Dua bulan telah berlalu, dan aku masih belum menemukan jawaban atas pertanyaan yang diucapkan Master Joule. Setiap malam aku merenungkan jawabannya. Sayangnya, aku tak kunjung mendapat jawaban yang pasti. Aku pernah berpikir, jika satu harapanku dapat terkabul, aku ingin semua orang di sekitarku sehat. Atau, aku ingin berada selamanya di antara orang-orang yang kusayang. Tapi aku yakin itu bukanlah jawaban yang ingin didengar Master Joule.
Bulan lalu aku datang bertamu ke Rumah Master Joule. Alih-alih disambut, aku justru diusir. Seumur hidupku, aku tidak pernah diusir seperti itu. Master Joule memang orang yang berbeda, tak memandang martabat dan jabatan. Dia menyama ratakan harkat semua manusia.
Sepertinya, aku harus memikirkan jawaban ini dengan serius. Tapi ... bagaimana? Otakku buntu.
Seperti saat ini. Miss Ann sedang menjelaskan sejarah tentang sihir di depan Kelas. Sesekali dia memperlihatkan miniatur transparan yang keluar dari dinding. Aku menguap pelan, mengantuk. Pikiranku sepenuhnya terbang kemana-mana. Tak bisa fokus kepada penjelasan Miss Ann.
"Sihir pertama kali berasal dari meteor ajaib yang pernah menghantam bumi beribu tahun lalu." Miss Ann mengetuk dinding ruangan kelas dua kali. Detik berikutnya, muncul sebuah proyektor transparan yang menggambarkan meteor menghantam bumi. Percikan hijau tergambar jelas di sana. Lalu, gambar tersebut berganti menjadi hujan bintang berwarna hijau. "Setelah kejadian meteor menghantam bumi, sebuah barrier sihir terbentuk di atas lapisan atmosfer. Seorang bayi lahir, lalu muncul keajaiban. Bayi tersebut dapat mengeluarkan es. Esok harinya, bayi yang lahir kembali dianugerahi kekuatan yang berbeda. Bertahun-tahun berlalu, dan pemilik kekuatanpun tercipta.
"Para pemilik kekuatan berkumpul menjadi satu, lalu menggunakan sihir untuk menciptakan dimensi baru menggunakan sihir ruang dan waktu. Sihir ruang dan waktu dapat tercipta apabila pemilik kekuatan time keeper menggabungkan kekuatannya bersama seorang kepala malaikat yang turun ke Bumi. Malaikat itu bernama Azrael.
"Azrael turun ke Bumi untuk membantu para manusia pemilik kekuatan. Karena saat itu, penguasa dimensi manusia menetapkan kebijakan untuk memusnahkan para penyihir atau pemilik kekuatan. Singkat cerita, dimensi sihirpun tercipta. Azrael kembali ke langit untuk menjaga Taman kehidupan."
Salah seorang murid yang duduk di depanku mengangkat tangannya. "Miss, katanya Taman kehidupan itu hanya sebuah mitos. Apa itu benar?" tanyanya.
Miss Ann mengetuk dinding kelas, membuat proyektor transparan kembali menghilang. "Tidak ada yang dapat memastikan itu benar atau tidak. Karena Taman kehidupan adalah tempat berkumpulnya jiwa-jiwa, baik itu manusia maupun penyihir," jawab Miss Ann, mengakhiri penjelasannya. "Sejauh ini, ada yang ingin bertanya lagi?"
Beberapa murid kembali mengacungkan tangan. Sedangkan aku lebih memilih menopang dagu, mengarahkan pandanganku ke jendela. Namun yang kudapatkan saat menatap kaca jendela adalah pantulan kursi kosong, tempat Sena duduk.
Entah ini kebetulan atau apa, aku kembali duduk di samping Sena. Dan secara otomatis berarti kami sekelas. Lizzy duduk di kursi bagian depan. Aku pernah menjelaskan jika sistem tempat duduk di dimensi ini seperti bioskop di dimensi manusia, bukan? Semakin belakang tempat duduknya, maka semakin tinggi posisinya. Aku sempat menanyakan kepada Romeo perihal ini. Katanya, sistem ini dibuat agar semua murid dapat melihat guru yang menjelaskan dengan jelas. Tidak perlu tertutup oleh pemandangan kepala murid. Dan menurutku, itu merupakan ide yang cemerlang.
Omong-omong, entah mengapa para murid kelasku semangat menanyakan tentang ada atau tidaknya Taman kehidupan. Jika saja bukan karena aku pernah ke sana lewat mimpi, mana mungkin aku mempercayai keberadaan tempat itu. Nyatanya, tempat itu merupakan tempat berkumpulnya jiwa sesuatu yang hidup, dan hanya bisa dimasuki oleh jiwa juga. Aku tertidur, dan secara teknis berarti aku mati sementara. Dengan begitu, Beth dapat leluasa menarik jiwaku menggunakan kekuatannya ke Taman kehidupan lewat alam mimpi. Aku memang tidak mengetahui bagaimana caranya Beth dapat berahir di Taman kehidupan. Karena katanya Taman kehidupan dijaga oleh malaikat Azrael.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tales: Broken Pandora
Fantasy[The Tales: School of Magic Sequel] Setelah tragedi yang menyebabkan populasi penyihir menurun, kini kami dikejutkan kembali oleh bencana yang baru. Sebagian besar penyihir terkena sihir hitam, dan membuat kekuatan mereka tersegel. Kehilangan kekuat...