part.11

561 66 0
                                    

Pagi-pagi sekali Danu sudah mengomel dengan kedua sahabatnya itu. bagaimana tidak, dengan gak tau malunya mereka datang tanpa di undang. terus sekarang seenak jidat Mereka membuat berantakan istana kebesaran Danu.

"Eh Lo pada, astaga ya Tuhan. Balik gih sana, pada punya rumah kan ya? Ampun deh gue kamar gue jadi berantakan gini" pagi ini aku sudah dibuat kesal dengan kehadiran Hans dan kano di rumah. Setelah semalam mereka memaksa buat ke rumah dan memanfaatkan kebaikan mama. Udah tau mama baiknya kaya malaikat, mana baik banget sama mereka. Emang laknat sih mereka berdua.

"Berisik banget sih Lo kaya ibu-ibu kos pagi-pagi gini. Masih ngantuk tau gak sih" begitulah ucap kano. Yang Sengaja dalam hatinya itu memang untuk mengerjai sahabatnya itu.

Danu memang paling tidak suka jika barang-barang miliknya di ganggu orang lain. Apalagi kamarnya, dia paling gak suka jika satu tempat itu berantakan. Dia itu orangnya sangat rapi, tapi sayangnya dia punya teman yang gak ada akhlak kaya Hans terutama kano. Ya mereka mana mau tau semua itu. Apalagi jika mereka tau mama Danu itu baiknya pake banget. Jadi itu lah yang selalu di manfaatkan mereka selama ini.

Seperti tadi malam contohnya, bukanya membela anaknya, dia malah memarahi anak semata wayangnya itu.

"Eh Lo pada astaga, gue kan udah bilang gak terima tamu. Ya ampun balik gih sana. Ntar di datengin satpam komplek baru tau Lo pada" Danu sudah stress mendengar kedua sahabatnya itu mau nginep di rumah. Tentu saja dia paling tidak suka hal itu. Terakhir kali mereka menginap, dia masih ingat betul, makanan bertebaran dimana-mana. Handuk, dan semuanya itu tidak pada tempatnya. Jika ada kalimat yang lebih buruk dari kapal pecah, mungkin itulah yang pas. Dan yang lebih parahnya lagi, mereka memakai baju-baju Danu dan..  tentu saja celana dalam juga. Seketika itu Danu murka dengan mereka berdua dan langsung mengusir mereka pergi.

Tapi malam itu tampaknya lagi-lagi waktu tak berpihak padanya. Pasalnya karena keributan mereka bertiga, mama Danu akhirnya keluar dan itu salah satu hal yang tidak Danu harapkan tentunya.

"Eh ma, malam ya. Ya ampun maaf ya ma jadi bikin berisik gini. Itu tuh ma, Danu gak bolehin kita nginep padahal kita kan kangen banget sama mama, apalagi sama masakan mama" begitu ucap kano yang sangat cari muka sekali. Mereka memang sudah biasa memanggil mama Danu itu dengan sebutan mama. Dan mama Danu juga yang menyuruhnya, karena ia akan semakin senang jika makin banyak yang memanggilnya mama. Apalagi anaknya itu hanya Danu, maka dari itu ia senang jika teman-teman Danu datang. Rumah jadi terasa lebih ramai.

"Carmuk banget lu elah. Udah balik sono, jangan cari pembelaan gitu" alhasil karena berbicara seperti itu ia berhasil mendapat satu toyoran dari sang mama. "Kok malah aku sih ma yang kena" Danu tentu saja semakin kesal karena mamanya justru tidak berpihak padanya.

"Lagian mama kan udah bilang, biarin aja kalo mereka mau nginep. Maka tuh seneng kalo rumah rame. Gak sepi kaya kuburan gini. Emang kamu, di rumah juga gapernah nemenin mama. Gatau mamanya kesepian gini" begitulah ucap sang mama yang akhirnya curhat karena sering kesepian di rumah.

"Iya deh iya ma, nanti aku bakalan sering temenin mama, tapi Pliss suruh mereka pulang ya, Danu gak sanggup ma kalo mereka ada di sini" Danu benar-benar memohon pada sang mama. Karena hal buruk benar-benar akan terjadi jika dua makhluk ini akan tetap menginap.

Tapi usahanya sia-sia. Sang mama tetap mempersilahkan mereka masuk dan berjanji akan membuatkan masakan istimewa untuk mereka. Hal itu tentu saja membuat mereka berdua merasa menang dan bahagia tentunya.

"Ini apa sih Danu? Kenapa ribut-ribut gitu" tanpa aba-aba sang mama tiba-tiba muncul dari balik pintu. mamanya Danu langsung saja datang menghampiri sumber keributan pagi buta seperti ini. Dan terlihat anak semata wayangnya itu sedang mengomeli kedua temannya yang Masih tidur

"Ya Tuhan Danu, kamu ini kenapa sih sama teman sendiri juga? Mereka itu pasti capek. Kamu malah ribut pagi-pagi begini. Ada apa?"

"Mah Danu juga capek. Lagian mama gabisa liat apa. Liat itu ma, kamar Danu jadi kapal pecah begini. Ulah mereka berdua tuh semalaman" Danu benar-benar dibuat kesal oleh temannya, ditambah lagi ibunya itu tidak mendukung sama sekali apa yang ia lakukan.

Kano yang baru saja ngerjakan matanya langsung berkata "maaf ya ma, kita capek banget semalam. Jadi yah gini deh berantakan semua" begitulah ucap kano pada ibu sahabatnya itu

"Capek aja Lo ngomong. Gue nih yang jadi tambah stres ngeliat kamar gue bentuknya kaya gini. Lo mah apa, emang temen gapunya akhlak Lo semua"

"Eh Danu apa ini astaga mulutnya, gaboleh gitu sama temen sendiri. Wajar dong kalo berantakan gini, namanya juga orang banyak kan. Kamu juga seharusnya seneng ada temennya. Gak sendiri terus. Yaudah, Kano, sarapan gih, mama udah siapin buat kalian dibawah. Itu si Hans bangunin dulu, kasian dia pasti capek banget. Nanti abis makan kalian bisa istirahat lagi. Kamu juga Danu, gaboleh marah-marah gitu lagi" setelah berucap seperti itu sang mama langsung meninggalkan tempat itu. Dan setelah mama benar-benar sudah tak nampak lagi di depan pintu sana, Hans akhirnya bangun

"Gimana?" Ucapnya pada kedua temannya itu

Haish, tunggu pembalasan ku, ucap Danu dalam hatinya

.

Di tempat yang berbeda, wanita itu tengah bingung harus berbuat apa. Pagi itu, benar kata sang sodara tadi malam. Ia tengah di interogasi Abi nya akibat perbuatannya kemarin saat di pesta kakaknya itu.

"Gimana dek? Jelasin sama Abi. Sebenarnya apa yang terjadi kemarin?"

Hana menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan dari Abi nya "ni kemarin itu cuman salah paham. Itu semua gak seperti yang orang-orang pikirkan" begitulah ucap Hana, dan ia tak berbohong akan hal itu. Itu semua memang murni terjadi karena salah paham.

"Iya, jelasin sama Abi gimana kejadian sebenarnya" Abi nya itu tetap berbicara Pelan. Tapi tatapannya sudah sangat mematikan

"Jadi kemarin Hana memang lagi berdiri di situ, abis bicara sama mas Hanan juga kok. Tapi gak lama, mas Hanan dipanggil Abi terus pergi. Eh gak lama setelah itu, temen Hana nyamperin namanya Hans. Dia cuman mau ngucapin selamat aja buat pernikahan kak Dhila" nah tempat di bagian ini ia memang berbohong. Tak mungkin ia menceritakan sebenarnya, nanti apa yang ada dalam pikiran Abi nya jika dia berkata yang sebenarnya. Terlebih Hans itu... Kita tak seiman

"Terus kenapa sampe nangkap bunga segala gitu?" Pertanyaan demi pertanyaan masih saja dilontarkan Abi nya itu. Mungkin sampai benar-benar Abi mendapatkan jawaban yang tepat dan dapat benar-benar di percaya.

"Itu bi, waktu kita lagi ngomong kak Dhila kan memang udah turun, dan semua itu terjadi gitu aja. Riuh orang, terus mereka makin merapat ke arah tangga. Dan waktu bunga di lempar, yah gak sengaja aja kita yang ambil karena emang bunganya juga ngarah ke Kita. Semua itu cuman salah paham bi" Hana juga tak kalah tetap meyakinkan Abi nya itu agar tidak salah paham

"Benar begitu? Dia bukan pacar kamu kan? Abi gapernah liat dia sebelumnya" tatapan Abi merendah, tapi pertanyaannya masih saja si lontarkan

"Bi... " Bukan, itu bukan suara Hana, tapi suara Umi. Umi berkata sambil memegang tangan Abi

"Dia cuman temen Hana bi, temen sekelas Hana di kampus. Aisyah juga tau kok, coba aja tanya Aisyah kalo gak percaya"

Wanita itu bingung Bagaimana lagi harus menjelaskan pada Abi nya ini kalau itu semua hanya salah paham. Dan Hans itu hanya temannya. Bagaimana membuat Abi nya itu percaya

.

Hola Hay
Perlahan tau karakter dari personil trio kacrut itu yah. Gimana ni? Danu keren yah, perfek banget. Pembersih dan rapi gitu. Gak nyangka kan? Kano nyebelin gak tuh? Pastinya nyebelin banget dong ya. Kalian ada di pihak Danu atau Kano ni kalo di suruh milih?

Kutunggu Hijrah Subuhmu (TERBIT)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang