Part 63

84 21 11
                                    

"Aku sudah membawanya pulang, kau enggak perlu khawatir," kata Dujun.

"Maaf karena sudah merepotkanmu lagi, Dujun-ah," kata Hareun.

"Ah, ini sama sekali enggak merepotkan," balas Dujun. "Kalau begitu, kalian juga istirahat. Hubungi aku kalau kalian membutuhkan sesuatu."

"Baiklah. Makasih."

Hareun mengakhiri teleponnya. Tadi Junhyung mengiriminya foto-foto dan membuat Hareun cemas. Jadi, ia meneruskan pesan dari Junhyung pada Dujun. Ternyata Junhyung memang habis minum-minum sendirian. Bahkan pria itu meninggalkan mobilnya di warung tenda sehingga Changgu harus mengambilnya, dan membawanya pulang.

Hareun pergi ke kamar Gikwang. Pria itu sedang tidur setelah meminum obat penurun panas tadi. Hareun baru saja hendak naik ke tempat tidur saat mendengar bel berbunyi. Ia kembali keluar dan pergi ke pintu depan. Yoseob langsung memegang dahinya begitu Hareun membuka pintu.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Hareun bingung.

"Orang sakit merawat orang sakit. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan kalian dan enggak ada yang mengetahuinya?" omel Yoseob sambil mendorong Hareun agar kembali ke dalam. "Kalian sudah makan?"

"Sudah. Gikwang juga sudah tidur," jawab Hareun.

"Aku membawakan obatmu. Kau juga harus segera tidur."

Hareun meminum obat yang dibawakan oleh Yoseob lalu kembali ke kamar. Gikwang terbangun saat Hareun naik ke tempat tidur.

"Kau dari mana saja?" tanya Gikwang sambil merentangkan lengannya.

"Ada urusan sedikit," jawab Hareun sambil masuk ke pelukan Gikwang.

"Kau bukan sedang mengemas barang-barangmu, kan?"

"Barang-barangku?"

"Mm-hm, separuh dari barang-barangmu kan ada di sini. Kau enggak berniat kabur saat aku sedang tidur, kan?"

Hareun tertawa. "Aku enggak akan ke mana-mana."

"Jangan pergi untuk menjadi istrinya Junhyung. Berpikiran pun jangan," sungut Gikwang.

"Aku mengerti."

"Tapi aku penasaran," lanjut Gikwang sambil mengusap rambut Hareun. "Apa yang kalian lakukan sehingga Junhyung memanggilmu sebagai istrinya? Apa kalian sudah pernah menikah tanpa kuketahui?"

"Bukan. Kami hanya pernah bermain rumah tangga," jawab Hareun.

"Ada permainan seperti itu?"

"Intinya hanya berpura-pura sebagai pasangan suami-istri dalam waktu sehari. Waktu itu aku hampir pergi, dan dia memintaku untuk melakukannya. Kau ingat waktu aku menginap di hotel selama beberapa hari?"

Gikwang terdiam sesaat, lalu memejamkan matanya sambil mengerang.

"Kenapa? Apa ada yang sakit?" tanya Hareun cemas.

Gikwang membuka matanya lalu menatap Hareun. "Itu saat kau mengatakan padaku kalian baru saja tidur bersama, kan?"

Astaga. Hareun termangu memandang Gikwang. Waktu itu mereka memang belum berkencan, tetapi Hareun ingat Gikwang terus menunggunya karena tidak bisa menemuinya.

"Enggak apa-apa. Aku kan pernah bilang, enggak apa-apa. Itu semua terjadi di masa lalu, sekarang kau bersamaku." Gikwang mendekap Hareun lalu mengecup bibirnya. "Jangan bermain suami-istri dengan pria lain lagi. Kalau ada yang ingin kau lakukan, beri tahu aku. Jadi, kau bisa melakukannya denganku."

"Kau seharusnya tidur," kata Hareun saat Gikwang menciumi dagunya.

"Aku tahu," balas Gikwang sambil mengecup bibir Hareun. "Tapi aku merindukanmu."

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang