Aruna menggandeng tangan ibunya memasuki sebuah hotel yang besar. Hari itu ibunya memakaikan pakaian terbaiknya, karena katanya ia akan bertemu dengan seseorang.
Mereka duduk di sebuah sofa di ruang tunggu. Aruna sangat senang bisa duduk di sana, karena sofa itu sangat empuk—lebih empuk dari tempat tidurnya. Di sini juga begitu dingin dibandingkan dengan rumahnya yang kecil dan pengap.
Kemudian seorang pria paruh baya muncul dan menghampiri mereka. Ibunya menyuruh Aruna memanggilnya dengan Appa. Pria itu ditemani dua anak laki-laki, salah satu dari mereka memakai jaket berwarna kuning. Sepertinya anak itu sebaya dengan Aruna, sementara yang satunya—terlihat seperti adiknya—berjaket putih. Bahkan di mata Aruna kecil saat itu, mereka terlihat imut sekali.
"Kamu pergi sama Appa dulu, nanti Mama jemput," kata ibunya Aruna.
Aruna sempat merengut saat ibunya berjalan menjauh darinya. Matanya berkaca-kaca, tetapi ia tidak bisa merengek padanya. Kemudian Appa menghampirinya.
"Jalan-jalan?" tanya Appa dengan bahasa Indonesia yang kaku.
Tentu saja Aruna langsung merasa gembira setelah mendengar kata jalan-jalan. Appa menggandeng tangan Aruna lalu mengajaknya pergi. Anak berjaket kuning yang berjalan di samping Aruna menoleh ke arah ayahnya.
"Appa, siapa namanya?" tanya anak itu.
"Namanya Aruna," jawab Appa.
"Aruna, sini bergandengan denganku," kata anak berjaket kuning itu sambil meraih tangan Aruna dan menggandengnya. Ia menunjuk-nunjuk dirinya sendiri. "Aruna, namaku Jaesoon. Jaesoon."
"Jaesoon?" ulang Aruna. Anak berjaket kuning bernama Jaesoon itu mengangguk senang.
"Ini adikku, Junsung," kata Jaesoon sambil menunjuk adiknya yang berjaket putih.
Mereka pergi ke sebuah taman hiburan. Aruna, Jaesoon, dan Junsung menaiki bermacam-macam wahana bersama Appa. Aruna sangat senang karena ia belum pernah keluar bermain seperti ini. Ia memperlakukan Junsung seperti adiknya sendiri. Jaesoon juga sangat menjaga Aruna, menggandengnya ke manapun mereka pergi, walau saat itu Aruna tidak mengerti apa yang dia katakan.
"Aruna, apa kau mau ikut pulang ke rumahku?" tanya Jaesoon saat mereka sedang makan. "Appa bilang, kau akan ikut dengan kami. Apa itu benar?"
Aruna yang tidak mengerti bahasa Korea hanya memandang Jaesoon dengan bingung. Anak itu menoleh ke arah ayahnya dengan kesal karena Aruna tidak menjawabnya.
"Aruna berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan kita. Jadi, dia tidak mengerti apa yang kau tanyakan," kata Appa pada Jaesoon.
"Kenapa dia tidak bicara sepertiku? Bisakah kau memberi tahunya?" tanya Jaesoon.
"Appa juga tidak bisa bicara dengannya. Nanti, kita akan mengajarinya jika dia sudah tinggal bersama dengan kita," jawab Appa.
Mereka bersenang-senang sepanjang hari, bahkan Aruna menginap di hotel tempat mereka tinggal. Ia bersama Jaesoon dan Junsung tidur di satu tempat tidur besar, sementara Appa tidur di kasur tambahan.
"Appa, apa nanti Aruna juga akan tidur di kamarku?" tanya Jaesoon.
"Tentu saja tidak. Aruna akan memiliki kamarnya sendiri," jawab Appa.
"Aku ingin tidur bersama Noona," kata Junsung sambil menggandeng tangan Aruna yang saat itu berbaring di pinggir. Jaesoon yang tidur di samping Junsung langsung terduduk dan menarik lengan adiknya.
"Aruna akan tidur di sebelahku!" ujar Jaesoon.
"Kalau kalian terus ribut, Appa akan tidur bersama kalian, dan Aruna akan tidur di kasur itu sendiri," kata Appa sambil menunjuk kasur tambahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfikceSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...