😦 - 11

831 62 13
                                    

💜




















Happy reading















💜




































P

agi ini Jinhwan terbangun karena merasakan pening yang teramat pada kepalanya dan tubuhnya yang seperti hancur, perlahan ia membuka mata dan menyadari bahwa ia tertidur dilantai beralaskan karpet bulu yang lembut dan paha sebagai bantalannya, tunggu apa benar itu paha? . Dengan segera jinhwan membuka lebar matanya, entah dari mana dia merasakan kehangatan yang menyeruak keseluruhan tubuhnya dadanya berdebar.

Jinhwan merasa ini seperti mimpi terbangun bersama pangeran berkuda yang memakai plester penurun panas hahaha dia terlihat menggemaskan. Tanpa sadar Jinhwan tersenyum.
Tapi Jinhwan sedikit sedih dan menggulung senyumnya, bagaimana tidak pangerannya tertidur dengan posisi duduk dan itu pasti akan membuatnya sangat pegal :(

Jinhwan berusaha bediri mengabaikan semua rasa ditubuhnya, sedikit mendorong tubuh kekar pangerannya ke samping agar jatuh dan tidur di karpet.

Dughh!.. akkh

Itu suara tubuh Jinhwan yang malah ikut terjatuh kerena pusingnya yang kembali datang dan menindih pangerannya hingga kepala mereka beradu .

"Aisshh.. apa seperti ini cara kau membangunkan orang?."

"Hehehe Jun maaf aku ingin membaringkan tubuhmu malah aku ikut terjatuh kerena pusing."

Jawab jinhwan wajahnya sudah merah menahan malu.

"Alasan. Bilang saja ingin memelukku dan morning kiss kan?." Ledek Junhoe dengan alis yang di naik turunkan, Jinhwan melebarkan matanya dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Lalu kenapa kau diam saja di dadaku? Nyaman ya?."

Ingin rasanya Jinhwan membekap wajah Junhoe dengan bantal bukan kesal hanya agar Junhoe tidak melihat perubahan warna wajahnya.

"Aak a aku mau cucian muka."
Jawab Jinhwan seraya bangun dari atas Junhoe . Dia terhuyung sebab pusing dan hampir menabrak kaca pembatas balkon.

"Heii hati hati" refleks Junhoe yang masih berbaring di bawah tapi tidak ada niatan untuk bangun dan membantu . Jinhwan mejeng deretan giginya. Dia kembali berjalan sambil menahan oleng tubuhnya. Junhoe yang tak henti memandangnya.

Hingga beberapa saat kemudian,

"Jinan-ah---"

"..."

"Jinana! Kamar mandinya dikanan bukan dikiri."

"Ah benarkah? Kapan kau memindahkannya?"

"Baru tadi malam"

Jinhwan bertepuk tangan heboh.

'bodoh'

"Aku dengar Jun"

















































'AAAKKK..

"JUNE!!"
yang di teriaki tidak mendengarnya karena sudah tertidur kembali,

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang