koo

3.7K 156 25
                                    

'Ahh sial .. bahkan aku melupakan sarapanku!'

Druuggh!!

"Akkhh!--"

"Hei, dimana ibumu dek? Kenapa bermain lari-larian di pagi hari? Ayo biar Oppa antar".

"T tap pi, a ak-- aisshh.. sudahlah aku telat kekantor" yang lebih kecil kembali berlari tergesa-gesa.
' tunggu, apa maksudnya dengan Oppa?'--- rancaunya dalam hati sambil terus berlari.

"Ooo... Sedang main kantor kantoran rupanya".







"Jinhwan kenapa terlambat lagi? Sudah bosan bekerja disini?"

Yang di tanya langsung menggeleng cepat "tidak tuan sungguh tidak seperti yang tuan katakan, sekali lg saya minta maaf".

"Hhmm.. tapi ingat hari ini ketua akan datang dan mengecek semua hal kantor termasuk absen jd bersiap siaplah" sungguh itu adalah satu intrupsi yang benar benar membuat jantung Jinhwan berdetak dua kali lebih cepat.

"Ahh baik tuan!" Jawab Jinhwan sambil menegakkan tubuhnya dengan tangan di hormatkan kekepala.

"Dasar bocah kkkk--" .

~
Ini sudah pukul lima sore sudah waktunya Jinhwan pulang dia sangat beruntung hari ini karena atasannya tidak jd hadir. Tapi tetap saja dia harus mempersiapkan diri kapan saja atasannya itu bisa datang.

Di perjalanan pulang Jinhwan berfikir akan membeli makan malam atau menumpang makan dirumah temannya?,
Tapi tunggu Jinhwan melewati kedai ramen kesukaannya sepertinya tidak ada salahnya jika ia membeli ramen pedas untuk makan malamnya. Ya, akhirnya Jinhwan memutuskan untuk mampir membeli ramen.

"Bibi buatkan aku satu ramen super pedas cepat ya aku lapar".
Bibi pemilik kedai langsung melesat membuatkan ramen Jinhwan .

"Biasanya kau membeli dua satunya untuk dirumah" ucapan bibi ramen dari balik gorden dapur.

"Ah bibi ingat saja tentu saja aku akan beli dua, tapi biarkan aku pesan satu dulu agar yang satunya tidak dingin saat sampai rumah". Jawab Jinhwan. Ramen datang Jihnwan melahapnya habis tak tersisa.
"Ramen bibi selalu enak! Terimakasih bi aku permisi"

"Baik nak hati hati dijalan!" Jawab bibi ramen sambil melambaikan tangannya.



~
Jinhwan sudah sampai di apartemennya dia meletakan ramen yang di bawa pulang di meja, lalu bergegas mandi.setelah mending Jinhwan mulai membereskan rumah dan membuka laptopnya kembali karna harus menyelesaikan beberapa laporan yang tertinggal. Sambil menyesap ramen yang tadi ia beli Jinhwan terus berkutat dengan pekerjaannya.

Tunggu, Jinhwan merasakan sesuatu yang aneh panas, perih dari bagian dalam tubuhnya. Jinhwan semakin gelisah keringat sudah membasahi pelipisnya.
Dia memperdingin ruangan bahkan sudah mengambil es, ini tidak memperbaiki suasana dalam tubuhnya perutnya mulai terasa seperti diaduk aduk.
Jinhwan sudah tidak kuat dia memutuskan keluar untuk meminta bantuan nyonya Jung tetangga dekatnya.

Tok.. Tok.. Tok...
"Nyonya apakau didalam? Ssshhh--"

TOK...TOK..TOK.. Jinhwan semakin keras mengetuk pintu tersebut. "Nyonya cepat bukaka---'  clekk..' huekkk.. Jinhwan memuntahkan isi perutnya bersamaan pintu yang terbuka.

"HEI BOCAH APA YANGKAU LAKUKAN?! YATUHAN INI MENJIJIKAN!!" teriak seorang yang telah membuka pintu.

'hiks.. kenapa suara Ny. Jung berubah' 
Batin Jinhwan dan mulai mengangkat kepalanya .

"P pamann?!" Jinhwan terkejut bukan main karena ternyata orang di depannya adalah org yang pagi tadi ia tabrak, dan dia terlihat sangat marah.
Jinhwan bangkit sambil membungkuk bungkukan tubuhnya meminta maaf .

"M maaf p paaman a akku salah kkamar" titah Jinhwan tergugu. "A aku akan meminta petugas membersihkannya, tunggu sebentar paman". Jinhwan berjalan menuju telpon darurat yang tak jauh dari lift.
Petugas pun datang membersihkan semuanya Jinhwan masih disana memperhatikan petugas dan laki laki pemilik kamar yang sudah berganti pakaian dengan perasaan gelisah yang kembali datang berkat ramen pedas yang dia santap hari ini.
Petugas telah selesai melakukan pekerjaannya Jinhwan mengucapkan banyak terimakasih dah memberikan beberapa lembar uang pada petugas tersebut.

Jinhwan berjalan menuju laki laki yang kini menatapnya dengan rasa sedikit takut Jinhwan meminta maaf kembali dan menjelaskan bahwa dia telah salah kamar.
Dan pria itu mengerti. Jinhwan akan kembali ke kamarnya tapi tunggu baru beberapa langkah dia akan keluar perutnya sakit bagai dihantam sebuah benda tajam.

Arrggghh! Erangan Jinhwan seraya memegangi perutnya.

"Mwo kau kenapa?!" Tidak ada jawaban Jinhwan terus saja mengerang memegangi perutnya sampai tiba tiba,

Bruggh!

"YAKK.. kenapa pingsan disini!!!" Pria itu panik lantas mengangkat tubuh Jinhwan ke sofa. ' badannya sangat panas'.

"Hallo dokter bisakah kau kesini?".

Skip~

"Jadi bagaimana keadaannya dok? Apa dia baik baik saja?".

"Asam lambungnya naik, sepertinya dia baru saja memakan sesuatu yang memicu terjadinya penaikan asam lambung, apa yang baru saja kalian makan?".

"Mwo? Aku? Tidak kami tidak makan yang aneh aneh".

"Kkkk-- baiklah tuan kalo begtu saya pamit jangan lupa berikan obatnya, ini tidak akan lama".

"Ah.. baiklah terimakasih dok".

Jinhwan sudah sadar dia melihat sekelilingnya tampak berbeda sungguh ini bukan kamarnya. Dia bangun menuruni ranjang.

Jinhwan Membuka pintu kamar saat akan keluar dia melihat seseorang dari pintu utama masuk begitu saja sambil berteriak.

"YAKK.. KOO JUNHOE KENAPA KAU TIDAK DATANG KE LOKASI BODOH!!".

"Hei bisakah kau pelankan suaramu ini sudah malam, adikku sedang sakit dan dia sedang tidur sekarang, bodoh!".
Jawab pria bermarga Koo. Hingga pria Amerika didepannya mengangguk dengan cepat.

"Hhmm.. maaf maaf aku tidak tau kalau adikmu--- Tunggu! SEJAK KAPAN KAU MEMILIKI ADIK TUAN KOO!!!".





TBC.

SUNGGUH PERTEMUAN YANG SANGAT TIDAK EPIC KOO.






KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang