Junhyung terbangun saat mendengar suara-suara dari luar. Ia meraih ponselnya untuk melihat jam. Rupanya masih pukul enam pagi. Junhyung turun dari tempat tidur dengan mata setengah terpejam lalu keluar untuk memeriksa. Rupanya Hareun sedang mengeluarkan sepedanya.
"Kau mau ke mana?" tanya Junhyung. Hareun langsung menoleh kaget.
"Aku ingin bersepeda di sungai Han," jawab Hareun.
"Jam segini?"
"Aku enggak akan bisa bersepeda kalau sudah ada matahari."
Junhyung mengawasi Hareun yang sedang membuka pintu depan. "Mau kutemani?"
"Enggak perlu. Aku pergi dengan Gikwang," jawab Hareun sebelum keluar dan menutup pintu.
"Gikwang juga sudah bangun jam segini?" gumam Junhyung heran. Ia tahu betul Gikwang adalah member yang paling sulit bangun selain dirinya—bahkan lebih parah. Butuh seluruh warga kota Seoul untuk membangunkannya, dan belum tentu Gikwang akan langsung bangun, apalagi jika anak itu memakai penutup telinga saat tidur.
Junhyung langsung kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya. Akhir-akhir ini Hareun sering meminjam sepedanya setiap pagi, hanya sesekali membuat sarapan, langsung mengurung diri di ruangannya sepulang kerja, dan mengaku bermalam di rumah Gikwang setiap akhir pekan. Bukannya Junhyung tidak percaya dengan Gikwang atau melarang gadis itu untuk bergaul dengan sahabatnya. Namun, Junhyung takut sebenarnya Hareun sedang terlibat dengan pria seperti Yongchun lagi. Junhyung sudah berjanji pada orang tuanya akan sungguh-sungguh menjaga Hareun kali ini.
Junhyung menghubungi Gikwang untuk memastikan anak itu benar-benar sudah bangun.
"Oh, Junhyung-ah."
"Kau di mana?" tanya Junhyung.
"Aku sedang menuju sungai Han. Aku janjian dengan Hareun," jawab Gikwang. "Ada apa?"
"Enggak ada apa-apa." Junhyung langsung mengakhiri teleponnya dan menghela napas lega.
Sementara itu, Gikwang mengayuh sepedanya hingga ia bertemu dengan Hareun di pinggir sungai Han. Mereka bersepeda ditemani angin musim gugur yang menyapu wajah mereka. Rasanya segar sekali walau langit masih gelap. Mereka bersepeda selama satu jam sebelum akhirnya berhenti di rerumputan karena betis Hareun kram.
"Apa kita bersepeda terlalu cepat? Atau terlalu jauh?" tanya Gikwang cemas sambil memijat kaki Hareun.
"Enggak, kok. Kau kan tahu, tubuhku memang enggak terlalu fit seperti dirimu," jawab Hareun.
"Makanya, kau harus sering berolahraga denganku."
Setelah itu, mereka berbaring di rumput sambil memandang ke arah langit yang perlahan merah seiring terbitnya matahari.
"Apa malam ini kau akan pergi futsal lagi?" tanya Hareun.
"Enggak," jawab Gikwang. "Aku baru ingat, Dujun mengajak kita ke Ulsan Grand Park. Ada festival cahaya di sana. Kau sudah pernah melihatnya?"
"Apa itu?"
"Umm... tempat yang dihias dengan lampu-lampu kecil. Kau akan mengerti saat melihatnya nanti."
"Baiklah."
"Sebaiknya kita segera kembali sebelum mataharinya terlalu panas."
Mereka bangkit lalu bersepeda pulang. Gikwang mengantar Hareun sampai ke depan gedung apartemen Junhyung.
"Aku akan mandi lalu menjemputmu nanti. Kita pergi sarapan dulu lalu aku akan mengantarmu ke kantor," kata Gikwang.
"Oke." Hareun memberikan kecupan di bibir Gikwang. Ia melambaikan tangan lalu masuk ke dalam gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Care (HIGHLIGHT FanFiction)
Fiksi PenggemarSeri terakhir dari seri HIGHLIGHT FANFICTION! "Aku harus memastikan dulu padamu, apa kau juga menyukai Aruna?" "Kalau kau enggak berniat serius dengannya dan hanya ingin berkencan, lebih baik berikan Hareun padaku. Aku akan menikahinya." Hareun meny...