Pagi itu Hareun sedang mengeringkan rambutnya setelah mandi saat ponselnya berbunyi. Nama Junsung tertera di layarnya. Hareun melirik ke arah kamar mandi untuk memastikan Gikwang belum selesai mandi, lalu bergegas membawa ponselnya ke balkon.
"Oh, Junsung-ah."
"Noona, selamat tahun baru!" kata Junsung dengan nada ceria. "Aku meneleponmu kemarin, tapi nomormu tidak bisa dihubungi."
"Selamat tahun baru juga, Junsung-ah. Maaf, kemarin aku memang mematikan ponselku. Aku sedang di Jepang sekarang."
"Jepang? Kau liburan dengan siapa?"
"Dengan pacarku," jawab Hareun malu-malu.
"Noona, kapan-kapan kenalkan aku pada pacarmu, ya," kata Junsung. Hareun menggigit bibirnya. Bahkan suara Junsung juga mirip dengan Junhyung, membuatnya merasa tergelitik untuk bertanya padanya.
"Junsung-ah, kau ke mana saat malam tahun baru kemarin?" tanya Hareun.
"Aku pergi dengan teman-temanku," jawab Junsung. Hareun meringis. Tentu saja, mana mungkin Junsung ada di rumah Junhyung.
Hareun menoleh saat mendengar suara Gikwang memanggilnya. "Junsung-ah, maaf. Aku harus pergi. Aku akan menghubungimu lagi nanti."
"Baik, Noona."
Hareun mengakhiri teleponnya lalu bergegas masuk ke kamar sambil bergidik kedinginan. Ia terburu-buru, dan lupa memakai mantel, atau selimut, atau apapun keluar balkon.
"Kau sedang apa di luar?" tanya Gikwang.
"Aku habis menerima telepon," jawab Hareun.
Mereka merapikan koper masing-masing karena akan kembali ke Korea siang ini. Hareun mengemas cokelat yang dibelinya untuk oleh-oleh. Ia juga membeli tenugui atau handuk bercorak khas Jepang untuk diberikan kepada ibu kelima member Highlight.
Hareun kembali memandang berkeliling kamar sebelum mereka benar-benar pergi. Rasanya sedih meninggalkan kamar ini. Ia memang sering memiliki ikatan aneh dengan tempat yang ditinggalinya walau hanya satu atau dua hari.
"Ada apa?" tanya Gikwang.
"Enggak ada. Hanya merasa sedikit sedih," jawab Hareun malu.
"Tenang saja. Aku akan sering-sering mengajakmu pergi dan bermalam di tempat seperti ini lain kali," balas Gikwang.
Rupanya Yoseob sudah menunggu saat mereka tiba di bandara Incheon.
"Kenapa kau di sini? Kukira Junhyung yang akan menjemput kami," tanya Gikwang.
"Entahlah. Kemarin dia memintaku untuk menjemput kalian," jawab Yoseob. Ia merangkul bahu Hareun. "Lagi pula, aku kan rindu dengan Hareun. Kau bersenang-senang di sana? Ingin bermalam di rumahku malam ini? Sudah lama sekali kau enggak menginap, kan?"
"Yah," omel Gikwang sambil melotot ke arah Yoseob.
"Kenapa? Kau sendiri yang bilang Hareun masih boleh menginap di rumahku, walau sudah berkencan denganmu," protes Yoseob sambil meraih koper Hareun.
"Kalau begitu, aku juga ikut menginap di rumahmu," balas Gikwang sambil mengikuti Yoseob menuju mobilnya.
Gikwang duduk di depan bersama Yoseob sambil bercerita kegiatan mereka selama di Jepang, sementara Hareun duduk di belakang. Hareun memeriksa ponselnya dan melihat Junhyung meninggalkan beberapa pesan suara kemarin. Namun, Junhyung tidak bicara di semua pesan suara itu, dan hanya terdengar suara napasnya. Mengapa Hareun jadi merasa cemas?
"Itu pertama kalinya aku melihat langsung alergi Hareun pada matahari. Seluruh wajahnya merah dan bentol seperti digigit ratusan semut!" ujar Gikwang.
"Yoseob-ah, apa kemarin kalian minum-minum saat malam tahun baru?" tanya Hareun tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfikceSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...