Part 40

101 31 37
                                    

Junhyung mengendarai mobilnya tanpa melepaskan pandangan dari jalan di depannya. Ia menelan ludah. Suasana terasa lebih hening dan Junhyung merasakan kecanggungan yang tidak biasa bersama ibunya. Ia cemas dengan apa yang akan dikatakan ibunya nanti. Apakah ibunya melihat Junhyung bermesraan dengan Hareun? Apa itu artinya Hareun melanggar janji dengan ibunya? Apakah ibunya akan mengusir Hareun dari rumahnya?

"Kapan dia akan pergi?" tanya ibunya, mengagetkan Junhyung.

"Siapa?" Junhyung balik tanya, walau sebenarnya ia tahu siapa yang sedang dibicarakan oleh ibunya.

"Perempuan yang tinggal di rumahmu," jawab ibunya. "Ibunya Yoseob mengatakan sebentar lagi dia akan kembali ke negaranya."

"Hari Senin nanti. Dia sudah memesan tiket pulang."

"Kenapa terburu-buru? Bukankah visanya masih sampai tahun depan?"

"Dia sudah berencana pulang sejak lama."

"Bukan karena aku menolak permintaanmu untuk memasukkannya dalam keluarga kita, kan?" Ibunya menatap Junhyung tajam. "Apa kau mengatakan sesuatu padanya?"

"Aku tidak pernah mengatakan apapun padanya. Tentangmu atau Appa," jawab Junhyung. "Dia sama sekali tidak tahu bahwa Appa adalah ayahnya."

"Dia bukan siapa-siapa, enggak perlu menceritakan apapun padanya." Ibunya mengerucutkan bibirnya. "Itukah sebabnya kau memanfaatkan kesempatan untuk menggodanya?"

"Apa yang kau bicarakan, Eomma?"

"Aku melihatmu memeluknya."

"Eomma akan mengusir Hareun jika aku memeluknya?"

Ibunya terdiam sesaat. "Dia menceritakan padamu bahwa kami bertemu?"

"Jadi benar, Eomma memang akan mengusir Hareun jika aku menyentuhnya?"

"Untuk apa aku melakukannya? Lagi pula, dia akan segera pergi."

"Kenapa Eomma begitu membenci Hareun?" tanya Junhyung.

"Rasanya aneh sekali mendengarmu memanggilnya Hareun," gumam ibunya. "Namanya Aruna. Apa kau berharap aku akan menganggapnya sebagai perempuan lain kalau kau memanggilnya dengan nama Hareun?"

"Eomma melarangku mengingatnya sebagai Aruna. Jadi, aku akan menganggapnya sebagai Hareun," balas Junhyung sambil mencengkeram kemudinya. "Jika Eomma membenci ibunya, jangan melampiaskannya pada putrinya. Dia tidak tahu apa-apa."

"Aku enggak pernah membenci anak itu."

"Lalu, kenapa kau bersikap begitu keras padanya?"

"Aku hanya ingin memastikan kau enggak berbuat konyol, seperti menikahinya. Jadi, aku membuat batasan di antara kalian. Kalian dua orang dewasa yang tinggal bersama, siapa yang tahu apa yang bisa terjadi di antara kalian? Apalagi aku sudah pernah melihat foto kalian sedang berciuman."

"Aku tidak melakukan apa-apa dengannya. Bahkan sudah beberapa hari ini dia tidak pulang," gumam Junhyung.

"Aku mengatakan padanya, dia boleh tinggal di rumahmu selama yang dia mau, asalkan dia enggak macam-macam denganmu," kata ibunya. "Kalau dia mengira bisa melanggar janjinya hanya karena dia akan segera pergi, kuharap kau yang berpikir lebih waras, dan menjaga sikap untukku. Aku memperingatkanmu."

Junhyung tidak menjawab. Tiba-tiba ia merasa cemas dengan apa yang ia dan Hareun lakukan sepanjang hari ini. Bagaimana jika suatu hari Hareun kembali ke Korea untuk mencari Junhyung karena dia benar-benar mengandung anaknya?

~***~

Hareun memencet bel sambil sesekali melongok ke arah intercom. Sudah sepuluh menit ia berdiri di sana, tetapi Yoseob tidak kunjung membukakan pintu. Ponselnya juga tidak diangkat. Hareun bisa saja langsung masuk karena ia tahu kodenya. Namun, ia takut jika Yoseob sedang mandi, dan tidak menyadari kehadirannya.

Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang