Pagi-pagi sekali Reyhan sudah sampai di depan gerbang sekolah. Bibirnya bersenandung kecil di sepanjang perjalanan menuju kelas. Biasanya ia sangat bermalas-malasan pergi ke sekolah, justru tiba-tiba kini ia sangat bersemangat. Seolah bunga-bunga bermekaran di sepanjang koridor sekolah.
"Ah masih pukul 06.10," gumamnya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Ia memasuki kelasnya yang masih terlihat sepi dan menaruh tasnya di atas meja. Ia segera keluar kelas dan melewati kelas X IPA 2, ternyata sangat sepi hanya ada dua atau tiga orang. Sosok yang ia cari belum datang ke sekolah. Ia memutuskan untuk pergi ke parkiran di belakang sekolah tempat ia biasa menongkrong dengan teman-temannya.
"Ehh lu Rey," ucap seorang pria yang sedang menghembuskan asap rokoknya. "Apa kabar bro!"
"Baik, lo?"
"Baik juga, udah lama gue ngga liat lo di tongkrongan. Kata Vino sama Rian lo lagi deket sama cewek?" Bryan menaikkan satu alisnya.
"Ah lo," Reyhan menepuk pundak Bryan dan menghidupkan puntung rokok dengan korek api yang menyala di tangannya. "Baru pendekatan aja"
"Jangan sampai lolos bro! Haha," Bryian tertawa yang diikuti oleh Reyhan, Vino dan Rian.
***
"Syifa," teriak Shireen dari arah belakangnya.
Syifa segera menolehkan kepalanya ke arah belakang, terlihat Shireen ngos-ngosan berlari ke arahnya.
"Gila dari gerbang tadi gue panggil in ngga noleh-noleh," ucap Shireen memegang kedua lututnya.
"Yaa maaf, ngga denger."
"Bentar, bentar gue mau minum dulu," Shireen mengeluarkan botol minum dari tasnya dan meminumnya dengan terburu-buru.
"Pelan-pelan, astaga."
"Ahh, lega. Ayo lanjut jalan 5 menit lagi masuk loh," kata Shireen menarik lengan Syifa.
Langkah Syifa terhenti ketika melihat sosok tubuh jakung berjalan ke arahnya. Pria yang tidak asing berjalan dari arah parkiran belakang sekolah, "Lo duluan aja, gue ada urusan."
Shireen mengernyitkan dahinya, "Urusan apa? Ya udah deh gue duluan. Gue piket soalnya, hehe."
"Baiii," Syifa melambaikan tangannya ke arah sahabatnya itu.
"Baiii!!" ucap Shireen yang berjalan menuju kelas.
"Hai," sapa Reyhan kepada Syifa yang tengah berdiri di koridor sekolah.
Seketika Syifa menjadi diam, bau apa ini? Pikir Syifa. Ia hanya tersenyum tidak ada jawaban sama sekali.
"Kenapa? Ada yang beda?" ucap Reyhan tiba-tiba, karena respon Syifa tidak seperti biasanya.
"Ngerokok?" ucap Syifa dengan nada juteknya.
"Hm.. haa?" ucap Reyhan gerogi.
Syifa menghela nafas panjang, "Ngga usah bohong!"
Reyhan menunduk, ia tidak tahu harus apa, "Maaf."
"Aku ngga perlu kata maaf, aku mau kakak berubah!"
Reyhan menatap Syifa, berubah seperti apa maksudnya? "Berubah? Kek--"

KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
TienerfictieSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...