Junhyung membuka matanya dan merasakan nyeri di kepala dan tubuhnya. Ia memandangi langit-langit kamar, lalu menyadari lagi-lagi ia tidur di kasur lipat, dan bukan di kamarnya.
"Aku tidur di rumahmu lagi, ya?" tanya Junhyung.
"Mm," balas Yoseob dari tempat tidurnya. "Semalam Gikwang yang membawamu."
Junhyung terdiam sesaat. "Semalam aku datang saat mereka sedang bercinta."
"Dari mana kau tahu?"
"Gikwang enggak memakai bajunya, dan Hareun—" Junhyung tidak melanjutkan kata-katanya. "Sepertinya aku sudah enggak waras."
"Kau memang sudah enggak waras," sahut Yoseob. "Kenapa tiba-tiba kau datang dan mengajak mereka minum?"
"Aku berpikir kemungkinan Hareun hanya mengencani Gikwang agar dia bisa tinggal di Korea. Jadi, aku ingin mengingatkan Gikwang untuk enggak melibatkan perasaan yang berlebihan agar dia enggak terlalu kecewa nantinya."
"Dari mana kau dapat pemikiran seperti itu?"
"Kita semua tahu, kan? Itu sebabnya kau sendiri ikut menawarkan diri untuk menikahinya."
Yoseob menghela napas. "Yah, Gikwang berbeda dengan kita. Mereka sudah lama saling menyukai, bahkan lebih lama dari yang kau kira."
"Sungguh?" tanya Junhyung sambil terduduk.
"Mm-hm, Hareun mengaku padaku bahwa dia menyukai Gikwang sebelum Dujun memberi tahu kita mengenai pernikahan itu. Gikwang memang enggak pernah bercerita secara langsung, tapi aku tahu dia juga sudah lama menyukai Hareun," tutur Yoseob.
"Maksudmu, Hareun dan Gikwang sudah saling menyukai sebelum aku dan Hareun..." Junhyung menggerak-gerakkan tangannya ke segala arah, sementara Yoseob mencoba menganalisa sambil mengernyitkan dahi.
"Sebelum kalian tidur bersama gara-gara Yongchun Hyung?" tebak Yoseob. "Oh. Mereka bahkan sudah melakukannya sebelum itu."
Junhyung terkesiap. "Jadi... aku bukan yang pertama?"
"Yah, apa itu yang kau cemaskan? Tujuanmu waktu itu kan agar Hareun enggak mendapatkan pelepasan dari sembarang pria. Salahmu sendiri kalau kau melibatkan perasaan saat melakukannya."
Junhyung terdiam. "Kalau memang mereka saling menyukai, kenapa mereka enggak berkencan sejak saat itu?"
"Ceritanya rumit. Gikwang mengaku padaku dia memang sudah lama mau mengencani Hareun, bahkan sebelum mereka tidur bersama," jawab Yoseob. "Tapi dia dibohongi dan mengira Hareun berhubungan denganmu. Jadi, Gikwang memilih mundur, dan mengatakan pada Hareun bahwa dia pun memiliki perempuan lain. Kau ingat Hareun sakit saat Natal tahun lalu? Mereka sakit karena saling melukai."
"Dari mana Gikwang mendengar aku dan Hareun berhubungan? Siapa yang membohonginya?"
"Aah, itu sebenarnya salah paham. Sejeong bermaksud pria itu adalah Joon Hyung, tapi Gikwang mengira itu kau."
Junhyung mengernyitkan dahi sebelum akhirnya mengerti maksud Yoseob. "Aah, maksudmu Lee Joon Hyung? Jadi, Gikwang mundur karena dia mengira itu aku?" tanyanya. Ia terdiam sesaat lalu mengangkat alisnya. "Dia mundur karena itu aku?"
Yoseob langsung mendelik ke arah Junhyung. "Yah, jangan coba berpikiran macam-macam. Kalau kau ingin Hareun tetap berada di sini, kau enggak boleh mengganggu Gikwang. Hanya anak itu alasan Hareun tetap tinggal."
Junhyung termenung. Sebagian dari dirinya merasa senang karena Hareun tidak berhubungan dengan sembarang pria, sebagian lagi merasa sedih dengan kenyataan Hareun bahagia karena pria lain. Yoseob langsung duduk di tempat tidurnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/173842706-288-k69859.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
Fiksi PenggemarSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...