Part 3

133 33 53
                                    

"Do you know me?" tanya pria itu. Hareun menggeleng perlahan. "I'm Dujun. You don't remember me?"

Hareun kembali menggeleng. "Who are you?"

Pria itu memandangnya, tetapi Hareun tidak bisa membaca ekspresi wajahnya. Takut? Cemas? Mungkinkah ... pria ini pacarnya? Hareun segera menyingkirkan pikiran itu karena ia tidak yakin dirinya mampu menarik perhatian pria setampan ini.

Setelah bersiap-siap, akhirnya kedua perawat tadi mendorong tempat tidur Hareun keluar dari ruangan. Hareun sempat melihat dua pria di luar yang sedang memandangnya. Satunya tinggi dan tampan seperti pria Arab, sementara pria yang satunya juga tampan dengan rambut acak-acakan dan anting di telinga kanannya. Pria beranting itu tidak melepaskan pandangannya dari Hareun, dan entah mengapa ia memiliki perasaan bahwa pria itu menyebalkan.

Sementara itu, Dujun keluar dari ruangan, tetapi dia tidak ikut dengan Hareun. Ia menghampiri Junhyung dan Dongwoon yang memandangnya dengan penasaran.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Junhyung begitu melihat wajah Dujun yang muram.

Dujun menggaruk-garuk tengkuknya. "Enggak, enggak. Dia ... sudah jauh lebih baik."

"Lalu kenapa sikapmu seperti itu?" tanya Junhyung tidak sabar.

Dujun menghela napas panjang. "Dia enggak mengingatku."

"Apa?" tanya Junhyung dan Dongwoon bersamaan.

"Dia enggak mengingatku," ulang Dujun. "Dia enggak mengenaliku, bahkan dia enggak bisa berbahasa Korea."

Junhyung dan Dongwoon tercengang.

"Lalu apa yang dikatakan dokter?" tanya Dongwoon.

"Hasil CT scan sewaktu Hareun baru dibawa ke sini enggak menunjukkan adanya benturan di kepala. Mungkin ini hanya bersifat sementara, karena shock yang dialaminya. Mereka sedang membawa Hareun untuk CT scan lagi," tutur Dujun. Ia menepuk lengan Junhyung yang termenung. "Dia akan baik-baik saja. Jangan khawatir."

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Hareun dibawa kembali ke ruangannya. Dujun mengikuti mereka ke dalam ruangan dan mengawasi dokter yang kembali memeriksa Hareun secara menyeluruh. Kemudian ia berdiri di ujung tempat tidur Hareun setelah perawat mengizinkannya tinggal di sana sebelum mereka keluar dari ruangan.

Dujun berdehem lalu duduk di kursi di samping tempat tidur Hareun. Saat Hareun meminta minum padanya, Dujun langsung memberikan gelas berisi air dan sedotan, lalu membantunya minum.

"You can't speak English, don't you?" tanya Hareun. Dujun hanya menggeleng. "Where are we?"

"You. Are. In. Korea," jawab Dujun terbata-bata.

"How could I ended up in Korea?" gumam Hareun, lebih seperti bertanya pada dirinya sendiri.

Hareun memang penulis bahasa Inggris kebanggaannya dan selalu bisa diandalkan. Namun, Dujun sedang tidak ingin melihat Hareun memamerkan keahliannya dalam berbahasa Inggris di saat seperti ini.

Entah berapa lama Dujun duduk di sana, sambil sesekali melihat ke Hareun tanpa berbicara apa-apa. Hingga seorang perawat kembali dan mengatakan bahwa Hareun harus beristirahat. Perawat itu menyuntikkan sesuatu ke selang infus Hareun. Setelah perawat itu pergi, tak lama kemudian Hareun sudah terlelap.

Dujun memandang Hareun dengan perasaan berat. Bagaimana jika gadis itu benar-benar tidak bisa mengingat dirinya serta kehidupannya di Korea? Dujun sudah bertekad akan meminta ibunya memasukkan Hareun ke dalam kartu keluarga mereka. Orang tuanya tidak akan keberatan menambah seorang putri lagi di keluarga mereka.

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang