Part 24

107 26 60
                                    

Gikwang duduk di bangku di depan ruangan sambil menatap ke arah lantai di bawahnya. Sudah berjam-jam ia duduk di sana, tetapi ia tidak menemui Hareun di ruangan itu. Ia sempat mendengar keributan saat Hareun akhirnya tersadar tadi. Namun, Gikwang menahan diri untuk tetap berada di tempatnya.

Tadi petugas Jin Ju sik meminta kesaksian dari Gikwang. Gikwang menceritakan segala hal yang dia ketahui dan bisa diingatnya pada petugas Jin. Ia juga menceritakan hal terakhir yang disampaikan oleh Hareun mengenai Bae Yongchun, walau kemudian itu akan menjadi sebuah cerita yang panjang, dan Gikwang tidak tahu harus memulai dari mana.

Gikwang bersandar di tembok sambil menghela napas. Tubuh dan pikirannya terasa lelah, tetapi ia tidak bisa pergi dari sini. Ia sudah berjanji tidak akan meninggalkan Hareun, walau ia tidak bisa masuk untuk menemaninya.

"Gikwang-ah!"

Gikwang menoleh dan melihat Dujun sedang berjalan ke arahnya. Ada perasaan lega sekaligus bingung saat leader-nya itu menghampirinya. Kenapa dia datang sendirian?

"Junhyung dan Yoseob?" tanya Gikwang sambil bangkit begitu Dujun tiba di hadapannya.

"Mereka sudah diperbolehkan pulang setelah petugas Jin memberikan laporan kesaksian Hareun," jawab Dujun "Aku enggak tahu Yongchun Hyung segila itu sampai mengarang-ngarang cerita. Aku akan menemui dokter yang merawat Hareun lalu menemaninya sampai Yoseob datang. Lebih baik kau pulang."

"Aku baik-baik saja, Dongwoon yang lebih membutuhkan istirahat. Hareun ketakutan semenjak dia bangun dan terus memegangi Dongwoon. Dia enggak bisa meninggalkan Hareun sedikit pun."

"Enggak, enggak. Kau juga harus pulang dan berganti pakaian. Makanlah sesuatu lalu beristirahat. Aku akan menjaganya di sini."

Gikwang memandang Dujun yang terlihat masih mengenakan kemejanya yang kemarin. "Kau sendiri enggak pulang?"

"Tentu saja aku akan pulang. Nanti, jika urusan di sini sudah selesai."

Gikwang memandangi jari-jari tangannya sebelum akhirnya bangkit. "Baiklah. Kabari aku jika ada sesuatu."

"Ya. Jiyong Hyung akan mengantarmu pulang."

"Enggak perlu. Aku bisa pulang naik taksi. Biar Jiyong Hyung mengantar Dongwoon pulang."

Dujun memeluk Gikwang dan memberikan tepukan ringan di punggungnya sebelum Gikwang pergi. Gikwang menghentikan sebuah taksi lalu duduk di kursi belakang. Supir taksi tersebut berkali-kali melirik Gikwang melalui rear mirror.

"Anda baik-baik saja?" tanya supir taksi itu ketika melihat kemeja Gikwang penuh dengan noda darah.

"Ya, saya baik-baik saja," jawab Gikwang.

Taksi tersebut mengantarkan Gikwang ke taman dekat apartemen Yoseob yang kini dipasangi pita kuning milik kepolisian. Rupanya Junhyung juga sudah mengambil mobilnya sendiri. Kemarin Gikwang ikut dengan ambulans dan meninggalkan mobilnya di sana.

Gikwang masuk ke mobil lalu menghela napas. Perasaannya bertambah berat setelah melihat bungkusan berisi minuman di jok sebelahnya. Akhirnya Gikwang menyalakan mesin mobil lalu pulang.

Setibanya di apartemen, Gikwang meraih bungkusan tadi, lalu membawanya keluar dari mobil. Ia berhenti di depan sebuah tempat sampah. Setelah memandanginya selama beberapa saat, akhirnya Gikwang merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan gelang yang sejak kemarin digenggamnya, lalu memasukkannya ke dalam bungkusan, dan membuangnya bersama minuman yang sudah basi itu.

Begitu tiba di rumah, Gikwang sedang membuka sepatunya ketika tiba-tiba ibunya muncul.

"Astaga, Gikwang-ah. Eomma khawatir sekali setelah mendengar berita kau terlibat dalam pengeroyokan. Kau enggak apa-apa?" Ibunya terkesiap. "Kau berdarah!"

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang