😣 - 7

881 87 11
                                    

"HANBIN?!"


HAPPY READING

Ini sudah satu Minggu setelah pertemuan Hanbin dan Junhoe di apartemen Jinhwan. Dan berarti sudah satu Minggu pula Junhoe tidak melihat Jinhwan bahkan hanya berpapasan saat lewatpun tidak sama sekali, mungkin karena jadwal kerja mereka yang berbeda. Jinhwan akan berangkat saat Junhoe masih tertidur dan akan pulang saat Junhoe bekerja.

Junhoe berusaha menemui Jinhwan entah mengapa semakin hari dia semakin memikirkan lelaki kecil itu, ah tapi nihil padahal masih satu gedung tapi kenapa sangat sulit? .







-
Sudah hampir lima hari Junhoe bekerja lebih exra semua ini permintaan Hanbin, ia harus berangkat pagi dan pulang tengah malam bahkan sampai menginap sesekali.selain memiliki lokasi yang agak jauh Hanbin juga sudah memilihnya sebagai model utama pada event promosi photografi dan model pakaian dari butik ternama. Ini membuat Junhoe harus benar benar bisa menjaga staminanya dengan baik, belum lg dia harus memikirkan Jinhwan. Semakin kesini Junhoe semakin merindukannya.

"Ok kita istirahat, Nonna beri dia liptint lg dan ulasan pada matanya". Seru Hanbin pada stylish yang ada tak jauh darinya, nonna stylish pun langsung menuju pada model yg masih setia di depan kamera.

Hanbin kembali membuka suaranya kali ini di tunjukan pada sang model.
"Jun apa kau istirahat cukup? Lingkar matamu jelas terlihat kau tahu? Ini akan membuat kita semakin lama menyelesaikannya."

Junhoe menunjukan senyum yang sedikit aneh menurut Hanbin, "entahlah beberapa hari ini aku kesulitan tidur,jadi badanku agak sedikit kurang enak." Jawab Junhoe .

"Jangan sampai sakit Jun atau kita akan kehilangan segalanya."

Junhoe hanya tertawa kecil dan dilanjut dengan sebuah pertanyaan, "binie, boleh aku menanyakan sesuatu?." Hanbin yang mendengarnya hanya mengangkat alis sebelahnya.

"Dimana Kim kecil? Hampir dua Minggu ini Aku tidak pernah melihatnya lg?." Junhoe yang akhirnya menanyakan keadaan Jinhwan melalui Hanbin,

Entah itu senyuman apa tapi Hanbin menampilkan senyuman yang tidak dapat diartikan. "Apa dia tidak pernah menemuimu lagi? Dan sebaliknya?."
Junhoe menganggukkan kepalanya.

"Aku sempat bertemu tapi dia menghindar, teleponku saja tak di angkat, apa kau mengetahui sesuatu?".

Hanbin menggelengkan kepala, "entah dia tidak menceritakan apapun padaku, mungkin dia tak ingin di ganggu, kenapa kau begitu khawatir? Apa kau?".

Junhoe sambil mengangkat kedua bahunya "tidak tahu tapi aku merasa kehilangan".

Hanbin memandang Junhoe dengan penuh tanda tanya, tapi dia yakin bahwa Junhoe pasti menyukai Jinhwan .

"Jun ayo makan! Kau belum makan dari kemarin" ucap Bobby yang memasuki ruang rias. Junhoe pun beranjak dari duduknya berpamitan pada Hanbin . Hanbin sempat di ajak tapi dia menolaknya dengan alasan akan memasang makanan cepat saji. Lantas Junhoe pergi meninggalkan Hanbin .

Ternyata di luar hujan sangat deras Junhoe dan Bobby pun menghentikan langkahnya. Bobby berencana mengambil payung tapi di cegah oleh Junhoe karena ternyata dompet nya tertinggal. Tak ingin Bobby menunggu lama dan kelaparan Junhoe pun bergegas dan berlari. Sesampainya di ruang rias Junhoe menghentikan langkahnya dia mendengar seseorang tengah berbicara , itu Hanbin dia sedang menelpon seseorang .

' apa kau sudah mempersiapkan semuanya baby? Kau akan berangkat tengah malam ini. Kuharap semua sudah beres'.

Clekk..

'aku akan menghubungimu lagi bye'.

Junhoe masuk tanpa permisi mengambil dompet dan langsung keluar kembali tanpa memandang Hanbin yg tengah menatapnya emosi. ' apa dia mendengarnya?' -- Hanbin.

Junhoe bergegas berlari menuju luar gedung disana Bobby sedang menatapnya bingung .
"Makan lah duluan aku harus pulang sebentar". Belum Bobby menjawab Junhoe lebih dulu lari menerjang hujan menuju parkiran yang agak jauh.

"Yakk kau sedang tidak sehat kenapa hujan hujan--- dasar Koo bodoh!" Teriak Bobby yang di abaikan.

Junhoe memasuki mobil dalam keadaan basah, dia tidak perduli lg yang dia pikirkan adalah Jinhwan dia sangat yakin yang di telpon Hanbin adalah Jinhwan . Apa Jinhwan akan pergi? Tapi kemana? Itu yang selalu di pertanyakan Junhoe saat lg menyetir.

Sungguh Junhoe mengutuk nasibnya sendiri dalam keadaan basah karena hujan kenapa dia meninggalkan jaket nya di studio, Junhoe mulai menggigil dia harus tetap menyalakan AC meski hanya sedikit karena kalau tidak kacanya akan berembun dan sulit bagi Junhoe melihat kedepannya jalan. Junhoe memukul mukul stirnya saat jalanan macet, sungguh dia ingin berlari keluar.




--
Satu jam berlalu Junhoe habiskan di perjalanan jari jari tangannya mengkerut kedinginan, dia sudah sampai di apartemen lalu memarkirkan mobil di parkiran depan tidak di basement dia memilih berlari di tengah hujan ketimbang mencari parkiran kosong di basement. Badan yang sudah hampir kering kini basah kembali Junhoe yang hanya menggunakan kemeja hitam tipis bergegas menuju lobby. Semua org memperhatikannya pintu lift terbuka Junhoe masuk menuju lantai kamarnya dan Jinhwan .

Lift sudah sampai di lantai 12 dengan langkah gontai Junhoe berjalan menuju kamar 2035 yaitu kamar pria kecil yang entah sejak kapan selalu memasuki pikiran Junhoe.

Tok .. tokk..tokk...

"Siapa?".

"......."

'apa org laundry?' Jinhwan bergumam cukup di dengar Junhoe dari balik pintu.

"Ya" Junhoe menjawab asal dia berharap akan di bukakan pintu karena kalau dia menyebut namanya Jinhwan akan menutup pintunya kembali seperti hari hari sebelumnya.

Clekk..
Junn----

Drugg..sreett .. Junhoe menahan pintu yang akan Jinhwan tutup dengan kakinya.

"Tunggu Jinhwan aku mohon. Aku hanya ingin bertemu sebentar".

"......." Jinhwan diam di balik pintu tanpa melihat Junhoe. Padahal Junhoe sedang tersiksa menahan dingin dan panas di matanya.

"Tak perlu menjawab tolong dengarkan saja, aku tidak tahu apa salahku tapi aku merasa kau selalu menghindari ku". Junhoe melepas kaki yang ia jepitkan kepitu,menyenderkan diri ditembok samping pintu.jinhwan tidak menutup pintunya dia masih setia mendengarkan Junhoe di balik sana. "Aku selalu memikirkan mu aku tidak tahu mengapa tapi semakin aku melupakan semakin aku mengingat---- apa kau akan pergi? Kemana? Tidak tidak perlu di jawab hiks".

' apa dia menangis? Kenapa? Aku ingin melihatmu Jun aku rindu aku tersiksa, aku-- menyukaimu hiks..' -- Jinhwan

"Apakau tahu aku seperti org gila belakangan ini, seperti kehilangan sesuatu yang sangat berharga--- aku rasa ' ucapannya terhenti pandangannya masih setia pada pintu tetangga di depannya. Kali ini Junhoe mendudukkan dirinya dilantai dengan punggung yang masih bersandar pada tembok.

Junhoe semakin menggigil AC di gedung ini membuatnya semakin dingin dengan baju yg basah. Dia memejamkan erat matanya dan panas, panas yg dia rasakan saat memejamkan matanya. Takut takut Jinhwan akan menutup pintunya nanti Junhoe kebingungan ini kesempatan terakhirnya tapi mengapa dia seperti ini.

' kenapa berhenti? Apa dia masih disitu? June jangan bermain disaat serperti ini--'
















TBC .
Makin gaje wkwk
Kepanjangan ya ..

Thanks 💛

Double kalo banyak yg komen wkwk

KOOKIM~[JUNHWAN] -- ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang