twenty eight

588 33 7
                                    

Syifa duduk di sofa ruang tengah sembari menonton televisi, sedangkan ibunya sibuk membaca majalah.

"Gimana sekolahnya hari ini?" Tanya Anna sembari meletakkan majalah yang sudah ia baca.

Syifa menoleh ke arahnya ibunya "Hm hari ini cukup capek ma, soalnya ada jam tambahan tadi"

"Kamu besok sekolah mama anter ya, soalnya sekalian besok pagi mama ke bandara"

"Ke Bandung lagi?" Tanya Syifa sedikit pasrah. Karena akhir-akhir ini ibunya tambah sibuk bekerja, jadi tidak ada waktu bersama-sama seperti dulu ketika ayahnya masih ada.

"Ngga, besok mama ke Semarang"

"Mama jadi tambah sibuk deh akhir-akhir ini, Syifa bosen di rumah setiap hari sendirian, ke mall sendirian, ke toko buku sendirian"

Anna langsung memeluk tubuh mungil Syifa sambil mengelus halus rambut panjangnya "Mama juga mau kok ada waktu bareng sama kamu" Ia mengecup singkat kening Syifa "Oh iya, Shireen emangnya ngga pernah main bareng kamu lagi?"

"Shireen sekarang sibuk pacaran ma, hehe" Ucap Syifa terkekeh "Sebenarnya Shireen sering ngajakin Syifa keluar bareng, tapi ngga enak sama Azka. Jadi ganggu mereka, ya ngga sih ma?"

Anna tersenyum simpul "Kalo gitu kamu cari pacar juga dong"

Syifa langsung menatap Anna. Anna langsung tertawa melihat ekspresi anaknya tersebut.

"Mama tau ngga sih?"

"Apa?"

"Syifa tuh lagi suka sama seseorang.. hm tapi Syifa ngga tau dia suka sama Syifa atau enggak"

Anna tersenyum kembali mendengar cerita anaknya "Syifa tau ngga? Kalo mama dulu jadi penganggum berat papa kamu? Heheh. Kamu itu sama kayak mama dulu"

"Mama serius? Terus? Jalan percintaan mama sama papa gimana ceritanya?"

"Dulu mama selalu yakin di dalam hati ini" Anna memegang tangan Syifa sembari meletakkan tangannya ke dada Syifa "Kalo mama harus dapetin apa yang mama mau, ya.. kayak mama lakuin hal yang papa kamu suka. Jujur ambil hati papa kamu itu sulit banget"

Syifa tersenyum mendengar cerita ibunya tersebut "Ternyata mama punya kisah cinta yang luar biasa yah. Terus gimana lagi?"

"Papa kamu itu orang yang sangat pandai, baik, rajin belajar, ganteng, orang kaya juga. Wajar dulu papa kamu jadi rebutan pas SMA waktu itu, hehe" Ucap Anna terkekeh "Mama dulu satu sekolah tapi beda kelas, jadi mama giat belajar biar bisa ikut olimpiade waktu itu. Biar bisa belajar bareng sama papa kamu"

Syifa mengangguk-ngangguk.

"Terus, papa sama mama mulai deket semenjak sering olimpiade bareng. Pas lulus SMA papa kamu nyatain perasaannya ke mama, jadi kita jalanin hubungan sampai maut memisahkan" Lirih Anna teringat masa mudanya. Karena sekarang kenyataannya Martin ayahnya Syifa sudah tiada lagi beberapa tahun silam.

Syifa menitikkan air matanya dan memeluk erat ibunya "Syifa kangen papa, hiks.."

Anna membalas pelukan hangat Syifa sembari mencium keningnya "Mama juga kangen"

***

Syifa masuk ke dalam mobil berwarna putih, Anna segera memanaskan mesin mobilnya. Bik Sarmi sudah menunggu di dekat pagar rumah untuk menutupnya nanti ketika mobil tersebut keluar. Baru saja keluar dari halaman rumah, mobilnya terhenti ketika melihat sosok pria yang sedang duduk di atas motor.

"Loh? Syifa udah chat Naufal kan biar ngga nganter sekolah hari ini?" Ucap Anna ketika melihat pria dengan jaket kulit yang dikenakannya.

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang