Hareun menggeliat dan segera membuka matanya begitu aroma yang sangat dikenalnya menyapa hidungnya. Dilihatnya Gikwang sedang berbaring di sebelahnya sambil memandang ke arahnya dengan senyum di wajahnya.
"Good morning," sapa Gikwang sambil merengkuh Hareun dalam pelukannya.
Wajah Hareun memerah saat Gikwang membelai rambutnya dengan lembut. Ternyata benar yang dikatakan orang-orang bahwa bercinta setelah bertengkar bisa membuat pasangan bertambah dekat.
"Jam berapa kau bangun?" tanya Hareun dengan suara parau.
"Aku terjaga semalaman. Kau terlihat lelah sekali."
Hareun tersenyum malu. Ia sendiri tidak ingat berapa lama mereka bercinta semalam. Entah bagaimana semalam Gikwang terlihat lebih bergairah dari biasanya, dan ia bercinta dengannya dengan keras.
"Yoseobie tadi menghubungiku," kata Gikwang. "Dia sedang di rumah Junhyung. Bahkan dia sempat bermalam di sana."
"Kenapa? Apa terjadi sesuatu pada Junhyung?" tanya Hareun.
"Semalam dia banyak minum lalu Dujun membawanya pulang. Yoseob memintamu untuk tetap di rumah karena dia akan pergi seharian bersama Junhyung dan Dujun." Gikwang memicingkan matanya ke arah Hareun. "Kenapa kau terdengar cemas begitu mendengar nama Junhyung?"
"Bu—bukan begitu. Hanya saja, enggak biasanya Yoseob bermalam di rumah Junhyung seperti itu. Jadi, kukira ada masalah yang serius."
Gikwang berdecak. "Sebenarnya, beberapa hari ini aku sedikit jengkel denganmu."
Hareun langsung menoleh ke arah Gikwang dengan bingung. "Kenapa?"
"Aku melihatmu dengan Junhyung." Gikwang mendekat ke arah Hareun lalu menempelkan dahinya di dahi Hareun. "Kalian melakukan ini."
Hareun menatap wajah Gikwang yang tepat berada di depan wajahnya. Mata pria itu terpejam dengan sebelah tangannya berada di wajah Hareun. Kemudian Hareun teringat sesuatu.
"Ah, waktu di Jeju kemarin?" tanya Hareun. "Kami enggak melakukan apa-apa. Aku bahkan melakukan ini padanya."
Hareun meletakkan tangannya di dada Gikwang lalu mendorongnya dengan pelan. Gikwang membuka matanya lalu menatap Hareun.
"Sungguh?" tanya Gikwang dengan nada ragu. "Apa yang sebenarnya dia lakukan waktu itu?"
"Dia... dia..." Hareun memutar otak, mencari alasan terbaik untuk menghindari kesalahpahaman. "Dia kehujanan dan berpikir mungkin dia terkena demam. Jadi, dia hanya... membandingkan suhu tubuhnya denganku."
Gikwang menatap Hareun, jelas tidak tahu apakah dia harus percaya pada penjelasannya. "Sejak hari itu aku... aku merasa terganggu, tapi aku enggak bisa meluapkannya padamu. Aku berusaha mengabaikanmu, tapi ternyata sulit melakukannya kalau aku bertemu langsung denganmu."
Ada rasa hangat berdesir di dada Hareun. Apa Gikwang sedang cemburu sekarang? Ini bukan pertama kalinya pria itu mencemburui Junhyung. Hareun tidak tahu ia harus senang atau kesal mengetahuinya.
"Justru waktu itu aku sedang menunggumu. Aku berharap kau yang..." Hareun sengaja tidak meneruskan kata-katanya.
"Kenapa kau enggak mengatakan padaku kalau kau menungguku?" tanya Gikwang. "Tapi aku juga enggak akan heran kalau Junhyung melakukan itu padamu, walau bukan dengan tujuan untuk membandingkan suhu tubuh."
"Kenapa?"
"Karena aku juga senang melakukannya. Melihat matamu." Gikwang kembali menempelkan dahinya di dahi Hareun. "Aku seperti melihat lautan yang dalam dan aku ingin terus melihatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanficSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...