Sehun melempar kecil tubuh Lisa di ranjang lalu menindihinya, belum sempat bibir mereka bertemu Lisa sudah menghentikannya, "Apa tidak apa apa kita melakukannya?"tanya Lisa ragu, Sehun tampak berpikir sebentar lalu menggeleng, "Lebih baik besok kita konsultasi ke dokter"ujar Sehun.
Malam ini Sehun harus menahannya, ia tidak ingin bayi yang di kandung Lisa terjadi sesuatu.
"K-kau marah?"tanya Lisa gugup, Sehun yang sadar jika dirinya sejak tadi hanya diam di atas tubuh Lisa langsung menatap Lisa bingung.
"Kau marah?"ulang Lisa, "Marah? Untuk apa?"tanya Sehun bingung, Lisa berdecak pelan, "Marah karna kau harus menahan hasratmu itu"ujar Lisa enteng.
Sehun yang mendengar ucapan Lisa tadi langsung tertawa, "Haha.. tentu tidak, aku tidak marah, kesal maupun kecewa. Itu pilihan aku, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada baby Oh"tukas Sehun.
Lisa hanya ber-oh ria, "Besok kita konsultasi ke dokter, apa boleh aku bertemu dengan bayi kita"ujar Sehun dengan mengalihkan badannya ke samping.
Sehun membalikkan tubuh Lisa supaya menghadapnya lalu kedua tangannya melingkar di pinggang istrinya itu.
"Sebaiknya kita tidur"ujar Sehun dan langsung mendapat anggukan dari Lisa. Perlahan mereka sama sama terlelap tidur.
Lisa mengerjapkan matanya sebentar lalu memusatkan perhatiannya ke samping. Kosong, Sehun tidak ada di sampingnya, lalu kemana dia?
Lisa mengubah posisinya menjadi duduk, matanya kesana kemari mencari keberadaan Sehun, saat di rasa Sehun tidak ada di kamar. Lisa otomatis berdiri lalu berjalan ke arah kamar mandi, membuka perlahan pintu kamar mandi lalu melihat sekeliling, kosong juga, lalu dimana dia sekarang?
"Sehun-ah"panggil Lisa seraya berjalan ke bawah, menuruni setiap anak tangga, matanya menelusuri dapur serta meja makan, tetap kosong tidak ada orang selain dirinya.
"Sayang"panggil seseorang dari arah belakangnya yang dimana belakang Lisa adalah ruang tamu atau ruang keluarga.
Lisa membalikkan badannya kaget, lalu ekspresi kagetnya berganti dengan kesal. "Kau dari mana saja?!"tukas Lisa sewot, Sehun terkekeh kecil, "Aku dari ruang tamu, kenapa terbangun humm?"tanya Sehun seraya menarik pelan pinggang Lisa supaya dekat dengan dirinya.
"Haus, ingin minum"ujar Lisa pelan, Sehun terkekeh kecil, "Ah baiklah, pergilah ke kamar, aku akan membawakanmu air minum"pinta Sehun, Lisa menggeleng, "Setelah bangun aku tidak ingin kembali tidur"ujar Lisa dengan mengerucutkan bibirnya.
Sehun tersenyum kecil, tangannya mencubit kecil kedua pipi Lisa. "Jadi.. kau mau apa?"tanya Sehun seraya membenarkan rambut Lisa yang berantakan.
"Menonton tv bersamamu"ujar Lisa, Sehun mengangguk, "Baiklah, kau tunggu di ruang tamu, sebentar lagi aku akan menyusulmu dengan susu ibu hamil"ujar Sehun, Lisa mengangguk meng-iyakan.
Lisa segera berjalan ke arah ruang tamu, sedangkan Sehun suaminya ia membuatkan susu ibu hamil untuk Lisa.
Beberapa menit kemudian Sehun duduk tepat di samping Lisa dengan gelas yang berisi susu berada di genggamannya.
Sehun menyodorkan susu itu, Lisa segera meminum sampai habis susunya. Lalu selang beberapa detik, Lisa merasakan sesuatu akan keluar dari mulutnya.
Lisa berlari kecil ke arah kamar mandi bawah lalu memuntahkan isi perutnya di wastafel, Sehun yang mengikutinya segera membantu Lisa dengan memijat kecil leher belakang Lisa.
Setelah merasa lebih baik, Lisa segera mencuci mukanya sebentar lalu berbalik badan menghadap Sehun yang menatapnya cemas.
"Sudah lebih baik?"tanya Sehun, Lisa mengangguk kecil dengan senyum di bibirnya. "Masih merasa mual?"tanya Sehun lagi, Lisa menggeleng kecil, "Kau pusing? Mau ke dokter? Mauku buatkan teh hangat?"beribu pertanyaan terlontar dari mulut Sehun.
Lisa menggeleng, "Aku baik baik saja, hanya.. merasa mual sedikit"ujar Lisa meyakinkan jika dirinya tidak kenapa kenapa. Meski begitu tetap saja, Sehun sungguh khawatir dengan keadaan Lisa sekarang.
Bibirnya pucat, matanya berkaca kaca, nafasnya memburu, tangannya bergetar kecil, apa ini yang di bilang baik baik saja?
Lisa yang menyadari suaminya itu masih tidak yakin jika ia baik baik saja langsung saja berkata, "Sungguh sekarang aku baik baik saja, tidak perlu khawatir Sehun-ah"kata Lisa.
"Lisa-ya dengar, meski kau berulang kali mengatakan kau baik baik saja itu tidak bisa mengurangi rasa cemasku padamu. Aku takut terjadi sesuatu denganmu atau dengan bayi kita, mungkin ini berlebihan tapi aku sungguh tidak ingin terjadi sesuatu pada kalian berdua.."
Lisa tersenyum tipis, tangannya memegang kedua pipi Sehun. Menatapnya lekat, "Aku tau, tapi.."
"Tapi apa? Kau ingin mengatakan jika kau baik baik saja lagi?"tanya Sehun, Lisa terkikik kecil, "Bagaimana kau tau? Kau peramal umm?"tanya Lisa berniat untuk mencairkan suasana ini.
"Lisa-ya, dengar, jangan mengatakan kau tidak apa apa jika kau selalu merasa kau tidak baik baik saja. Aku takut.. takut kehilanganmu, kau harus jujur padaku, jika kau sedang tidak baik baik saja kau bicara dengan jujur padaku.."
"Ya, aku tau, aku akan bicara apa adanya padamu. Tapi kau harus janji, janji untuk tidak khawatir berlebihan, bukan aku tidak suka, aku suka kau khawatir tapi jika kau khawatir berlebihan dan aku kenapa kenapa kau selalu menyalahkan dirimu sendiri. Itu tidak baik Sehun-ah"
"Aku janji"ujar Sehun dengan mengulurkan jari kelingkingnya, Lisa tersenyum dan segera menautkan jari kelingkingnya di jari Sehun.
BERSAMBUNG
See you, ILY❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage ( Hunlis )
عشوائيBercerita tentang perjodohan paksa, yang sama sekali tidak di inginkan keduanya, mereka berdua sama sama tidak menyukai satu sama lain, hingga waktu terus berjalan dan menumbuhkan rasa suka dari keduanya. 22 Mei 2019 - Sekarang