Tringgg...
Suara lonceng berbunyi, Syifa dan Shireen masuk ke dalam cafe membuat beberapa pasang mata refleks melihat ke arah mereka.
"Hei," Azka melambaikan tangannya kearah mereka.
Syifa dan Shireen langsung berjalan menuju meja Naufal, Adit dan Azka.
"Udah lama nunggu ya?" Tanya Syifa.
"Ngga kok," jawab Adit.
Mereka mengobrol dengan akrab, seperti sudah mengenal lama. Tapi beda halnya dengan Naufal, yang asik mendengar kan musik dengan earphone sambil memainkan handphonenya. Sesekali Syifa menatapnya, kenapa ia sangat berbeda dengan teman-temannya mungkin itu yang sedang terlintas dipikirannya sekarang.
"Dia emang gitu orangnya," Adit tiba-tiba berbicara dan menatapnya seperti sudah tahu apa yang sedang Syifa pikirkan.
"Oh..hm," Syifa membalasnya dengan senyuman.
"Manis," suara yang sangat kecil itu berhasil mengagetkan Syifa, itu suara Adit yang masih menatap dirinya.
"Hah, apa?"
"Oh ngga kok, mi..mi..minuman ini manis banget hehe," jawab Adit sembari menggaruk rambutnya yang tak gatal.
Sudah pukul 04.30 sore, mereka masih asik mengobrol. Sudah terlihat Naufal sangat bosan berada disana.
"Ohiya handphone gue dimana Ka?" tanya Syifa kepada Azka.
"Oh ini Fa."
"Kok bisa ada di lo sih Ka?" tanya Shireen pula.
"Oh ini Naufal yang nemuin di meja kantin tadi, kek nya Syifa tadi kelupaan."
"Belum mau pulang?" tiba-tiba Naufal melepas earphone di telinganya dan menoleh ke arah mereka.
Shireen menoleh ke arah luar jendela dengan kaca yang besar "Hm..masih hujan, tapi kalo kalian mau duluan gapapa kok, gue sama Syifa nunggu hujannya berhenti."
"Emang lo berdua kesini naik apa?" tanya Azka.
"Gue sama Syifa tadi jalan kaki, kebetulan rumah Syifa deket sama cafe ini."
"Oh kalo gitu pulangnya sama kita aja, gue kan bawa mobil," sahut Adit.
"Ohyaudah, ayo."
***
"Ehhh Syifa coba lo liat ini deh, aduh ganteng banget sumpah, matanya coklat terang banget, kulitnya putih bersih, alisnya gila. Bisa betah nih gue sekolah tiap hari."
Ya, Shireen sekarang berada dikamar Syifa, ia menginap dirumah Syifa malam ini.
Syifa membuka matanya dan duduk di samping Shireen melihat laptop yang sedang dimainkan temannya itu "Hah, Naufal? Lo suka sama Naufal?"
"Hm..iya sebenernya gue suka sama Naufal."
"Sejak kapan lo kenal sama Naufal? Cepet banget punya perasaan sama dia."
"Lo ngga inget ya? Ciri-ciri Naufal tu sama persis sama yang sering diceritain Lisa sepupu gue itu. Yang waktu itu gue suruh lo stalking dia."
"Hm..yang mana sih, kok gue lupa?" Syifa mengernyitkan alisnya.
"Ihh dasar pikun, yang itu lo pas kita lari sore terus ketemu dia. Perasaan ngga lama gue suruh lo stalking dia," jawab Shireen memutar bola matanya.
"Oh iya baru inget, wajar pas gua liat dia di kantin tadi kek nggak asing gitu."
"Gue boleh minta tolong ngga Fa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Teen FictionSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...