sixteen

687 41 7
                                    

"Juara ketiga dimenangkan oleh.... dari SMA TRISAKTI," ucap mc perlombaan olimpiade matematika yang diadakan di SMA ANGKASA.

"Woahh," riuh tepuk tangan meriah para penonton yang menyaksikan perlombaan di lapangan.

"Lanjut, juara kedua dimenangkan oleh dari SMA? Hayo SMA mana? Ya... SMA ANGKASA!!!"

"Woahh," tepuk tangan kembali meriah setelah mendengar juara pemenang disebutkan adalah tuan rumah dari sekolah ini sendiri.

"Dan... Buat juara pertama, dimenangkan oleh??? Dari SMA....ARCANA!!!"

"Woahh, piwit," tepuk tangan pun semakin meriah.

Naufal dan Syifa saling bertatapan tidak percaya. Mereka berdua segera menaiki panggung yang berada di depan mereka. Kini semua orang penuh dengan tepuk tangan yang meriah dan mengambil foto-foto sang juara yang berada di depan.

"Congrats Fal, Fa!" ucap Shireen yang berada di dekat panggung. Shireen segera merangkul Syifa.

"Thanks ya Reen!" jawab Syifa membalas rangkulan temannya itu.

"Selamat ya anak-anak ibu bangga sekali dengan kalian berdua!!" ucap Bu Dina memegang piala yang mereka menangkan.

"Iya Bu, terimakasih bu atas dukungan dan bimbingannya selama ini," kata Naufal dan Syifa kompak.

Syifa, Naufal, Shireen, Azka dan Adit memutuskan untuk makan siang di sebuah restoran yang terletak tidak jauh dari SMA ANGKASA.

"Congrats bro!!!" ucap seorang laki-laki yang tengah berjalan mendekati mereka. Sontak mereka langsung melihat ke sumber suara. "Congrats juga ya gadis kecil!!!" kata cowok itu mencubit gemas hidung Syifa dan langsung memeluk tubuh mungilnya.

Ya, itu Reyhan yang langsung duduk bersama mereka yang tengah menunggu makanan mereka sampai.

"Kak Rey! Syifa kira kakak ngga dateng," jawab Syifa sembari membalas pelukan hangat dari Reyhan.

"Kan itu kamu yang ngira. Oh iya karena kamu udah menang lomba, kamu mau beli apa?" ucapnya menghadap Syifa.

Ha? Sedekat itu kah mereka? Dengan gue aja ngga pernah gitu -Naufal membatin melihat mereka.

"Hmm apa ya? Buku aja deh," jawab Syifa.

"Buku? Ya ampun di otak kamu itu yang ada cuma buku, buku, buku doang," Reyhan mengacak-acak rambut panjang Syifa yang terurai.

Shireen menatap Adit yang menunduk dengan raut wajah cemberutnya. Shireen paham dengan ekspresi wajah Adit. Pasti ia cemburu pikirnya.

"Naufal ngga kakak kasih hadiah juga?" tanya Syifa.

"Oh iya buat adek gue yang menyebalkan ini, lo mau apa bro? Ntar gue beliin," Reyhan menepuk pundak Naufal yang duduk di sampingnya.

"Ngga."

"Ehm, lo malu ya?" goda Reyhan kepada adiknya.

"Ngga."

"Jangan heran aja sama nih anak, irit banget kalo ngomong. Ya udah deh gue beli in permen karet aja lah yak?" tanya Reyhan lagi.

"Serah."

"Oke deh permen karet!"

Mereka melahap makanan yang dihidangkan di atas meja. Bercerita, bercanda bahkan bermain game telah mereka lakukan.

"Syifa.." Llirih Reyhan meraih kedua tangan Syifa.

Syifa menatap Reyhan dengan ekspresi tanda tanya, "Iya?"

"Gue mau bilang, kalo besok gue udah langsung on the way ke London."

Uhuk, uhuk. Syifa tiba-tiba batuk setelah tersedak makanan yang ia makan dan mendengar ucapan yang dilontarkan Reyhan baru saja. Ia segera minum minuman yang ia pesan tadi, "Besok? Bukannya satu Minggu lagi kak?"

NAUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang