twenty nine

568 33 9
                                    

Kringgg...

Bel sekolah berbunyi menandakan pulang sekolah. Naufal merogoh lacinya, membersihkan beberapa bekas makanan dan barang-barang yang di berikan siswi-siswi seperti biasanya. Ini adalah kegiatan Naufal sebelum pulang sekolah setiap harinya. Ia tidak pernah menerima semua barang tersebut, barang-barang maupun makanan yang ada di meja dan lacinya akan di berikan kepada teman-temannya.

Ia membulatkan matanya saat memegang satu bungkus permen karet kesukaannya. Siapa yang memberikan ini? Atau ini memang punyanya yang ia taruh di bawah laci? pikirnya. Setelah selesai membersihkan bangkunya, ia segera meraih permen karet yang ia pegang tadi sembari memakannya. Jika memang itu pemberian dari seseorang, mungkin ini pertama kalinya ia memakan bahkan menerima pemberian dari seseorang.

"Fal lo nganter Syifa pulang hari ini?" Ucap Adit yang sedari tadi menunggunya membersihkan bangkunya.

"Hm" Dengus Naufal.

"Hm.. boleh ngga gu..gue aja hari ini yang ngan..ter Syifa?" Ucap Adit sedikit terbata-bata.

Naufal menoleh ke arah Adit "Lo bisa jagain dia sampai kerumah?"

Adit mengangguk cepat "Boleh?"

"Hm" Dengus Naufal meninggalkan Adit yang masih duduk di bangkunya.

***

"Fal ayo pulang, gue laper banget!" Ucap Syifa yang sudah menunggu Naufal di parkiran.

Adit berjalan ke arahnya "Hm, Fa? Lo mau ngga hari ini gue yang nganter lo pulang?"

Syifa mengernyitkan keningnya, setelah itu ia mengalihkan pandangannya menatap Naufal "Fa--"

"Ya udah" Sela Naufal cepat, ia segera melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Syifa dan Adit berdua.

Syifa melihat kepergian Naufal yang semakin tidak terlihat di penglihatannya.

"Ayo naik Fa" Ucap Adit menarik lengan Syifa yang menyadarkan ia dari lamunannya.

"Hm" Dengus Syifa naik ke atas motornya.

Sepanjang perjalanan tidak ada suara diantara mereka. Syifa bingung harus mengatakan apa, lebih baik ia diam. Adit selalu ingin mengeluarkan suaranya, tetapi saat ini ia sangat gerogi terhadap Syifa. Entah kenapa perasaannya kepada Syifa lama-kelamaan semakin dalam.

"Fa? Kita makan dulu yuk?" Ucap Adit memecahkan keheningan.

"Ayo! Gue laper banget" Jawab Syifa jujur.

Adit terkekeh mendengarnya "Ya udah kita makan di tempat biasa ya?"

"Boleh-boleh"

Adit memarkirkan motornya di sebuah parkiran cafe yang sering ia kunjungi. Cafenya terletak tidak jauh dari rumah Syifa. Terkadang mereka sering berkumpul di cafe tersebut, entah itu mengerjakan tugas atau hanya berkumpul saja. Mereka melahap makanan yang mereka pesan, seperti biasa Syifa akan memesan makanan khas Korea yang ada di cafe tersebut. Selain penyuka drama Korea, ia juga penyuka makanannya. Sebelum pulang Syifa memesan eskrim kesukaannya terlebih dahulu. Ya, eskrim rasa macalate dengan topping oreo.

***

Malam ini, Naufal duduk di balkon kamarnya sembari memakan permen karet yang setiap hari ia makan. Ia memikirkan siapa yang memberinya permen karet tadi di sekolah. Setahunya tidak ada orang yang tahu bahwa ia menyukai permen karet kecuali dua temannya dan kakaknya sendiri.

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang