"Lo ngga apa-apa kan?" tanya Adit kepada Syifa yang baru selesai diobati kakinya oleh temannya Lita anggota PMR.
"Iya, ngga apa-apa kok."
Adit mengulurkan tangannya kearah Syifa, "Sini biar gue bantu."
"Makasih," Syifa menyambut tangan Adit.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju kearah kelasnya.
"Gue boleh tanya sesuatu?" tanya Adit kepada Syifa yang berjalan beriringan.
"Boleh."
"Kenapa Angel kek benci banget sama lo?" tanya Adit kembali.
"Hm..oh itu, cerita nya panjang sih. Awalnya gue pertama kali ketemu dia pas masih di sekolah menengah pertama dulu gue pindahan dari SMP di Bandung. Terus gue sama Angel jadi temen akrab. Tapi lama kelamaan Angel punya temen baru, ya itu Piona sama Clara. Terus dia jauhin gue, dan dia bilang ke gue gini, lo tuh udah merenggut semuanya dari gue dan lo juga udah jatuhin gue. Hm, gue udah berusaha biar baikan sama dia, tapi ya itu lo tahu sendiri kan," jelas Syifa.
"Tapi dia udah keterlaluan sama lo, gue ngga rela lo disaki---" Adit tidak melanjutkan pembicaraannya.
"Hm?" ucap Syifa.
"Eng...ngga kok, itu kita udah di depan kelas," kata Adit sedikit terbata-bata.
"Hm..yaudah masuk."
Adit sangat baik kepada Syifa, Syifa merasa sangat nyaman jika ia didekat Adit.
Adit dan Syifa duduk di tempat duduk mereka masing-masing.
"Lo darimana aja Fa? Lo telat lagi?" tanya Shireen kepada Syifa. "Kok bisa bareng Adit?"
"Tadi--"
"Itu," potong Adit dan menunjukkan jarinya ke arah lulut Syifa.
Refleks mata Shireen tertuju ke arah jari Adit. "Lo kenapa?" ucap Shireen dengan suara melengkingnya, membuat beberapa orang di kelas melihat ke arah mereka.
"Ngga apa-apa kok."
"Hah?! Ngga apa-apa kata lo?!" teriak Shireen kembali, membuat Naufal melepas earphonenya dan melihat ke arah mereka.
Naufal masih melihat ke arah mereka, perasaannya penuh tanda tanya. Kenapa ia seperti ingin tahu apa yang terjadi dengan Syifa. Perasaannya sangat aneh, mengapa ia harus mempedulikan hal itu?
"Hei Fal.. Fal..woiii kok lo bengong," teriak Azka membuat Naufal sadar akan lamunan nya.
"Ga."
"Hmm tapi tad--"
"Hust," potong Naufal dan langsung menyumpal earphone ketelinganya kembali.
"Labil," upat Azka.
***
"Fal, gue sama Adit duluan ya," teriak Azka di pinggir lapangan basket.
"Ya,"
Hari ini jam ekstrakurikuler basket untuk Naufal. Ia sangat menyukai jam ekstrakurikuler basket. Ya, karena hobinya adalah bermain basket. Ketika ia masih duduk di sekolah menengah pertama dia adalah kapten basket di sekolahnya.
"Latihan hari ini sudah cukup, besok jangan lupa untuk latihan kembali karena dua Minggu lagi kita akan mengikuti pertandingan," ucap pelatih basket di sekolahnya.
"Siap," jawab murid-murid yang mengikuti ekstrakurikuler basket dengan serempak.
Naufal melirik jam tangan nya, ternyata sudah menunjukkan pukul 5.15 sore. Cukup lama hari ini ia latihan basket dari pukul 3 sampai jam 5.15 sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Teen FictionSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...