On media : Highlight - It's Still Beautiful
(Ini mestinya buat part kemarin, tapi kayanya lebih cocok di part ini)
🍀🍀
"Hormat!"
Gikwang menghela napas setelah upacara berakhir. Ia merasa lega sekaligus sedih karena ia pasti akan merindukan masa-masa selama satu tahun dan tujuh bulan berada di sana. Gikwang menenteng tasnya keluar dari kamp. Langkahnya terasa lebih ringan saat melihat para membernya sudah menunggu di luar. Senyum mengembang di wajah Gikwang melihat perempuan yang paling dirindukannya.
"Hareun-ah!" Gikwang menjatuhkan tasnya, lalu memeluk Hareun, dan menciumi pipinya. "Kau wangi sekali. Kau rindu dengan Appa? Semalam kau tidur dengan siapa? Halmoni?"
Hareun yang berada di gendongan Gikwang menunjuk Yoseob dengan jari kecilnya.
"Aah, dengan Yoseobie Samchon?" tanya Gikwang.
"Yah, Lee Hareun. Kau tidur denganku semalam, bahkan aku memandikanmu tadi pagi. Memangnya aku mirip dengan Yoseob?" sungut Junhyung.
"Yah, hentikan. Kau membuatnya takut, makanya dia enggak mau denganmu," kata Dujun. Ia menghampiri Gikwang lalu memeluknya. "Kau sehat? Apa kau mau langsung pulang?"
"Kita akan pergi makan bersama keluargaku, tapi sebelumnya aku ingin mengunjungi Aruna," jawab Gikwang.
Dujun, Junhyung, dan Yoseob menemani Gikwang menemui Aruna. Gikwang langsung tersenyum penuh semangat saat melihat Aruna dari kejauhan. Dadanya berdegup kencang seolah ini adalah pertemuan pertama mereka.
"Apa kabarmu? Apa kau merindukanku?" tanya Gikwang. "Cuacanya mulai dingin, tapi langitnya cerah. Akan menyenangkan kalau kita bisa jalan-jalan bersama. Kau, aku, dan Moon kecil kita."
Gikwang mengusap batu bertuliskan Aruna. D di depannya. Sebuah kalimat born again still your brother juga terukir di bawahnya.
"Aku sudah kembali, tapi kau enggak akan ada di sana," gumam Gikwang. "Jangan khawatir. Kini aku bisa bersama Hareun setiap hari dan bisa mengunjungimu kapan saja. Aku enggak perlu menunggu waktu libur untuk menemuimu."
Bibir Gikwang bergetar. Ia masih mengingat saat-saat terakhirnya dengan Aruna, yang selalu hadir di setiap mimpinya, seolah-olah wanita yang dicintainya itu masih ada di sampingnya.
Terjadi komplikasi setelah Aruna melahirkan, sehingga ia tidak pernah bangun lagi sejak keluar dari ruang operasi. Kemudian, saat Yoseob memilih untuk menghabiskan hari ulang tahunnya dengan menemani Aruna di rumah sakit, wanita itu justru pergi untuk selamanya. Tanpa sempat melihat atau memeluk putrinya, apalagi mengucapkan selamat tinggal.
Gikwang sangat terpukul dan kehilangan, tetapi ia tidak bisa terus-menerus dalam keadaan berduka, karena ia harus mengurus bayinya. Ketika empat bulan kemudian Gikwang harus berangkat wajib militer, ia menitipkan Moon—yang diberi nama Hareun—pada ibunya, dibantu juga oleh ibunya Junhyung. Gikwang merasa lega karena teman-temannya menyayangi anaknya, dan selalu menyempatkan diri untuk mengunjunginya setiap libur.
"Aku merindukanmu." Gikwang tercekat sambil mencengkeram batu nisan di hadapannya. "Aku masih bisa memeluk putri kita sepanjang waktu, tapi kau sendirian di sini. Aku juga ingin memelukmu agar kau tetap merasa hangat, agar kau enggak merasa kesepian, untuk meyakinkanmu bahwa aku akan tetap berada di sisimu. Aku enggak akan pernah meninggalkanmu. Aku pernah mengatakan padamu, kau sudah membawa hatiku ke manapun kau pergi. Aku sudah berjanji, aku enggak akan mengambilnya kembali. Aku enggak akan pernah jatuh cinta lagi selain denganmu."
Gikwang tidak bisa menahan air matanya. Ia terisak sambil menyandarkan dahinya di nisan Aruna, berharap ia bisa benar-benar bersandar pada istrinya. Sudah hampir dua tahun sejak kepergian Aruna, Gikwang memang tidak pernah absen mendatangi makamnya setiap kali ia libur dari militer. Namun, setiap kali rasa rindunya tidak bisa terobati begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfictionSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...