👶-48

708 69 40
                                    













Sinar matahari mengintip dari balik tirai, hingga tidur seorang pria bertubuh tinggi terganggu, pria yang semalaman tidur di sofa bed kini sedang menggeliat dan merenggangkan otot-ototnya. Seperti beberapa hari sebelumnya dia masih berada di tempat yang sama menemani orang yang sama, orang yang sangat dicintainya.

"Jun~". Junhoe yang masih bersandar dengan segera bangun saat namanya di panggil.

"Sayang.. cup..". Junhoe mencium bibir jinhwan. Sejak semalam setelah bertemu Jinnu jinhwan meminta untuk melepaskan masker oksigen serta NGT-nya. Sebenarnya dokter masih melarang untuk melepas NGT karena jinhwan masih harus makan makanan cair. Tapi jinhwan memaksa karena sudah merasa tidak nyaman.
Jinhwan juga sudah dapat berbicara meski suaranya masih sangat pelan.

"Aku ingin bertemu anak anak". Kata jinhwan lirih namun masih bisa di dengar Junhoe.

"Ini masih pagi sayang Jinnu pasti baru selesai dimandikan dan masih harus berjemur, setelah selesai Jinnu pasti dibawa kesini".

"Aku ingin lihat Jinny".

"Aku kekamar mandi dulu,mulas". Kata Junhoe tanpa menjawab ucapan jinhwan.

Cukup lama Junhoe di kamar mandi hingga jinhwan yang bosan menantinya pun, bangun dari berbaringnya dia bangun secara perlahan dengan rasa ngilu yang menjalar pada bagian jahitan pasca Caesar dan pada bagian dadanya. Jinhwan meringis hingga air matanya mengalir di pojok matanya.

Menarik nafas panjang lalu dikeluarkan itu yang jinhwan lakukan sejak tadi, kini dia sudah sampai pada pintu sambil menenteng botol infusnya di tangan kiri dan tangan kanannya memegang bekas jahitannya.

Entah di sebut keberuntungan atau kesialan saat di lorong rumah sakit jinhwan tidak bertemu dengan perawat sama sekali karena lantai yang jinhwan tempati adalah lantai khusus VVIP dan disana hanya ada beberapa pasien jadi perawat yang bertugas di lantai itu pun tidak terlalu banyak.

"Jinana, apa kau ingin membilas wajah?". Ucap Junhoe keluar dari kamar mandi sambil mengusap ngusap wajahnya dengan handuk kecil.

Junhoe begitu terkejut karena mendapati kasur jinhwan yang kosong dia membuang handuknya sembarang dan melihat ke sepenjuru ruangan, namun tidak ada jinhwan. Junhoe pun keluar dengan tergesa kenapa sangat sepi? . Hanya ada beberapa orang tak berseragam, mungkin keluarga pasien lain.

"Aku ingin lihat Jinny".

DEG!

Mengingat itu Junhoe langsung berlari ke arah lift, dia yakin jika jinhwan ke kamar bayi. Junhoe sudah di depan lift namun lift masih berada di lantai dasar dan itu akan sangat lama akhirnya junhoe berlari menuruni tangga hingga dia hampir tersungkur.

.
.

"Egh.. hah..ssshh..". Jinhwan berhenti dan memejamkan matanya erat.

"Tuan Kim?!". Seorang perawat bayi terkejut saat melihat jinhwan yang memasuki ruangan dengan wajah pucat sedang kelelahan berpegangan pada salah satu kasur bayi. Jinhwan di hampiri dan di bantu, perawat tersebut melihat kearah belakang jinhwan untuk memastikan jinhwan datang bersama siapa.

Jinhwan didudukan pada kursi roda, perawat memperbaiki infus jinhwan yang sudah berdarah.

Nafas jinhwan masih terengah dia hanya bisa bersandar dan mengatur nafasnya,

"Kenapa kau kesini sendiri,heum?".

"Jinnyahh~".
Perawat yang sedang berjongkok memperbaiki infus terkejut dan menatap wajah jinhwan, Jinhwan tidak tahu karena matanya terpejam.

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang