Part 15

156 29 94
                                    

WARNING! Full-length part

💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡

Malam itu Hareun dan Yoseob sibuk di kamar mempersiapkan untuk kepergian mereka ke pulau Jeju besok. Yoseob meminjamkan koper ukuran kecil untuk dipakai oleh Hareun. Saat Yoseob memberi tahunya bahwa mereka akan berangkat besok, diam-diam Hareun menyesali keputusannya meninggalkan seluruh pakaiannya di rumah Junhyung. Untunglah kemudian Yoseob mengajaknya berbelanja pakaian, terutama yang akan dipakainya untuk menghadiri acara penghargaan tahunan itu.

"Ah, ini milikmu," kata Yoseob sambil memberikan bungkusan kepada Hareun.

"Piama?" tanya Hareun bingung.

"Ya, kami berencana memakai piama yang sama," jawab Yoseob sambil kembali melanjutkan kesibukannya. "Tadinya aku ingin membelikanmu gaun tidur, tapi Junhyung melarangmu memakai gaun tidur jika bersama laki-laki lain. Ck, anak itu. Memangnya dia pikir dia bukan laki-laki?"

Hareun tersenyum sambil memandangi piama di tangannya. "Apa kalian akan memakai piama seperti ini?" tanyanya sambil menunjuk karakter-karakter kartun di piamanya.

Yoseob mengangguk. "Oh. Imut, bukan?"

Hareun terkekeh kemudian memasukkan piama itu ke dalam kopernya. Ia membayangkan Gikwang memakai piama seperti ini. Dia pasti imut sekali. Walaupun mereka sudah sepakat untuk berkencan, tetapi Hareun meminta Gikwang untuk tidak menceritakan hubungan mereka pada siapapun. Hareun tidak ingin Yoseob membebani Gikwang hanya demi Hareun bisa tetap tinggal di sana. Bisa membuat Gikwang menyetujui permintaannya saja sudah membuat Hareun cukup senang.

"Apa ada tempat di Jeju yang ingin kau datangi?" tanya Yoseob saat mereka bersiap untuk tidur.

Hareun mengangkat bahunya. "Aku enggak terlalu mengetahui tempat-tempat di Jeju. Kurasa aku akan ikut saja ke mana kalian pergi."

Keesokan paginya mereka sudah bersiap untuk berangkat ke bandara. Mereka sengaja berangkat pagi-pagi karena mereka juga harus bersiap untuk menghadiri acara itu. Tentu saja mereka tidak bisa naik pesawat dengan jas yang bagus, serta datang ke acara besar dengan membawa koper.

Yoseob memaksa untuk membawakan koper milik Hareun. Mereka keluar untuk menunggu Gikwang dan naik taksi bersama ke bandara. Namun, sudah hampir lima belas menit mereka menunggu, Gikwang belum datang juga.

"Ah, apa dia tidur dengan penutup telinga lagi?" gerutu Yoseob sambil mengeluarkan ponselnya. "Dia itu sering membuat panik jika tidur dengan penutup telinga, karena dia enggak akan mendengar alarm atau bunyi ponselnya."

Yoseob baru saja hendak menghubungi Gikwang ketika kemudian dilihatnya sahabatnya itu menghampiri mereka dengan koper di tangannya. Dada Hareun berdebar melihat Gikwang, karena itu pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah memutuskan untuk berkencan dua hari yang lalu. Gikwang terlihat tampan dengan raglan hitam ditumpuk kemeja merah kotak-kotak tanpa lengan, celana hitam selutut, sepatu kets, dan topi.

"Kenapa kau lama sekali? Kami hampir meninggalkanmu," protes Yoseob begitu Gikwang tiba di hadapan mereka.

"Maaf, tadi aku melupakan pasporku, dan harus kembali ke rumah untuk mengambilnya," jawab Gikwang. Ia menoleh ke arah Hareun. "Hai. Apa kau yakin akan ikut dengan Yoseob dan meninggalkanku?"

Wajah Hareun memerah saat Gikwang mengusap kepalanya. Astaga, kenapa rasanya jadi canggung seperti ini?

"Ya, tentu saja dia akan ikut denganku," sahut Yoseob. "Aku lebih perhatian padanya dibandingkan kau. Jadi, berhenti bermesraan di hadapanku."

Mereka tiba di bandara satu jam kemudian. Dujun, Junhyung, dan Dongwoon sudah lebih dulu menunggu di sana. Seperti yang sudah Hareun duga, Dujun juga memarahi Gikwang karena terlambat. Setelah mereka melalui proses check in, akhirnya mereka menaiki pesawat menuju Jeju. Perjalanan mereka hanya akan memakan waktu satu jam. Namun, Hareun tetap gemetar saat pesawat hendak lepas landas, meskipun dia sudah pernah naik pesawat. Ia meraih tangan Yoseob yang berada di sampingnya.

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang