Part 28

114 32 97
                                    

Junhyung duduk di kursinya dengan pandangan menerawang ke arah pintu ruangannya yang sengaja dibiarkan terbuka. Tadi pagi ia membantu Hareun mandi dan berpakaian karena gadis itu akan pergi ke rumah sakit bersama Yoseob, sementara Junhyung pulang ke rumahnya. Namun, ia merasa lebih hampa setelah berada di rumah, hingga akhirnya Junhyung memutuskan untuk pergi ke kantor.

Junhyung telah mengutarakan kembali niatnya untuk mengajak Hareun kembali ke rumahnya. Ia cemas jika nantinya Yoseob akan merasa kerepotan. Namun, lagi-lagi Hareun menolaknya.

Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. Junhyung menoleh. Jantungnya seolah melompat keluar dari dadanya saat ia melihat Hareun berdiri di depan pintu. Ia tidak bisa menyembunyikan senyumnya seraya bangkit dan menghampiri gadis itu.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Junhyung tanpa melepaskan pandangan dari Hareun.

"Aku ingin menemuimu," jawan Hareun. "Aku sudah memikirkannya. Kurasa aku akan menerima tawaranmu dan ...."

Junhyung langsung merengkuh Hareun dalam pelukannya. Ia tidak perlu mendengarkan seluruh penjelasan Hareun, karena jawaban itu sudah cukup baginya. Junhyung memeluk Hareun dengan erat, seolah-olah mereka lama tidak bertemu. Bagaimana mungkin Junhyung memberi tahu Hareun bahwa ia tidak bisa tidur di rumah selama gadis itu tidak ada?

"Hyung, apa yang kau lakukan?"

Junhyung menoleh kaget. Lamunannya seketika buyar melihat Dongwoon berdiri di depan pintunya dengan bingung. Junhyung berdehem menyamarkan kegugupannya.

"Enggak ada," jawab Junhyung sambil menegakkan tubuhnya. "Ada apa?"

"Kau ingat dengan Kang Mirae?" tanya Dongwoon.

Junhyung tertegun. Tentu saja ia mengingatnya. Junhyung yang mewawancarainya saat gadis itu datang untuk menjadi jurnalis lepas saat Around Us baru berdiri. Usianya baru tujuh belas tahun waktu itu dan ia berniat untuk melanjutkan kuliah dari upahnya sebagai jurnalis. Namun, Mirae harus mengubur keinginannya setelah musibah itu terjadi. Gadis itu yang membuat Junhyung begitu posesif melindungi Hareun saat mereka bertemu Yongchun di acara peluncuran sepatu baru tahun lalu.

"Ya. Ada apa dengannya?" tanya Junhyung waspada.

"Dia ingin menemuimu." Dongwoon menyingkir ke tepi. Seorang gadis dengan kemeja abu-abu, rok hitam selutut, dan sepatu flat heels muncul di samping Dongwoon. Junhyung langsung bangkit dari kursinya.

"Ah, Mirae-ssi. Silakan masuk," sapa Junhyung sambil memberi isyarat ke arah sofa.

Gadis bernama Mirae itu membungkuk sopan ke arah Junhyung sebelum masuk dan duduk di sofa. Junhyung ikut duduk di sebelahnya, sementara Dongwoon meninggalkan mereka berdua.

"Bagaimana kabarmu?" Junhyung langsung menyesali basa-basinya. Mana mungkin gadis itu baik-baik saja, kan?

"Aku sedikit lebih baik dari sebelumnya," jawab Mirae. "Aku masih menulis di buku harianku seperti yang dianjurkan oleh psikiater yang kutemui waktu itu."

"Kenapa kau tidak menemuinya lagi? Kami sudah mengatakan padamu, kan, kalau kami akan menanggung biayanya."

"Tidak perlu. Aku tidak ingin membebani orang lain atas kesalahanku ...."

"Kau tidak bersalah," sela Junhyung cepat.

"Mengenai itu ... aku sudah mendengar berita tentang Aruna." Mirae terdiam sesaat. "Aku sudah memutuskan, aku akan bersaksi untuknya. Aku ingin membantunya."

Junhyung terkesiap. "Kau yakin dengan hal itu?"

Mirae mengangguk. "Hatiku terasa sakit setiap kali membaca komentar buruk tentangnya. Bagaimana jika akulah yang menerima segala komentar itu? Bukankah aku akan berharap ada perempuan lain yang datang membantuku?"

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang