🌱 - 33

551 58 74
                                    

Angin malam begitu terasa, suara dentingan detik jam begitu menggema di telinga, tubuh itu terlihat duduk kokoh menantikan sesuatu namun pikirannya terbang entah kemana.

Sudah nyaris mati dia menunggu merasakan perasaan yang begitu sulit di ungkapkan. Sendiri, sepi, ketakutan mungkin begitu yang dirasakannya.

Jumlah air mata yang keluar tidak bisa menggantikan perasaannya yang begitu sakit saat melihat orang yang dikasihinya mengerang kesakitan.

Apa yang terjadi Tuhan? Selamatkan lah mereka.

.
.
.

Siwon berlari keluar mobil begitu supirnya menghentikan laju mobil di depan loby rumah sakit, setelah beberapa menit lalu mendapat kabar buruk dari sang anak mengenai kondisi calon menantu dan cucunya (?) , Siwon langsung bergegas ke rumah sakit saat itu juga.

Larinya terhenti ketika dari kejauhan melihat seorang pria yang kondisinya tidak bisa di katakan baik, bagaimana tidak dia hanya menggunakan celana training, badrobe putih dengan banyak darah(?) sebagai atasannya, rambutnya pun sangat berantakan. Pria itu duduk pada kursi tunggu dengan tangan yang berada pada atas kedua kakinya, matanya memandang kosong lantai dibawahnya.

.
.

Entah sejak kapan berada disitu tapi kini ada Sepasang kaki di hadapan Junhoe yang saat itu sedang menatap lantai dengan perasaan gundah. Junhoe menatapnya sepasang kaki yang menggunakan kaus kaki dan sandal rumahan, Junhoe menatapnya perlahan dari bawah hingga ke atas.

Disana seorang Koo Siwon tengah berdiri menatap anaknya sedih, Junhoe memandang Siwon haru menahan air mata dan berusaha sedikit mengulas senyum.

Takut Junhoe tidak menyukainya Siwon menyentuh pundak Junhoe secara perlahan.

"Apa yang terjadi?".

Junhoe menghela nafasnya sambil mengalihkan pandangan ke segala arah.

"Aku tidak mengerti". Junhoe menyentuh tangan Siwon yang ada di pundaknya sedikit menariknya dan membawanya kesamping agar Siwon maju dan duduk disebelahnya. Masih menggenggam tangan Siwon Junhoe melanjutkan ucapannya "aku takut hikss..". Lolos, air mata yang ditahan akhirnya lolos.

Junhoe menangis dihadapan Siwon, dengan Siwon mengusap rambut Junhoe secara lembut. "Percayalah semuanya akan baik baik saja".

"Aku tidak bisa menjaganya,hikss.. jinhwan kesakitan, jinhwan apa jinhwan akan meninggalkanku?".

"Tidak Jun kau tahu jinhwan itu kuat kan?".

Junhoe menganggukkan kepalanya, dia masih menangis bahkan air matanya sulit sekali berhenti keluar rasanya. Siwon yang melihatnya sampai ikut menangis, anaknya yang kuat dan pemberani saat ini sedang menangis haru. Ini sebabnya kenapa Siwon tidak ingin memisahkan jinhwan dan Junhoe karena Siwon melihat ketulusan dari diri Junhoe.

"Apa kau hanya memikirkan jinhwan? Tidak untuk anaknya" Ucap Siwon, Junhoe diam dan menatap Siwon.
"Kau tahu? Anak jinhwan akan sangat menyayangimu nanti. Dia menginginkan kau menjadi Appa-nya----".

"---aku tahu kau pasti bisa menerimanya, disini' Siwon menunjuk dada Junhoe 'kau sudah menerimanya, tapi disini' Siwon menunjuk kepala Junhoe 'kau berusaha menolaknya".

Junhoe terlihat berpikir, mungkin saja jika sejak awal Junhoe tidak bersikap buruk pada jinhwan semua akan baik baik saja. Tidak akan ada yang Terancam seperti ini.

.
.

"Kenapa lama sekali? Apa yang dilakukan mereka?". Tanya Siwon setelah hampir satu jam menunggu, jadi kurang lebih jinhwan sudah 1 setengah jam didalam jika di hitung dari sebelum Siwon datang.

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang