"Baiklah kalian bicarakan soal ini dulu, ibu tinggal sebentar dan buat kamu Intan jelaskan apa yang terjadi sebenarnya," kata Bu Lina keluar dari ruangannya.
Reyhan masih menatapnya tajam, menunggu gadis yang di hadapannya berbicara. Intan hanya menunduk tidak berbicara satu kata pun.
Reyhan langsung menatap adiknya Naufal yang berada di sampingnya. "Apa apa?" tanyanya bingung.
"Males gue cerita."
Reyhan mengembuskan nafas panjang dan membuangnya kasar, ia mengernyitkan keningnya, "Terus? Kalo kalian semua ngga cerita, gimana gue bisa tahu masalah yang terjadi. Sampai gue ada sangkut pautnya sama masalah ini."
"Nih," Naufal menyodorkan ponselnya ke arah kakaknya.
"Haa?"
"Liat aja sendiri."
Reyhan menyambut ponsel yang diberikan Naufal, ia melihat video yang terjadi kemarin. Ia menatap Intan dan Agnes tajam. "Kenapa kalian lakuin semuanya ke Syifa!" bentak Reyhan dengan nada tingginya.
"Hm kak, gue cuma bantuin kak Intan aja,"jawab Agnes santai.
"Keterlaluan!" geram Reyhan mengepal kedua tangannya. "Kenapa?! Ada masalah apa haa?!" lanjutnya dengan amarah yang meluap-luap.
"Gue ngga suka lo pacaran sama dia! Karena dia kita jadi putus," jawab Intan yang langsung berdiri dengan nada membentak.
Nadanya yang melengking tinggi membuat Bu Lina masuk ke ruangannya kembali. Ia bersama ayah Intan yang sudah datang ke sekolah.
"Gue putus sama lo bukan karena dia, itu karena lo sendiri! Inget itu!" jawab Reyhan.
"Sudah-sudah, kita bicarakan ini secara baik-baik. Oh iya pak, silahkan duduk."
Pak Agus duduk di samping anak perempuannya itu. Bu Lina menjelaskan secara rinci kejadian yang menimpa Syifa kemarin dan memperlihatkan video kelakuan tidak pantas yang dilakukan anak gadisnya.
"Jadi pak, scors Intan melakukan kesalahan sudah lebih dari batas. Ya, bapak tahu kan konsekuensinya apa?" jelas Bu Lina.
Pak Agus mengangguk malu, "Ya sudah Bu, saya akan urus semuanya. Intan akan saya urus untuk pindah sekolah."
"Aku ngga mau Pa," ucap Intan.
"Kamu harus pindah sekolah, jangan membuat malu papa karena kamu harus bermasalah setiap hari! Oh iya, kita pulang sekolah akan berkunjung ke rumah Syifa untuk meminta maaf atas apa yang terjadi kemarin!"
"Ngga mau, aku ngga salah," ia sangat membenci Syifa, karena Syifa ia harus pindah sekolah. Ia tidak akan pernah mengakui kesalahannya.
"Lo itu udah salah masih aja mau ngelak?!" ucap Reyhan pula.
"Ya sudah kalo kamu ngga mau minta maaf, papa ngga akan urus semuanya," kata ayahnya.
"Hm iya, iya, iya," jawab Intan ketus.
***
Shireen, Naufal, Adit dan Azka berkumpul di rumah Syifa. Karena ia masih sakit, mereka sepakat menjenguknya di rumah.
"Dari kecil memang udah cantik ya," kata Adit sambil melihat album foto di kamar Syifa.
Mereka berempat langsung menatap Adit yang fokus melihat foto-foto Syifa.
"Siapa?" tanya Azka.
"Syifa," jawab Adit santai.
"Ciee," sahut Shireen.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Ficção AdolescenteSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...