Libur sekolah telah tiba, sudah 1 Minggu Reyhan berada di London. Syifa sering mendapat pesan dari Reyhan, mereka selalu mengabari satu sama lain lewat aplikasi chat.
Shireen, Syifa, Naufal, Azka dan begitu pula Adit yang kian hari kian dekat menjadi teman akrab. Sudah sering berkumpul, entah itu mengerjakan tugas ataupun hanya sekedar main saja. Roy yang sudah mengenal Syifa, semakin senang dengan perilaku Syifa yang sangat sopan santun.
Tiba-tiba suara notifikasi chat berbunyi, Syifa yang masih fokus membaca buku novelnya segera meraih ponsel yang berada di atas naskahnya. Ia mengira itu pasti adalah pesan dari Reyhan.
"Hah? Azka?" gumamnya setelah melihat layar ponselnya.
Azka (1)
Azka : fa lo dimana?
Syifa : di rumah, kenapa?
Azka : sibuk ngga?
Syifa : ngga, why?
Azka : bantuin gue
Syifa : ha? bantuin apaan?
Azka : gue mau nembak Shireen
Syifa : serius lo? demi apa?!
woiiiiii gila kaget gueAzka : serius maemunah, bantuin gue ya pliss, harus mau!
Syifa : y deh, gue bantuin paan?
Azka : timaciii cipa😙
Syifa : 🤢
Azka : siap-siap bentar lagi gue
jemputSyifa : woi gue ngapain?
Kenapa dijemput?
readSyifa hanya menghela nafas, Azka memang orang yang sangat menyebalkan. Pesannya saja hanya dibaca ketika ia bertanya tugasnya apa, membuat ia malas untuk bersiap-siap.
Tin..tin..
Suara klakson mobil hitam yang sudah terparkir di depan rumah Syifa berbunyi, ia tahu itu pasti Azka yang sudah sampai untuk menjemputnya. Ia segera mengambil slingbag yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan segera keluar rumah.
"Bik, Syifa pergi sama Azka," teriak Syifa dari luar rumah.
"Iya non, jangan pulang kesorean," jawab bik Sarmi dari dalam rumah.
"Siap bik."
Syifa yang sudah berada di dalam mobil Azka segera bertanya tujuan ia harus ikut bersamanya, "Tugas gue apaan?"
"Ohiya gue belum ngomong ya?" ucapnya menatap Syifa. "Tugas lo bantuin gue nyari sesuatu yang disukain Shireen."
"Kalo yang disukainnya itu Justin Bieber gimana? Haha."
Azka langsung melotot menatap Syifa, "Serius ih."
"Gue duarius loh haha," jawabnya tertawa geli melihat respon temannya itu. "Emang lo bisa ya jadi orang serius?"
"Ya bisa lah kalo soal perasaan gue ngga pernah bercanda," katanya dengan suara yang sok bijak.
"Sa ae lu upil kodok."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Teen FictionSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...