Sekarang adalah jam istirahat, siswa-siswi berdesakan keluar kelas. Ada yang menuju kantin ada pula yang pergi ke perpustakaan.
"Fa, ayo ke kantin. Gue laper pake banget" Ajak Shireen sembari memegang perutnya.
Syifa masih fokus menatap luar jendela, entah siapa yang kini ia lihat "Lo sama Azka aja, gue ada urusan bentar" Ucap Syifa tidak menoleh ke arah Shireen, ia beranjak dari tempat duduknya.
"Lo bilang tadi, lo laper? Nanti maag lo kambuh gimana?" Tanya Shireen kembali.
"Ngga kok"
Syifa berjalan keluar kelasnya, ia fokus terhadap pria yang sekarang ia ikuti. Ternyata pria tersebut masuk ke dalam perpustakaan, Syifa pun masuk pula mengikutinya.
Terlihat Naufal sedang fokus mencari buku di rak-rak besar dengan buku lainnya yang tertata rapi.
Syifa berjalan mendekatinya yang sedang mencari buku, di bagian buku-buku fisika. Ia pura-pura tidak tahu dengan keberadaan Naufal.
"Ngapain?" Tanya Naufal kaget setelah melihat gadis yang ia kenal kini sibuk pula mencari buku di sampingnya.
"Menurut lo?" Jawab Syifa tidak menoleh ke arah Naufal. Ia hanya berpura-pura cuek agar Naufal tidak mencurigainya.
Naufal tidak menjawabnya, ia paham pasti Syifa juga sedang mencari buku mengenai pelajaran fisika. Naufal telah menemukan buku yang ia cari, kemudian ia mencari tempat duduk yang nyaman. Tanpa ia sadari Syifa pun mengikutinya pula. Ia duduk di depan Naufal dengan buku tebal yang kini ia baca. Naufal tidak memperdulikannya, Naufal seperti sedang menunggu seseorang. Karena dari tadi Naufal hanya memegang bukunya.
"Fal" Ucap gadis yang Syifa kenali.
Ya, itu Agnes, gadis yang membenci dirinya. Ada apa dengan gadis itu? Kenapa sekarang ia sudah banyak berubah. Penampilannya pun sudah sederhana, make up nya tidak tebal seperti biasanya dan bajunya pun tidak ketat lagi, mungkin ia membeli baju baru, pikirnya.
Agnes tersenyum kepada Syifa, setelah melihat keberadaan Syifa yang duduk di depan Naufal.
Tumben - Syifa membatin.
"Fal, ini gue udah bawa bukunya" Ucap Agnes kembali, ia duduk di samping Naufal. Naufal mulai menjelaskan satu persatu rumus dan soal-soal fisika kepada Agnes.
Apa ini? Gue kesini ditakdirkan buat lihat mereka berdua belajar? Mana mesra lagi, Agnes mepet-mepet gitu lagi sama Naufal - Syifa membatin sembari menopang dagu dengan tangan kanannya.
"Ngerti?" Tanya Naufal kepada Agnes.
Agnes mengangguk lalu mengerjakan contoh soal yang di berikan Naufal.
Syifa menatap Agnes yang tengah fokus dengan soalya, ia tiba-tiba teringat kata-kata Shireen waktu itu.
"Lo ngga usah jadi orang yang penuh ketakutan lagi. Kalo ada yang macem-macem, lo lawan! Jangan lemah! Termasuk Agnes, walaupun dia sahabat kita pas SMP dulu tapi kalo dia udah keterlaluan, lo ngga usah tinggal diem! Lo bukan Syifa pengecut, ingat itu!"
Kata-kata Shireen, teriang-iang di pikirannya. Saat itu, ketika kejadian di lab fisika beberapa bulan yang lalu. Dimana ia seperti anak kecil yang takut akan segalanya. Tidak punya kekuatan untuk melawan dan hanya menangis meringkuk memeluk kedua lututnya, Syifa menepis ingatan itu. Dengan melihat sosok Agnes sekarang. Mungkin ia benar-benar sudah berubah.
***
"Darimana?" Tanya Shireen ketika Syifa baru saja masuk ke dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Teen FictionSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...