Sore itu, Junhyung sedang bersantai di rumahnya ketika Dujun mengirimkan pesan ke grup chat mereka.
"Apa ini? Mereka sedang jalan-jalan?" gumam Junhyung melihat foto Hareun dengan Dujun.
"Noona pergi dengan Dujun Hyung?" tanya Junsung yang ikut melongok ke ponsel Junhyung.
"Ssh!" Junhyung dan Junsung sama-sama menoleh ke arah ibunya yang sedang sibuk di dapur.
"Hyung, ayo kita susul mereka," ajak Junsung.
"Apa maksudmu? Dia sedang bersama Dujun," bisik Junhyung.
"Lalu, kenapa? Kau bisa mengatakan kau mengajakku, Hyung," balas Junsung dengan suara tertahan.
"Lain kali saja kita pergi bertiga. Kau pikir Eomma akan percaya kalau tiba-tiba kita pergi ke taman hiburan sore-sore begini?"
Junhyung baru berpamitan pulang pukul tujuh malam. Hareun juga masih pergi wisata kuliner dengan Dujun, jadi Junhyung tidak terburu-buru. Di tengah perjalanan, ponsel Junhyung berbunyi. Nomor yang tidak dikenal muncul di layar.
"Halo?" Junhyung menjawab telepon itu sambil mengernyitkan dahi.
"Halo, selamat sore. Dengan Yong Junhyung-ssi? Aku Park Hana," kata gadis di seberang.
"Siapa?" tanya Junhyung.
"Park Hana," ulang gadis itu. "Aku petugas kafe yang tempo hari menumpahkan kopi di jasmu."
Junhyung berpikir sesaat. "Aah, iya. Aku ingat. Ada apa?"
"Jasmu sudah kuambil dari penatu dan aku membawanya hari ini. Bisa aku bertemu denganmu untuk mengembalikannya?"
"Baiklah. Aku akan mampir ke kafe setelah ini—"
"Tidak, jangan ke kafe!" sergah Park Hana cepat. "Kita bertemu di tempat lain saja. Aku akan selesai bekerja pukul delapan. Jadi, nanti akan kukirimkan tempatnya melalui pesan."
"Baiklah."
Setelah tiba di sebuah restoran chicken and beer yang telah dijanjikan, Junhyung langsung menghampiri seorang gadis yang duduk di salah satu meja. Gadis itu melambaikan tangan ke arah Junhyung.
"Selamat sore," sapa Park Hana sambil membungkuk ke arah Junhyung. "Sekali lagi aku minta maaf karena telah menumpahkan kopi di jasmu."
"Tidak apa-apa," jawab Junhyung.
"Apa kau terburu-buru?" tanya Park Hana. "Bisakah kita mengobrol sebentar?"
Sebenarnya Junhyung tidak tahu tujuan Park Hana mengajaknya minum bir sambil menikmati potongan ayam. Namun, karena Junhyung juga sedang ingin melepaskan penat, jadi ia menerima ajakan Park Hana. Rupanya gadis itu sudah mabuk hanya dengan meminum dua gelas bir, dan meluapkan keluh kesah mengenai pekerjaannya. Dia lulusan sebuah universitas dari jurusan sekretaris, tetapi dia sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya, dan terpaksa berganti-ganti profesi demi menafkahi keluarganya.
"Terkadang aku berpikir, untuk apa aku bersekolah tinggi-tinggi? Untuk apa orang tuaku menghabiskan biaya untuk menyekolahkanku jika aku hanya berakhir menjadi pelayan di sebuah kafe?" Park Hana menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Maafkan aku karena aku jadi menceritakan hal-hal seperti ini padamu. Padahal kita baru saling mengenal."
"Tidak apa-apa," jawab Junhyung. Sepertinya gadis ini masih muda, tetapi stres dan letih terlihat jelas di wajahnya.
Park Hana mendongak ke arah Junhyung. "Kenapa kau tidak meminum birmu?"
"Aku harus menyetir. Lagi pula, aku tidak bisa membiarkan diriku mabuk di luar jika tidak ada yang menemaniku."
"Kalau begitu, haruskah kita melanjutkan ronde kedua di rumahmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfictionSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...