🐝 - 24

514 53 7
                                    























💜

Sudah lama kita tidak bertemu dengannya karena dia sangat sibuk lihat saja ketika banyak orang yang meliburkan diri dia justru duduk di kantor sendiri tanpa ditemani siapapun.

Rindu, ya rindu Yang sekarang dia rasakan. Rindu terhadap pria mungil yang dulu sangatlah ceria menemani hari harinya meski sering tersakiti tapi dia tetap pria mungil yang ceria. Tidak, itu dulu bukan lagi sekarang pria mungil yang ceria telah berubah menjadi lebih menyedihkan dan itu disebabkan oleh dirinya sendiri. Hanbin, Hanbin yang tidak pernah bisa menahan emosinya yang menyakiti orang lain demi kebahagiaannya bukan kah itu bodoh? Dan kini dia harus mati Matian menahan rindu pada jinhwan pria mungil yang pernah dia sakiti.

Hanbin kini sedang duduk di kursi kerjanya di sebuah perusahaan milik keluarga Kim yaitu keluarganya sendiri, Hanbin mengambil alih perusahaan atas perintah ayahnya, sebenarnya kondisi mental Hanbin tidak memungkinkan untuk Hanbin menjalankan sebuah perusahaan. Namun ayah Hanbin yakin dengan menyerahkan tanggung jawab besar ini pasti Hanbin bisa perlahan melupakan masalahnya dulu.
Tapi nihil Hanbin justru bertemu seseorang yang sangat mirip dengan masa lalunya yang justru membuat Hanbin makin menggilai sosok mungil yang sebenarnya sudah lama meninggalkannya.

Keluarga Hanbin mengetahui hubungan Hanbin antara jinhwan berkat yunhyeong, Hanbin juga pernah mengajak jinhwan makan malam bersama keluarganya dan mengenalkan jinhwan sebagai Jay kekasih lama Hanbin. Awalanya keluarga Hanbin tidak setuju dengan adanya jinhwan sebagai Jay di mata Hanbin namun siapa sangka jinhwan justru memberi energi positif pada Hanbin dan keluarga Hanbin melihat itu perubahan yang sangat baik tanpa tahu apa yang sebenarnya Hanbin lakukan terhadap jinhwan.

.
.
.
.

Hanbin mulai jenuh orang yang ditunggunya tidak kunjung datang dia mengusak rambutnya kasar dan melempar berkas dan benda apa saja yang ada dihadapannya kesembrang arah.

Prang!..

Arghh!..

"Yun!"

"Sshh.. kau kenapa si?".

"Apa kau terluka?".
Yunhyeong menggelengkan kepala. Tadi itu nyaris saja jika yunhyeong tidak menghindar mungkin kepalanya sudah bocor bayangkan saja Hanbin melempar gelas ke arah pintu berbarengan dengan masuknya yunhyeong keruangan Hanbin.

"Masuk lah, hati hati". Hanbin seraya menunjuk pecahan kaca yang berserakan.

"Apa yang kau pikirkan?"

"Aku rindu Jay".

"Jay atau jinhwan?".

"Jay, Yun".

"Kalau begitu ayo aku antar menemuinya".

"Tidak! Terakhir kali kau mengajakku menemuinya kau membawaku ke pemakaman".
Yunhyeong menampilkan senyuman liciknya.

"Bukankah memang begitu seharusnya".
Hanbin mengalihkan pandangannya.

"Lupakan, lalu bagaimana jinhwan?".

"Mereka semakin mesra aku iri".

"Yun!"

"Kenapa? Aku bicara yang sebenarnya, bukannya kau juga melihatnya?".

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang