"Jihye resign?!"
Hareun yang baru tiba di kantor langsung terkejut saat mendengar Sejeong, Yerin, dan Joy yang sedang mengobrol di pantry.
"Ya, Dujun Oppa memberi tahuku waktu dia baru datang tadi," jawab Sejeong.
"Mungkinkah terjadi sesuatu kemarin?" tanya Yerin. "Kau ingat, dia terlihat begitu kesal setelah kembali dari rundingannya dengan para bos mengenai Gikwang Oppa."
"Tetap saja, memangnya hal seperti itu bisa membuatnya mengundurkan diri?" sahut Joy. "Bagaimana pun, Jihye Eonni adalah model yang sedang merintis kariernya saat dia memutuskan untuk bekerja di sini. Kurasa dia hanya merasa tidak cocok dan ingin kembali pada karier modelnya."
Hareun duduk di mejanya sambil termenung. Mungkinkah ini karena pertengkaran yang kemarin didengarnya? Hareun bangkit lalu pergi ke lantai tiga. Ia menghampiri ruangan Dujun lalu mengetuk pintunya dengan hati-hati.
"Ya?" Terdengar Dujun menyahut dari dalam ruangan.
Hareun membuka pintu. Dujun sedang duduk di sofa sambil membaca sebuah buku. Pria itu menoleh saat Hareun muncul.
"Oh, Hareun-ah, ada apa?" tanya Dujun sambil memberi isyarat agar Hareun duduk di sebelahnya.
Hareun ikut duduk di sofa lalu melirik Dujun dengan ragu. Bagaimana dia harus memulainya?
"Kau ingin menanyakan tentang Gikwang?" tanya Dujun. "Tenang saja. Kemarin agensi Gayoon mengklarifikasi bahwa Gikwang dan Gayoon berada di sana untuk pekerjaan. Mereka memang ditempatkan di satu hotel, tapi kamar mereka terpisah. Mereka memang cukup dekat, tapi enggak ada yang perlu kau khawatirkan."
"Ah, begitu," gumam Hareun. Setidaknya beban di dadanya sedikit terangkat. "Apa kau sudah bisa menghubungi Gikwang?"
Dujun menggeleng. "Dia akan pulang dalam dua hari, kau bisa memarahinya nanti."
Hareun tersenyum kecut. "Lalu, bagaimana denganmu dan Jihye?"
"Hm? Ada apa denganku dan Jihye?"
"Kudengar dia mengundurkan diri."
"Ah, itu benar."
"Apa ini karena aku lagi? Kudengar kemarin kalian berselisih saat merundingkan mengenai foto itu."
"Apa? Enggak ada yang bertengkar karenamu," jawab Dujun sambil memutar tubuhnya untuk menghadap Hareun. "Dengar. Saat kami berada di kantor, kami bersikap profesional dalam bekerja. Selisih pendapat pasti ada, baik dalam urusan pekerjaan, maupun urusan pribadi. Lalu, Jihye memang sudah lama ingin kembali ke kariernya sebagai model. Aku enggak bisa menghentikannya untuk meraih mimpinya, kan? Jadi, enggak ada satu pun hal yang terjadi antara aku dan Jihye yang disebabkan olehmu. Oke?"
Hareun menatap Dujun, tidak yakin jika pria itu berkata jujur. Sebagai leader, Dujun memang selalu menyimpan semua beban sendirian agar tidak ada membernya yang terluka. Namun, Hareun tidak pernah menyangka akhirnya ia berhadapan dengan kata-kata penghiburan dari Dujun, walau seharusnya Hareun yang melakukannya.
Hareun bekerja seperti biasa hari itu. Rupanya Yoseob yang kemudian menempati ruangan Jihye dan mengambil alih beberapa tugasnya, dibantu oleh Dujun. Yoseob mencoba untuk bicara pada Hareun dengan mengajaknya makan siang bersama, tetapi Hareun menghindarinya dengan pergi makan bersama Jewon. Mereka memang berakhir pergi makan bertiga, tetapi dengan begitu Yoseob jadi tidak bisa mengobrol hal-hal lain dengan Hareun.
Namun, bukan Yoseob namanya jika menyerah begitu saja. Ia menunggu Hareun hingga selesai dengan pekerjaannya karena gadis itu menolak pulang bersamanya dengan alasan sibuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfictionSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...