eleven

746 40 0
                                    

"Kak Rey.." ucap Syifa terkejut.  "Kenapa kak?"

"Eh Syifa, ngga kok. Cuma mau jenguk kamu aja," kata Reyhan tersenyum. "Nih," Reyhan menyodorkan makanan yang ia beli tadi.

"Apa?" Syifa menyambut plastik yang disodorkan Reyhan. Ia duduk di samping Reyhan, hening tidak ada suara.

"Ini silahkan diminum, mumpung masih anget," Bik Sarmi memecahkan keheningan, membawa nampan yang berisikan teh hangat dan cemilan.

"Makasih bik," ucap mereka serempak.

"Kamu masih sakit?" tanya Reyhan kepada Syifa yang duduk di sampingnya.

"Ngga lagi kok, cuma bekas memarnya aja yang belum sembuh."

"Coba lihat," Reyhan menarik tangan kiri Syifa pelan. "Ini semua gara-gara gue, maaf."

"Kak Rey ngga salah kok, kakak ngga perlu minta maaf."

"Jelas-jelas ini salah gue, karena Intan ngga rela kalo dia gue putusin."

"Non Syifa!!!" teriak Bik Sarmi dari arah dapur.

"Iya bik?"

"Makan dulu, ohiya den Reyhan juga!"

"Ngga usah, aduh jadi ngerepotin," jawab Reyhan tersenyum malu.

"Ngga kok, ayo kak!" Syifa menarik lengan Reyhan menuju meja makan.

"Hmm, enak banget," Reyhan mengunyah makanannya. "Resepnya apa nih bik."

"Resep membuatnya dengan cinta," jawab bik Sarmi tertawa.

"Ah, bibi bisa aja."

Mereka makan makanannya dengan lahap. Hampir tidak menyisakan sedikit makanan.

"Alhamdulillah habis, bibi jadi seneng," ucap Bik Sarmi.

"Hehe, maaf bik jadi abis makanannya," jawab Reyhan.

"Ngga apa-apa kok, bibi malah senang kalo makanannya habis. Misal makanannya ngga habis bibi sedih," jelas bik Sarmi membereskan barang-barang di atas meja makan yang di bantu oleh Syifa. "Sudah non, biar bibi aja."

"Ngga apa-apa bik," jawab Syifa.

Reyhan dan Syifa kembali ke ruang tamu. Suasana kembali menjadi hening sejenak. Reyhan menatap Syifa dengan senyumannya.

"Hari ini sibuk ngga?" tanya Reyhan yang masih menatap Syifa.

"Ng..ngga, kenapa?"

"Kita keluar yuk! Jalan-jalan, pasti bosen kan di rumah terus."

"Hmm.."

"Mau?" tanya Reyhan kembali.

Syifa mengangguk mengiyakan tawaran Reyhan. Ia mengganti bajunya dan bersiap-siap.

Gue cocok ngga ya pakai baju ini? Eh apa yang ini? Ahh ngga deh yang itu terlalu mencolok warnanya, oh yang ini aja kali ya? Ahh ngga cocok juga. Hmm yang ini aja deh, warnanya juga pas -Batin Syifa yang berdiri di pantulan cermin.

Ia memakai baju kaos abu-abu dengan rok jeans hitam selutut. Memakai sedikit polesan di wajahnya dengan rambut panjang yang terurai. Tumben sekali ia menjadi cewek seribet ini. Ia pun bingung dengan dirinya sendiri, mengapa ia menjadi seperti ini?

Ia menuju ke arah mobil Reyhan yang terletak di halaman rumahnya. Reyhan sudah menunggunya sedari tadi di dalam mobil. Tidak bisa di pungkiri mata Reyhan tetap fokus tertuju menatap Syifa. Ia terlihat berbeda, sangat cantik.

"Hm..hm...udah?" tanya Reyhan dengan nada gerogi.

"Ha? Udah apanya?" jawab Syifa bingung.

"Oh ngga, maksudnya itu... eee apa? Hmm udah selesai siap-siap nya?" ucap Reyhan sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang