Shireen masuk kembali ke kamar Syifa setelah mengangkat telpon dari pacarnya yaitu Azka. Ia senyum-senyum tidak karuan, salah tingkah ketika menghampiri Syifa.
"Kesambet apa? Senyum-senyum sendiri. Pasti kesambet sama gombalannya Azka nih, udah kebaca dari wajah lo" Ucap Syifa ketika Shireen duduk di sampingnya.
Shireen nambah tersenyum dengan ucapan yang di lontarkan Syifa kepadanya "Ah elo, tau aja"
Syifa hanya memutarkan bola matanya melihat temannya yang baru saja di mabuk cinta "Gue tu sekarang lagi di fase-fase sedang menyukai seseorang"
Shireen yang dari tadi hanya cengar-cengir langsung merubah mimik wajahnya dengan ekspresi yang penasaran "Sama siapa?! Adit? Yey alhamdulillah akhirnya lo buka hati buat orang lain, apalagi Adit. Turut berduka cita Syifa!!!" Teriak Shireen yang langsung memeluk Syifa.
"Woi! Astaghfirullah, siapa yang ninggal!"
"Ha?" Ucapnya seperti orang bodoh "Lah iya, maksudnya gue turut senang!!! HAHA" Jawabnya tertawa.
"Hmm.. tapi kok Adit?"
Shireen langsung mengernyitkan alisnya dan memasang wajah penasaran nya kembali "Iya, memang Adit kan?"
Syifa menggelengkan kepalanya "Bukan. Tapi.."
"Ha.. tapi?????" Ucap Shireen mengikuti gerakkan mulut Syifa yang mengucapkan kata tapi "Tapi siapa woii! Ah males ngegantung mulu kalo cerita kayak perasaan"
"Haha! Gue cuma bercanda kok"
"Ah ngga mungkin! Atau lo masih belum move on dari Raka? Lo kan nolak kak Rey kemarin pasti masih ada rasa sama brengsek Raka" Jawab Shireen cemberut.
"Ih apaan sih, lagian gue nolak kak Rey ngga ada sangkut pautnya sama Ra--" Syifa tidak melanjutkan pembicaraan, mendengar nama Raka saja ia sangat benci apalagi untuk mengatakannya "Ya itu lah pokoknya"
Dengan Shireen mengucapkan orang yang pernah hadir di kehidupanya membuat ia teringat kepada sosok tersebut. Orang yang ia cintai, orang yang ia sangat sayangi dan orang yang sangat ia percayai. Tapi itu DULU. Semuanya sudah berubah ketika ada orang ketiga yang masuk dalam kehidupan Raka.
Raka adalah teman kecilnya dan sekaligus pacarnya ketika ia masih tinggal di Bandung. Saat itu mereka adalah sahabat yang melibatkan perasaan. Mereka sudah berteman sejak kecil karena mereka adalah tetangga. Satu sekolah, mengerjakan sesuatu bersama bahkan mereka selalu bermain bersama.
Ketika mereka baru saja naik kelas 2 SMP, disana Raka menyatakan perasaannya di depan teman sekelasnya. Akhirnya mereka pacaran ketika masih kelas 2 SMP. Ketika naikkan kelas 9, mereka berpisah karena Syifa pindah ke Jakarta untuk pekerjaan ibunya yang meneruskan perusahaan ayahnya. Maka dari itu mereka menjalin hubungan dengan ldr. Mereka saling percaya satu sama lain, sebelum Syifa masuk SMA ia berlibur ke kota tempat ia di lahirkan yaitu Bandung, sekalian ia mengunjungi rumah neneknya disana.
Flashback on
"Raka?" Ucap Syifa ketika menemui pacarnya yang sedang berlatih basket di lapangan dekat rumah lamanya.
Raka yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke sumber suara, suara itu tidak asing di telinganya. Ketika ia menoleh, ia terkejut dengan sosok yang dulu selalu mengisi harinya setiap saat.
"Syifa?" Ucapnya "Kapan lo sampai kesini"
Syifa sudah memiliki firasat yang tidak enak saat itu, Raka sangat berbeda dengan Raka yang ia kenal.
"Tadi" Jawab Syifa singkat.
"Sayang, ini minumnya" Ucap sosok gadis yang tidak asing bagi Syifa. Itu teman satu sekolahnya saat SMP kemarin. Itu Rayya, pemimpin children saat SMP. Rayya terkejut bukan main saat melihat perempuan yang berada di hadapan Raka "Syi.. Syifa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
NAUSY
Novela JuvenilSungguh cinta bertepuk sebelah tangan itu sangat menyakitkan. Kau seperti tidak pernah memperdulikan kehadiranku. Aku terus berjuang untuk mendapatkan cintamu, mungkin aku masih bisa menunggu kehadiran cintamu. Tapi jika aku telah lelah, mungkin itu...