Bab 20

4.7K 328 7
                                    

Jam menunjukan pukul 07.30 dini hari, seorang gadis masih terlelap di dalam alam bawah sadarnya, matahari sudah menyinari berbagai penjuru kamarnya tetapi gadis tersebut sama sekali tidak terusik malahan ia menutup sebagian tubuhnya dengan selimut tebal. Tiba tiba ada suara ketokan yang cukup nyaring membuat gadis itu terlonjak kaget.

"Lisa!"pekik laki laki di balik pintu kamar itu, dirinya yang merasa terpanggil hanya menghela nafas, "Turun makan!"pekik laki laki itu sekali lagi, lalu bergegas pergi dari kamar tersebut.

Lisa kembali merebahkan badannya dan kembali tertidur pulas di atas ranjang, Lisa baru tidur 3 jam dan sekarang sudah di bangunkan, Lisa tadi malam tidak bisa tidur karena ia sibuk menonton sinetron kesukaannya. Oh ya mereka berdua tidak sekolah selama 2 minggu, karena mereka berdua sibuk mempersiapkan acara pernikahannya.

"YAK LALISA!"teriak lelaki itu dari bawah, Lisa hampir saja terjungkal, oh tidak matanya saja baru terbuka setengah, dia masih ingin melanjutkan tidurnya, ia ingin tidur seharian.

"Huwaaaa ngantuk"rengek Lisa, Lisa merengek sambil menendang nendang udara, Lisa berharap agar dia bisa kembali tidur dengan nyenyak. Tapi sialnya pintu kamarnya di dobrak dan menampilkan sesosok lelaki berwajah pucat.

"Oh udah bangun, mandi habis itu turun makan!"ingat Sehun, Lisa hanya mengangguk dan sesekali mengumpat, ia berjalan malas ke kamar mandi, Sehun yang melihat Lisa hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Gadis yang pemalas.

Setelah menghabiskan 30 menit utuk mandi dan berganti pakaian Lisa segera ke bawah, Lisa dapat melihat Sehun yang sedang duduk sambil memakan roti serta membaca koran layaknya orang yang sudah bekerja.

Lisa segera duduk di depan Sehun, Sehun yang tidak menyadari Lisa yang sudah duduk di hadapannya, Lisa berdehem cukup keras hingga menyadarkan Sehun. "Nih makan"ujarnya sembari menyodorkan semangkuk sereal.

Lisa segera memakan tanpa mengatakan sepatah katapun, ia masih malas berbicara bukan karena ia marah kepada Sehun, hanya saja ia malas untuk bicara, mulutnya sungguh berat untuk berbicara. Sehun yang semula menatap koran akhirnya meletakkannya di meja dan berganti menatap Lisa dengan serius.

"Lo marah?"tanyanya, Lisa hanya menggeleng sebagai jawabannya, "Kalo orang ngomong tatap matanya, jangan natap lain"kata Sehun, Lisa menatap manik mata Sehun, "Gue tanya lo marah?"tanya Sehun lagi, lagi lagi Lisa menggeleng.

"Tumben diem gak banyak ngomong"ucap Sehun sembari meneguk kopinya, Lisa hanya mengangkat bahunya acuh, Sehun menatap Lisa lekat, Lisa merasa terganggu karena di tatap begitu oleh orang di depannya.

"Gak usah natap gue begitu"kata Lisa, akhirnya Lisa bisa membuka suaranya, Sehun hanya tersenyum tipis, "Hari ini kita cari cincin"ujar Sehun, Sehun menyenderkan punggungnya di kursi, Lisa mengangguk.

"Tempatnya gimana?"tanya Lisa, Sehun menatap manik mata Lisa, "Tempatnya papah sama kakek udah atur, kita hanya mencari gaun, cincin"kata Sehun, Lisa mengangguk lagi.

"Lo mau kemana?"tanya Sehun, Lisa yang heran akan pertanyaan Sehun hanya diam, "Lo mau kemana?ke mall atau apa gitu"kata Sehun.

"Mall sama salon"ujar Lisa bahagia, Sehun hanya berdehem sebagai jawabannya, Lisa spontan bertepuk tangan tanda bahagia, Sehun yang melihat tingkah lucu Lisa hanya terkekeh.

"Oh ya gue denger denger lo punya anjing, mana anjing lo"tanya Lisa sembari menengok kanan-kiri, Sehun terkekeh.

"Vivi ada di rumah papah, lagi di bawa adik"ujar Sehun santai, Lisa heran sejak kapan Sehun punya adik?bukannya dia anak satu satunya?.

"Sejak kapan lo punya adik?bukannya lo anak satu satunya?"tanya Lisa penasaran, Sehun menggeleng, "Gue emang anak satu satunya, mamah adopsi dia, jadilah dia adik gue"ujar Sehun santai.

Lisa hanya mengangguk, Lisa merasa keluarga Sehun adalah keluarga yang penyayang, tidak salah ia memiliki mertua sebaik mereka.

"Selesaiin sarapan lo habis itu kita ke toko mall"kata Sehun.

"Bukannya ke toko perhiasan dulu?"tanya Lisa, Sehun menggeleng. "Nanti sore ke toko perhiasan"ujar Sehun, Lisa mengangguk dan sesekali tersenyum manis membuat yang melihatnya terpaku, lihat Sehun, dia terpaku oleh senyuman Lisa, ia baru menyadari kalau senyum Lisa adalah senyum yang paling terbaik.

Sehun berdehem, Sehun segera meneguk kembali kopinya, Sehun meminum kopi terburu buru hingga ia tersedak, "Uhuk uhuk".

Lisa yang sedang memakan serealnya seketika menatap Sehun, Lisa langsung menghampiri Sehun sembari menepuk nepuk punggung Sehun, "Makanya kalo minum jangan cepet cepet, batuk kan lo"kata Lisa memperingatkan.

Sehun bernafas legah, "Udah?"tanya Lisa, Sehun mengangguk, Lisa menyodorkan air putih ke Sehun dan di terima oleh Sehun. Sehun menarik Lisa tiba tiba, membuat gadis itu terduduk di atas pangkuan Sehun.

Sehun yang menyadari sesuatu langsung mengalihkan pandangannya, Lisa yang melihat Sehun aneh langsung berbalik menatap Sehun. "Ada yang salah?"tanya Lisa. Sehun mengangguk membenarkan.

"Ada apa?"tanya Lisa penasaran, Sehun berdiri membuat Lisa hampir terjungkal kalau tangan kekar Sehun tidak menariknya, Sehun menarik Lisa menuju kamar mandi. Lisa yang bingung hanya mengikuti Sehun.

Sehun menghadapkan Lisa ke kaca besar, Sehun membuka sedikit leher Lisa yang tertutupi rambut Lisa, Lisa terkejut karena melihat bercak merah ke unguan di leher jenjangnya, Lisa melihat jelas bercak itu dan jumlahnya ada 2.

Lisa segera menoleh menatap Sehun, dan di hadiahi oleh kekehan, "Kelepasan"ujarnya sembari terkekeh, Lisa mendengus malas.

Jangan salah paham mereka tidak melakukan hal hal yang aneh, mereka berdua tidak sampai melebihi batas.

Sehun mengambil sesuatu di dalam saku celananya, dan memakaikannya di leher yang ada bercak itu, "Udah gak kelihatan"ujarnya, Lisa menghela nafas, "Lain kali gak usah bikin gituan!"gerutu Lisa, Sehun terkekeh, "Asal gak melebihi batas kan"katanya.

"Ayo ke meja makan lagi, sarapan lo belum habis"ujar Sehun sembari menarik lengan Lisa lembut, Sehun mendudukan Lisa di sampingnya. Lisa hanya menatap serealnya tanpa memakannya, "Kenapa gak di makan?"tanya Sehun.

"Gak mood"kata Lisa ketus, Sehun yang menyadari calon istrinya lagi ngambek langsung memeluknya, Sehun mengusap lembut penggung Lisa, "Jangan ngambek, gue gak sampai bobolin lo"ujar Sehun, Lisa memukul keras lengan Sehun, membuat sang empunya melepas pelukan, dan mengusap lengannya yang nyeri.

"Sakit tau"ujar Sehun, Lisa yang merasa bersalah langsung menarik lengan Sehun dan mengusapnya lembut "Maaf"ujarnya, Sehun tersenyum dan kembali memeluk Lisa, "I love you"bisik Sehun.






BERSAMBUNG

JANGAN LUPA TEKAN BINTANG, BAGI PLAGIAT TOLONG TEPI, DILARANG PLAGIAT!BAGI SIDER TOLONG SADAR.

Aku bakal up kalo votenya mencapai 45+hehe😅, sengaja aku lambat lambatin karena udah sekolah, dan otomatis waktunya harus terbagi bagi😆, 45+aku bakal up kalo gak mencapai ya gak😂, SEKIAN TERIMA SEHUN🙏

Forced Marriage ( Hunlis )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang