"Menurut barang bukti yang diterima oleh pengadilan, Anda berada di salah satu video, dan ikut berhubungan dengan korban. Apa itu benar?"
"Iya, itu benar."
"Apa Anda mengenal korban secara pribadi?"
"Tidak, saya pertama kali bertemu dengannya bersama Yongchun. Setelah itu saya beberapa kali bertemu dengannya jika saya sedang menemui Yongchun."
"Di mana biasanya Anda bertemu dengan terdakwa dan korban?"
"Kami pernah bertemu di karaoke, terkadang di klub, dan di hotel sekitar dua atau tiga kali."
"Anda mengatakan bahwa Anda beberapa kali bertemu korban bersama terdakwa. Saat Anda bertemu dengan korban di tempat-tempat yang Anda sebutkan barusan, apa korban menunjukkan tanda-tanda bahwa dia datang dengan paksaan?"
"Tidak. Dia datang sendiri."
"Apa yang Anda maksud korban datang ke karaoke, klub, dan hotel itu sendiri, tanpa paksaan dari terdakwa?"
"Iya, benar."
"Apa terdakwa pernah terlihat membawa korban dengan paksa, seperti menyeretnya, atau perlakuan kasar lainnya?"
"Tidak pernah."
"Bagaimana dengan korban-korban yang lainnya? Apakah terdakwa pernah terlihat membawa mereka dengan paksa?"
"Tidak pernah."
Pengacara Gong menoleh ke arah hakim. "Saya rasa cukup sekian, Yang Mulia."
Pengacara Gong kembali ke mejanya di sisi Bae Yongchun. Hareun menahan diri untuk tidak menoleh ke arah sana sebagai salah satu bentuk terapinya. Jaksa Jang terlihat berdiskusi dengan Pengacara Kwon, sebelum akhirnya bangkit, dan maju ke tengah ruangan.
"Jaemin-ssi, sudah berapa lama Anda mengenal terdakwa?" tanya Jaksa Jang.
"Sudah lebih dari dua puluh tahun," jawab Jaemin dari kursi saksi.
"Apa selama lebih dari dua puluh tahun tersebut terdakwa sering berhubungan dengan banyak wanita?"
"Keberatan!" Pengacara Gong langsung bangkit dari kursinya.
"Keberatan diterima," sahut hakim. Ia menoleh ke arah Jaksa Jang. "Silakan diteruskan."
Jaksa Jang berdehem. "Jaemin-ssi, kami menemukan bahwa Anda berada di beberapa video yang berisi korban-korban lain. Apa setiap korban tahu jika mereka sedang direkam?"
"Uh ... sepertinya iya."
"Anda terdengar ragu. Apa Anda yakin setiap korban tahu bahwa dirinya sedang direkam?"
"Saya tidak yakin."
"Anda menyebutkan bahwa Anda bertemu dengan Nona Aruna di hotel sekitar dua hingga tiga kali. Apa korban tahu jika Anda ada di sana juga bersama terdakwa?"
Mata Jaemin terlihat nanar. "Entahlah. Matanya ditutup setiap kali saya datang."
Langsung terdengar bisik-bisik memenuhi ruangan.
"Apa korban menunjukkan gelagat aneh setiap kali Anda bertemu dengannya?"
"Saya rasa tidak ada."
"Terdakwa diketahui memasukkan obat perangsang dalam dosis tinggi di minuman korban yang menyebabkan korban tidak sadarkan diri sebelum mereka berhubungan. Apa Anda tahu tentang hal ini?"
Jaemin tidak menjawab.
"Jaemin-ssi, apa Anda mengetahui jika terdakwa memasukkan obat perangsang ke dalam minuman korban sebelum mereka berhubungan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfictionSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...