Gikwang duduk di kursinya sambil mencengkeram kemudi, sementara Hareun turun dari mobilnya. Ia merasa bersalah karena menggunakan Gayoon sebagai pengalih perhatiannya. Namun, jika Hareun sudah membuat keputusan untuk kembali dengan Junhyung, Gikwang harus menunjukkan bahwa dia juga sudah melanjutkan hidupnya.
Gikwang menghela napas lalu bersiap untuk pergi. Ia menoleh ke jok samping dan menyadari ponsel Hareun berada di lantai mobilnya. Apa Hareun menjatuhkannya? Gikwang melepas sabuk pengamannya lalu membungkuk untuk mengambil ponsel itu. Ia harus mengembalikannya, lalu pergi dengan cepat agar ia tidak perlu berlama-lama bersama dengan Hareun.
Gikwang mematikan mesin mobilnya, kemudian turun, dan pergi menuju lift. Ia menekan tombol lift dan terkejut melihat Hareun masih berada di sana. Gadis itu mematung dan pipinya basah. Gikwang sempat tertegun melihatnya.
"Ponselmu tertinggal," kata Gikwang sambil mengulurkan ponsel ke arah Hareun.
Hareun menerima ponsel itu tanpa berkata apa-apa. Gikwang menarik tangannya kembali lalu melangkah mundur menjauh dari lift. Ia memandangi Hareun yang menatapnya melalui pintu lift yang kembali menutup. Apa Hareun menangis karena dirinya? Gikwang menelan ludah karena tenggorokannya tiba-tiba sakit. Hatinya terasa hancur.
Gikwang segera menekan tombol dengan tangan gemetar. Begitu pintu lift kembali membuka, ia menghambur masuk, lalu merengkuh Hareun dalam pelukannya.
"Maafkan aku," gumam Gikwang di rambut Hareun, sementara gadis itu terisak di dadanya.
"Apa kau membenciku?" tanya Hareun.
Gikwang tertegun. Tidak, tidak pernah. Namun, jika Gikwang menjawab seperti itu, ia hanya akan membuat Hareun mengira bahwa ia belum bisa melupakannya.
"Kau membenciku, ya?" tanya Hareun lagi.
"Maafkan aku." Gikwang mengecup pucuk kepala Hareun dengan cepat, sebelum akhirnya melepaskan pelukannya. Ia segera berbalik lalu keluar menuju mobilnya. Ia harus segera pergi sebelum hatinya menahannya untuk memeluk gadis itu lebih lama lagi dan tidak ingin melepaskannya.
Gikwang duduk di mobilnya dengan perasaan terluka. Semua ini takkan sama jika saja Hareun tidak meninggalkannya. Jika saja Hareun tidak memutuskan untuk kembali dengan Junhyung, Gikwang akan berusaha memperjuangkannya kembali—walau ia harus mengambil gadis itu dari sahabatnya. Hareun menyukai Gikwang, tetapi kenapa gadis itu malah memberi kesempatan pada Junhyung, bukan dirinya?
Gikwang meraih ponselnya lalu menekan tombol telepon. Ia menunggu hingga terdengar suara perempuan menjawab teleponnya. "Gayoon-ah, aku enggak bisa pergi. Maaf, aku akan menemuimu lain kali."
~***~
Malam itu Hareun duduk di ruangan yang gelap di atas sofa putihnya. Ia memandangi layar ponselnya yang menunjukkan kolom chat dengan Gikwang. Begitu banyak voice note yang ditinggalkan pria itu sejak terakhir kali Hareun memegang ponselnya—saat ia mengakhiri hubungan mereka, dan ia belum mendengarkannya. Hareun menekan salah satu pesan. Suara Gikwang langsung terdengar dari ponselnya.
"Hareun-ah, aku masih enggak bisa mengerti, kenapa kau harus pergi karena Yongchun Hyung. Kalau kau terganggu dengannya, kau bisa menolak untuk menemuinya. Kau enggak perlu pergi dan menurutinya."
Hareun menekan voice note kedua.
"Kau takut karena Yongchun Hyung lebih senior darimu? Kami ada di sini untuk menjagamu. Dujun akan melindungimu. Aku juga ... Aku juga ...."
"Apa aku masih enggak diizinkan untuk bicara? Kenapa kau mengabaikanku?"
"Hareun-ah... Katamu kau mencintaiku. Kalau kau mencintaiku, kenapa kau meninggalkanku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
FanfictionSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...