😢 - 29

516 62 40
                                    

'Junhoe kau dimana?'

























Jinhwan sedang menekan nekan kepalanya yang terasa begitu sakit ini sudah kali ke limanya dia mengeluarkan isi lambungnya namun hanya air yang keluar jelas saja dia belum mengonsumsi apa pun sejak semalam. Dia sudah sangat lemas bahkan dia tidak mengubah posisinya sekarang tetap terduduk dilantai menghadap depan closet .

Jinhwan tersentak saat suara ponselnya bergema di kamar mandi yang sunyi dia langsung meraihnya dan berharap panggilan masuk itu adalah Junhoe.

incoming call..

'Appa Koo'

'ahhh..' jinhwan menghela nafasnya ketika nama melihat nama Koo Siwon yang tertera bahkan ini sudah panggilan ke 10 dari Koo Siwon bahkan di semua panggilannya Siwon selalu menanyakan hal yang sama yaitu 'apa Junhoe kembali?' 'apa kau makan dengan baik' entahlah tapi ayah dan anak sama saja sama sama membuat jinhwan semakin pusing.
.
.
.
.
.
Sofa, sofa menjadi tempat favorit jinhwan sejak beberapa jam lalu dia sedang duduk dengan mengangkat kedua kakinya berusaha menekan bagian perutnya berusaha mengusir rasa nyeri akibat mual.

Bahkan sekarang sudah siang tapi jinhwan tetap betah disofa memandangi ponselnya, dia juga masih enggan untuk makan sejak tadi dia hanya memakan potato chips bungkus kecil itu pun tak kunjung habis karena dia benar benar berfokus pada ponselnya hampir semua teman Junhoe yang di kenalnya sudah dia hubungi namun tetap tidak menemukan keberadaan Junhoe .

Appa Koo juga baru saja menghubunginya lagi mengatakan jika pengawal suruhannya yang biasa memata-matai Junhoe kehilangan titik keberadaan Junhoe sejak malam tadi, terakhir titik keberadaan Junhoe ada di jalan menuju pemakaman di pinggir kota yang sebenarnya itu tak jauh dari rumahnya. Tapi sekali lagi jinhwan harus kecewa karena setelah pengecekkan tempat Junhoe tidak ada disana.

.
.
.
.

'aaaaarrrrrrgggggghhhhhhhhh!!!'

Teriakan seorang lelaki yang ada di sebuah bukit kecil yang sangat sepi. Dia menangis dan memukul dadanya pilu .

' aku harus apaa?' - batinnya.

Di sendiri disana sejak dini hari dia berjalan menaiki bukit meninggalkan mobilnya di pemakaman bawah bukit, entahlah dia tidak perduli mungkin saja saat dia kembali mobilnya sudah tidak ada.

Sudah seharian dia terduduk disana terik matahari sudah sangat menyengat punggungnya tapi dia tak merasakan panas dia merasakan hal yang lain di dalam tubuhnya rasa sepertinya itu adalah benci dan kecewa.

.
.
.

Tokk.. tokk.. tokk..

"Jinhwan apa kau di dalam?".

"......"

"Jinhwann! Ini aku yunhyeong, buka kan pintunya".

"....."

"Junhoe, kau didalam?".

Clekk..

































"Maaf Hyung, aku tertidur". Ucap jinhwan sambil menundukkan kepalanya.

"Tidak apa apa, aku sangat khawatir tadi. Aku kembali lebih awal Donghyuk akan kesini malam nanti".

"Iya Hyung".

"Kau baik baik saja kan?"
Jinhwan menganggukkan kepalanya.

"Hyung mau minum apa?".

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang