria itu. Jika saja kejadian itu tak terjadi, pasti mereka sudah hidup bahagia sekarang. Meski begitu, hati kecilnya selalu mengatakan, dimanapun Hans berada saat ini ia pasti sedang baik-baik saja. Nalurinya megatakan itu, bahkan sangat yakin. Disaat orang lain menyuruhnya untuk menyerah saja, ia kini tetap pada pendirianya, yaitu bertahan. Entah sejauh mana kini ia bisa bertahan ia sendiri pun tak bisa memastikan itu semua.
Selain pasrah, menunggu dan tetap menjalani hidup. Apa yang bisa kita lakukan dalam kondisi seperti ini? Berusaha tentu saja sudah. Sudah berbagai cara yang ia lakukan untuk menemukan dimana Hans berada, tapi hasilnya tetap juga nihil.
Ia pernah juga merasa putus asa, tapi akhirnya ia bisa kembali sadar. Jika ia hanya harus bersabara sebentar lagi. Bahagia itu pasti akan menghampirinya suatu saat nanti ketika ia sudah menunggu dengan sabar.
...
"Na sampai kapan? Sudah cukup lama kamu menjalani hidup dengan seperti ini. Jika kamu berheni, itu bukan berarti kamu menyerah. Hanya saja, waktu memang yang memaksamu begitu." Aisyah sungguh tak tega melihat keadaan sahabatnya itu. Sudah cukup selama ini, dan ia harus segera membantu sahabatnya ini bangkit.
"Andai kau tau Syah, aku juga ingin berhenti tapi aku tak bisa. Kau tau bukan aku sudah berusaha dan aku sudah menunggu selama ini. Kau piker aku tak lelah? Sungguh aku lelah Syah, tapi aku harus bagaimana?" Hana meluapkan segalanya. Orang-orang ini sama sekali tak mengerti bagaimana perasaanya. Sama sekali tak mengerti keadaanya saat ini.
"Kau tau satu hal? Kau hanya perlu menguatkan hatimu Na. kau bisa, tapi kau terlau cepat untuk berhenti. Aku tau jika aku bicara saja seperti ini memang mudah, karena aku tak merasakan apa yang kau rasakan. Ingat satu hal, hidupmu masih panjang. Terlalu sia-sia jika kau habiskan dengan seperti ini saja."
Orang-orang selalu saja seperti itu. Selalu seperti yang paling mengerti, padahal mereka bahkan tak mengerti apapun. Ia tau, semua orang berusaha ingin yang terbaik untuknya. Ia bukan kalah dengan keadaan, ia hanya perlu membuktikan, jika sebentar lagi. Akhir itu pasti akan segera menghampiri dirinya.
...
"Na udah siap? Kita berangkat sekarang." Itu adalah suara Hanan. Sekarang mereka akan pergi ke pernikahan Aisyah dan Kano. Sahabat baiknya Hans dulunya dan mungkin juga sampai sekarang.
Betapa dulu Aisyah sangat mengdolakan sodara kembar sahabatnya itu. Walau akhirnya entah bagaimana ceritanya, ia justru menikah dengan Kano. Bahkan cerita mereka juga tak serumit seperti yang sedang Hana jalani saat ini.
Sahabatnya tengah berbahagi, telah melepas masa lajangnya. Kini Hana hanya bisa memperhatikan dari kejauhan kebahagiaan semua orang. Dalam acar ini, ia masih mengharapakn sesosok yang sangat ia rindukan bisa hadir. Ternyata begini rasanya, merasa kesepian di tengah keramaian. Semua orang tengah berbahagia, bahkan Hanan sekalipun. Namun tidak bagi dirinya, yang sampai saat ini masih begini. Ia hanya menjalankan hobby barunya itu. Yaitu memperhatikan orang-orang lalu lalang, orang-orang yang tengah berbahagi disana.
Jika tadir ini adil, maka takdir tak akan membiarkan Hidup Hana seperti ini. Maka tinggal menunggu waktu saja maka semua ini pasti akan berakhir.
To be continue...
END
...
Hola, akhirnya cerita ini selesai juga ya. Maaf endingnya Cuma kaya gini. Karena emang udah di seting dari awal, kalo cerita ini bakalan sad ending.
Sabtu, 7 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutunggu Hijrah Subuhmu (TERBIT)✅
Spiritual"cerita masih lengkap* Spiritual Romance... Penuh inspirasi... Mode hijrah on... . Kewajiban laki-laki untuk sholat di masjid itu sama dengan kewajiban perempuan untuk menutup aurat. . * Saya ingin menjadi seperti Aisyah, meski tak ada lagi lelaki s...