eighteen

652 39 2
                                    

Libur sekolah telah tiba, sudah 1 Minggu Reyhan berada di London. Syifa sering mendapat pesan dari Reyhan, mereka selalu mengabari satu sama lain lewat aplikasi chat.

Shireen, Syifa, Naufal, Azka dan begitu pula Adit yang kian hari kian dekat menjadi teman akrab. Sudah sering berkumpul, entah itu mengerjakan tugas ataupun hanya sekedar main saja. Roy yang sudah mengenal Syifa, semakin senang dengan perilaku Syifa yang sangat sopan santun.

Tiba-tiba suara notifikasi chat berbunyi, Syifa yang masih fokus membaca buku novelnya segera meraih ponsel yang berada di atas naskahnya. Ia mengira itu pasti adalah pesan dari Reyhan.

"Hah? Azka?" gumamnya setelah melihat layar ponselnya.

Azka (1)

Azka : fa lo dimana?

Syifa : di rumah, kenapa?

Azka : sibuk ngga?

Syifa : ngga, why?

Azka : bantuin gue

Syifa : ha? bantuin apaan?

Azka : gue mau nembak Shireen

Syifa : serius lo? demi apa?!
woiiiiii gila kaget gue

Azka : serius maemunah, bantuin gue ya pliss, harus mau!

Syifa : y deh, gue bantuin paan?

Azka : timaciii cipa😙

Syifa : 🤢

Azka : siap-siap bentar lagi gue
              jemput

Syifa : woi gue ngapain?
Kenapa dijemput?
read

Syifa hanya menghela nafas, Azka memang orang yang sangat menyebalkan. Pesannya saja hanya dibaca ketika ia bertanya tugasnya apa, membuat ia malas untuk bersiap-siap.

Tin..tin..

Suara klakson mobil hitam yang sudah terparkir di depan rumah Syifa berbunyi, ia tahu itu pasti Azka yang sudah sampai untuk menjemputnya. Ia segera mengambil slingbag yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan segera keluar rumah.

"Bik, Syifa pergi sama Azka," teriak Syifa dari luar rumah.

"Iya non, jangan pulang kesorean," jawab bik Sarmi dari dalam rumah.

"Siap bik."

Syifa yang sudah berada di dalam mobil Azka segera bertanya tujuan ia harus ikut bersamanya, "Tugas gue apaan?"

"Ohiya gue belum ngomong ya?" ucapnya menatap Syifa. "Tugas lo bantuin gue nyari sesuatu yang disukain Shireen."

"Kalo yang disukainnya itu Justin Bieber gimana? Haha."

Azka langsung melotot menatap Syifa, "Serius ih."

"Gue duarius loh haha," jawabnya tertawa geli melihat respon temannya itu. "Emang lo bisa ya jadi orang serius?"

"Ya bisa lah kalo soal perasaan gue ngga pernah bercanda," katanya dengan suara yang sok bijak.

"Sa ae lu upil kodok."

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang