🧐 - 9

796 77 18
                                    

Clekk ..
Deg!






Happy reading

💜




〰️

"Heii, apa yang kau lakukan?!".

"Apa kau lihat ponselku? Aku harus menghubungi Hanbin karena tidak bisa kembali".

"Ponsel ya? Tadi ponselmu mati aku mengisi baterai nya disana". Tunjuk Jinhwan pada sebuah meja kecil di dekat balkon. Sambil meletakan semangkuk bubur instan yang dia ambil di kamarnya. Junhoe hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum "Aku hanya punya ini,tak apa kan? Jika aku memasak dulu sepertinya akan lama".

"Ahh iyatidak apa padahal tak makan sekali pun aku rela asal bersamamu saat ini".

"Apa hanya saat ini?". Ledek Jinhwan seraya menarik turunkan alisnya. Saat Junhoe akan membuka mulut Jinhwan langsung menyambar, "tidak usah banyak bergaya cepat makan setelah ini minum obat".

"Suapin aku --aaaa". Junhoe berlagak manja sambil membuka mulutnya.

"Kau ini Hyung tp seperti anak kecil, makan saja sendiri yg sakit itu bukan tanganmu kan". Sarkas Jinhwan sambil membesar besarkan bola matanya yang akan tetap terlihat kecil. Junhoe terkekeh melihat tingkah Jinhwan yang berlaga seperti ibu ibu yang sedang menagih hutang.

"Kau ini bukan membuatku takut malah membuat aku gemas". Jinhwan yang mendengarnya diam kaku.bingung harus menjawab apa. Dan dia putuskan hanya tersenyum sambil sedikit memukul manja bahu Junhoe .

Junhoe mulai memakan makanannya, ini suapan terakhir dan dia akan langsung meminum obatnya karna dari awal makan Junhoe selalu di awasi oleh jinhwan. Jd Junhoe ambil langkah cepat.

"Kau sakit tapi seperti org kelaparan".

'karena aku membayangkan sedang memakanmu jinhwan'-- batin Junhoe .

"Aku tidak sabar mendengar ceritamu, ah tidak lebih tepatnya penjelasanmu".

Jinhwan sedikit menampilkan senyuman gugupnya , sebenarnya dia tidak begitu yakin akan menceritakannya pada junhoe takut takut malah terjadi suatu hal yg tidak di inginkan.

"Kenapa terlihat gugup? Apa ada rahasia? Kalau tak ingin bercerita tak apa tidak usah di paksakan". Sebenarnya jinhwan sedikit lega mendengar pernyataan Junhoe yang mengatakan tak perlu bercerita tapi dia juga sedikit merasa tidak enak, ----"tapi bisa kah kau katakan kau akan pergi kemana dan berapa lama?" Sambung Junhoe sambil memberikan gelas pada Jinhwan .

"Emm aku hanya ke Jeju Hanbin Hyung yg mengajakku, aku tidak tau berapa lama".

"Jeju?".

"Iya, katanya keluarganya akan berkumpul disana merayakan liburan". Jawab jinhwan santai sambil meletakan gelas di meja.

' bertemu keluarga? Apa sudah sedekat itu?' -- batin Junhoe .

"Oh ya soal kemarin maaf aku sangat sibuk bekerja jd--- emm sulit menemuimu juga". Junhoe hanya menganggukkan kepalanya dengan batinnya yang selalu bertanya ' sesibuk apa hingga telpon pun tak bisa kau jwb?'. Jinhwan tersenyum melihat respon Junhoe yang mungkin tidak juriga.

Jinhwan yang sedari tadi duduk di ujung kaki Junhoe bersiap untuk berdiri dia akan kembali ke kamarnya untuk mengambil ponselnya yang dia tinggal tadi,Junhoe yang menyadarinya langsung menatap jinhwan.
"Mau kemana?, Disini saja" .

"Mengambil ponselku".

"Kalau gtu kembali lah cepat, atau aku akan mati".

"June!".
Junhoe hanya tertawa mendengar bentakkan jinhwan.
Jinhwan pun melanjutkan jalannya yang sudah di ambang pintu. Tak selang waktu lama Jinhwan kembali ke kamar junhoe. Sambil membawa ponsel dan menelpon seseorang .

'hhmm okay bay bay'

Jinhwan melihat Junhoe yang sedang duduk masih setia dengan plester penurun panas dengan gambar dinosaurus berwarna biru. Itu membuatnya terlihat menggemaskan dan manja. Sangat berbanding terbalik dengan Junhoe di depan kamera yang selalu terlihat Perfect dengan garis wajah yang tegas dan bibir tebal sempurna.
Jinhwan tersenyum melihatnya dia merasakan sesuatu yang berbeda saat ini entah apa tapi ini seperti gejolak di perutnya, bagaikan ada kupu-kupu. iya, jutaan kupu-kupu didalam perut jinhwan memaksa untuk keluar dan itu membuatnya geli dan sensasinya luar bisa .

"Kenapa diam disitu?". Jinhwan tersentak kaget dengan suara Junhoe ah dia memecahkan sensasi baru jinhwan .

"E eh emm tidak, Jun istirahatlah aku tab bisa lama Hanbin Hyung akan datang".

"Temani aku dulu perjalanan dari sana memakan waktu lama jd kau bisa disini dulu hingga aku tidur". Tegas Junhoe sambil merebahkan dirinya.

"Kalau begitu cepatlah tidur karena aku juga harus mandi". Timpal jinhwan sambil menarikkan selimut untuk Junhoe. Jinhwan yang posisinya lebih tinggi dari pada junhoe yang berbaring tangannya di tarik menyebabkan jinhwan terjatuh di atas dada Junhoe wajah mereka berhadapan sangat dekat. Taklama Junhoe membisikan sebuah kalimat dekat telinga jinhwan "pantas saja bau~".

"Yakk kau-- egh" jinhwan memukul dada Junhoe dia hendak berdiri tapi Junhoe menahannya dengan tangan kekarnya "hahaha tidak aku hanya bercanda Jinana~".

Jinhwan menatap Junhoe alisnya dikerutkan *btw masih di atas june bokongnya duduk di pinggir kasur tp dadanya di atas dada june*

"Tidak suka? Jinana adalah panggilan spesial untukmu kecil" ucap june seraya menyentuh ujung hidung jinhwan dengan telunjuknya.

Jinhwan diam dia terus menatap Junhoe di bawahnya, wajahnya sudah terbakar jantungnya sudah keluar. Hanya beberapa detik tapi suasana merubah drastis. Wajah yang terlalu dekat membuat deru nafas mereka menyatu.

Heninggg

Clekk...
Deg!


















"KIM JINHWAN!".

Merasa ada yg memasuki kamar dan memanggil namanya Jinhwan dan Junhoe terkejut dan langung melepas tautan mereka, Jinhwan berdiri menghadap Hanbin dengan gugup, sambil mengelap ngelap mulutnya semakin gugup.

"H Hyung".

"............"

"Aku akan jelaskan".

Junhoe bangun langsung mengusap belakang Jinhwan

"Tidak ini salahku maaf Hanbin biar aku yg menjelaskan semu--

Belum Junhoe menyelesaikan ucapannya Hanbin dengan cepat menarik tangan jinhwan hingga sang empu tertarik dengan kuatnya hampir terjungkal, dan meringis karena genggaman Hanbin yang sangat kuat. Tanpa basa basi Hanbin mengajak Jinhwan keluar kembali ke kamarnya. Baru beberapa langkah Hanbin menghentikannya dan berbalik pada Junhoe yang masih menatap Jinhwan iba.

"Jaga kesehatanmu, jangan merepotkan org lain!".

Blam!!!

Pintu tertutup sangat kuat, sungguh Junhoe tidak tega melihat jinhwan yang menahan sakit dan tangisnya tapi masih sempat memberi senyum pada junhoe.
Ini salah Junhoe , dengan bodohnya mencium kekasih temannya sendiri. Junhoe harus meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada Hanbin, jinhwan tidak salah dirinyalah yang salah dengan mudahnya terbawa nafsu .

Junhoe duduk kembali merasakan pening dikepalanya. Dan merutuki kebodohannya .
Dia akan meminta maaf sungguh. Tidak untuk sekarang karena dia tau jinhwan masih menjelaskan semuanya pada Hanbin. Tapi dia juga takut Jinhwan di marahi Hanbin .
Entahlah Junhoe sangat bingung dan pusing.





























Plak!

"Arrggghh. Hiks.. Hyung ma--maaf hiks.."







TBC

Dari semalam susah bgt mau up

Maafkan aku yang telat terus :( aku lg sakit masa,gegara kangen june kayanya:( --------

Makasih buat yang udah vonment sama kasih saran ke aku, aku cinta kalian semua termasuk readersnim yang gak kasih vote aku juga sayang :*

Typo maap

💜💜

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang