twenty seven

571 34 4
                                    

Syifa masih tidak bisa harus melakukan apa sekarang. Ingin pergi jauh-jauh, menghindari sosok yang di hadapan nya rasanya tidak ada kekuatan untuk berlari. Seperti ada sesuatu yang menghalanginya untuk pergi dari hadapan sosok tersebut. Pria itu terus bicara kepadanya, Syifa hanya diam tidak menjawab sepatah kata apa pun.

"Makasih minum nya"

"Gimana kabar lo sekarang? Baik?"

"Gue kangen sama lo"

"Akhirnya kita di pertemukan disini sekarang, gue seneng banget!"

"Ada yang mau gue omongin sama lo"

"Hei?!" Ucap pria itu lagi sambil melambaikan tangannya ke tatapan kosong Syifa.

Syifa tersadar akan lamunannya, rasanya ada air yang ingin menerobos keluar dari matanya. Tetapi perisai nya masih kuat menahannya. Entah apa yang harus ia ucapkan kepada pria tersebut, ia muak melihatnya. Bagaimana mungkin pria di hadapannya ini terus bertanya tanpa merasa berdosa?

"Gimana?" Ucap pria itu kembali.

Sekali lagi Syifa tidak menimbali ucapannya, ia berbalik dan berjalan menuju Naufal yang sedari tadi ada di belakangnya. Pria itu menahan pergelangan tangannya membuat langkah Syifa terhenti olehnya. Ia berjalan menatap Syifa dengan mata yang selalu ia tunjukkan waktu ia merasa kebingungan kepada Syifa.

"Plis.." Ucapnya memegang kedua tangan Syifa.

Syifa menepis kuat tangannya hingga tangan pria itu tidak lagi memegang nya "Gue benci lo! Ga usah tunjukin muka lo di hadapan gue lagi!" Pekiknya membuat semua orang yang berada disana menonton mereka. Syifa langsung berlari meninggalkan tempat itu. Perisai nya tidak bisa lagi membendung air yang ingin menerobos  keluar. Air mata terus mengalir di pipi halusnya. Kenapa pria itu muncul di hadapannya sekarang?

"Syifa!" Teriak Naufal. Ia berlari mengejar Syifa, langkahnya terhenti saat pria yang di hadapan nya menghadang nya.

"Lo siapa dia?!" Ucap nya dengan nada sedikit tinggi "Pacar nya?!"

"Bukan urusan lo!" Jawab Naufal mendorong kuat pria di hadapannya dengan bahu kanan nya. Naufal terus berlari mengejar Syifa yang ia sendiri tidak tahu Syifa sekarang berada dimana karena tadi dihalang pria yang membuat Syifa berlari sambil menangis.

"Kenapa Syifa selalu dikelilingi cowok-cowok ganteng sih? Heran!" Ucap Clara teman Agnes yang melihat kejadian tersebut.

"Bener banget! Ada untung nya Adit gue ngga dateng latihan hari ini. Kalo latihan bisa-bisa Adit udah ngejer Syifa juga" Sahut Piona kesal.

***

Naufal sudah hampir seluruhnya mencari Syifa di penjuru sekolah. Ia teringat ada satu tempat yang belum ia datangi yaitu di taman belakang sekolah. Tetapi ia berpikir mana mungkin Syifa berada disana, karena disana sangat sepi hampir tidak ada satu orang pun yang datang kesana, Syifa kan orang nya penakut mana mungkin ia akan kesana sendirian. Tetapi hati nya terus berkata untuk mengecek Syifa disana. Akhirnya ia memutuskan mencari Syifa di taman belakang sekolah.

"Hiks..hiks..kenapa dia harus di pertemukan lagi sama gue" Suara itu berasal dari bawah pohon rindang. Terlihat gadis yang tengah duduk meringkuk memeluk kedua lututnya. Naufal berjalan ke arah nya, ia duduk di sebelah Syifa yang sedari tadi menunduk sambil menangis.

"Ayo pulang?"

Syifa mendongak kan kepalanya, melihat sosok yang sedang duduk di samping nya "Lo dulu an aja" Jawab nya yang di ikuti isakan tangis nya.

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang