Azka sedang berkeliling melihat-lihat perhiasan yang berkilauan di toko perhiasan yang terkenal di kotanya. Ia ditemani Adit yang ikut turut mencari kalung yang Azka cari.
"Ini bro?" Ujar Adit sembari menunjuk kalung dengan liontin kupu-kupu yang sangat indah di balik kaca transparan yang besar.
Azka menoleh ke arahnya dan melihat kalung yang Adit maksud "Nah ini!"
Karyawan toko perhiasan langsung mengambil kalung yang dimaksud, lalu memperlihatkannya kepada Azka dan Adit.
"Berapa mbak?"
"Yang ini 3 juta 500 ribu mas"
"Ya udah saya ambil ini"
"Okay mas, langsung ke kasir ya"
Azka mengangguk mengiyakan.
"Buat siapa?" Tanya Adit bingung, karena Azka belum memberitahunya kalung tersebut akan ia kasih ke siapa.
"Biasa"
"Shireen?"
Azka mengangguk kembali "Besok dia ulang tahun" Ucapnya sembari mengeluarkan kartu debit untuk membayar kalung yang ia beli. Setelah selesai membayar Azka dan Adit berencana untuk pulang ke rumah. Baru saja mereka membalikkan tubuh ke belakang. Mereka terkejut dengan sosok Naufal yang mengantri di belakang mereka.
"Ngapain lo kesini? Kita kira lo lagi di perusahaan hari ini" Ucap Azka heran.
"Benar cincin yang ini mas?" Ujar karyawan toko bertanya kepada Naufal. Azka dan Adit kembali melirik ke arah belakangnya melihat barang apa yang Naufal beli.
"Cincin?!" Teriak Azka dan Adit kaget.
Sepasang mata menatap ke arah mereka. Azka dan Adit menutup mulutnya lalu saling melempar tatapan.
Naufal hanya mengangguk.
"Lo udah mau nikah?" Tanya Azka yang memelankan nada suaranya.
Naufal hanya menjawab dengan gelengan kepala.
"Terus?" Sahut Adit pula "Lo udah mau lamaran?"
Sekali lagi Naufal hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.
"Terus???" Tanya Azka dan Adit heran.
"Buat disimpan"
"What?! Buat apa lo simpan cincin? Terus..itu cincin bukan ukuran jari lo lagi" Lagi-lagi Azka bertanya keheranan.
"Mas kalo udah selesai belanja, minggir dulu. Dari tadi kita nungguin antrian" Ucap ibu-ibu yang berada di belakang mereka dengan raut wajah kesal.
Adit tersenyum sembari mengangguk menatap ibu-ibu yang berdiri di belakangnya "Oh iya, maaf Bu"
Mereka bertiga berjalan beriringan keluar dari toko perhiasan. Adit dan Azka tidak bertanya lagi mengenai cincin yang Naufal beli, karena percuma bertanya kepada Naufal. Mereka hanya berpikir mungkin Naufal sudah mempunyai calon dan akan segera menikah.
"Gue duluan" Ucap Naufal yang sudah berdiri tepat di depan mobilnya.
Adit dan Azka hanya menganggukkan kepalanya.
Naufal masuk ke dalam mobil lalu melajukannya dengan kecepatan sedang. Sedangkan Azka dan Adit yang berdiri melihat kepergian mobil Naufal yang perlahan menghilang dari pandangan mereka langsung masuk ke dalam mobil Azka yang tidak jauh terparkir dengan mobil Naufal tadi.
Di tengah perjalanan mereka masih membahas perihal cincin yang Naufal beli. Entah kenapa rasa penasaran mereka sangat menjadi-jadi.
"Menurut lo? Dia bakal nikah sama siapa?" Tanya Adit sembari menatap fokus jalan raya di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Novela JuvenilSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...