"Kau sudah bisa menghubungi Gikwang?" tanya Dujun.
"Ah, kau tahu sendiri. Dia sulit dihubungi kalau berada di luar negeri," jawab Yoseob. "Apalagi sepertinya saat ini di sana masih malam hari."
"Apa agensi Gayoon sudah memberi klarifikasi?" tanya Dujun.
"Apa agensinya pernah memberi klarifikasi?" Yoseob balik tanya.
"Apa kita tidak bisa mengabaikannya seperti berita Junhyung dan Hareun sebelumnya?" sahut Jihye.
"Tidak bisa," jawab Dujun. "Kita bisa mengabaikan berita sebelumnya karena mereka berada di perusahaan yang sama, sementara kali ini melibatkan pihak lain."
"Kenapa Gikwang selalu menghilang setiap kali dia membuat masalah? Dia juga melakukan itu saat kita dituntut karena dia membuat artikel yang salah," gerutu Jihye, lebih seperti berbicara pada dirinya sendiri. Yoseob dan Dongwoon berpandangan.
"Dia tidak membuat masalah. Lagi pula, kasus waktu itu bukan Gikwang yang melakukannya," jawab Dujun.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Dongwoon. "Kita tidak bisa mengabaikannya atau mengklarifikasi sebelum Gikwang Hyung memberi kabar."
"Jika mereka terlihat bersama-sama di hotel seperti ini, bukankah semua sudah jelas?" sahut Jihye lagi.
Dujun menghela napas. "Kau tidak akan pernah tahu cerita di balik foto ini—"
"Benar, kita memang tidak akan pernah tahu cerita di balik semua ini," sela Jihye. "Siapa yang tahu jika sebenarnya mereka memang berkencan? Mereka sudah sejak lama sering terlihat bersama. Apakah akan ada yang percaya jika ada yang mengatakan mereka tidak berhubungan? Jika aku melihat kekasihku tertangkap di hotel dengan perempuan, aku tidak akan mau berunding dengannya, karena sudah jelas mereka berhubungan."
"Tapi Gikwang Hyung berpacaran dengan Hareun Noona," sahut Dongwoon.
"Yang kalian tahu, Gikwang memang berpacaran dengan Hareun," balas Jihye tidak sabar. "tapi bukankah mereka berpacaran karena kalian yang memintanya? Bagaimana jika diam-diam Gikwang berpacaran dengan Gayoon tanpa kalian ketahui, atau Gikwang berpacaran dengan Hareun untuk menutupi hubungannya dengan Gayoon, atau—"
"Jihye-ssi," sela Dujun akhirnya. "Hentikan. Sebaiknya kau menunggu di ruanganmu, sementara kami berdiskusi."
Jihye menatap Dujun dengan bibir bergetar sebelum akhirnya berbalik. Hareun terlonjak kaget saat pintu terbuka dengan keras. Jihye sempat melirik ke arahnya lalu membanting pintu hingga menutup kembali. Namun, perempuan itu melewati Hareun seolah-olah Hareun tidak ada di sana, dan pergi menuruni tangga.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" ulang Dongwoon.
"Ah, Gikwangie," keluh Yoseob. "Aku tahu mereka sudah seperti keluarga dan sering terlalu dekat seperti ini. Dia bebas melakukannya kalau dia masih sendirian, tapi sekarang dia kan sudah memiliki kekasih. Bukankah dia sudah agak berlebihan?"
Hareun berbalik dan memutuskan untuk pergi. Ia tidak sanggup untuk mendengarkan percakapan mereka lebih jauh. Hareun mengambil barang-barangnya dan menghabiskan sepanjang hari di ruangan staf baru. Ia lebih merasa nyaman di sana karena Jewon bekerja dengan tenang dan tidak mengusiknya.
Hareun termenung. Gikwang bahkan tidak mengatakan padanya dia akan pergi bersama Gayoon. Kenapa? Apa Gikwang sengaja agar Hareun tidak mencemaskannya? Atau justru ia memang menutupinya? Mau tidak mau Hareun penasaran, seperti apa foto yang dikirimkan? Bahkan Dujun, Yoseob, dan Dongwoon tidak bisa menemukan jawaban untuk diberikan. Hareun juga jadi terganggu oleh ucapan Jihye. Perempuan itu memang sering bicara seenaknya, tetapi bagaimana jika ucapannya benar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
Fiksi PenggemarSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...